Ketika Zayn duduk di sebuah pelelangan mobil, ia jadi bertanya-tanya, sebenarnya apa yang sedang dilakukannya di situ. Travis—teman lama Zayn—memberitahu Zayn sebuah tempat pelelangan mobil-mobil tua dan unik ini, jadi Zayn mendatanginya.
Zayn datang ke sana juga bukan tanpa alasan. Setelah berkonsultasi dengan Travis dan Aaron, Zayn mengambil kesimpulan dari nasihat dua orang itu bahwa mungkin, untuk memperbaiki hubungannya yang retak (Zayn yakin sebenarnya lebih parah dari retak) dengan Kyle, ia harus memberikan Kyle sesuatu.
Karena Kyle punya truk Chevrolet dan dodge charger tahun tua yang kondisinya masih sangat bagus, Zayn menduga Kyle adalah penyuka mobil-mobil antik. Seandainya Kyle penyuka mobil mewah, mungkin akan lebih mudah buat Zayn karena Zayn jadi tidak perlu repot-repot menyetir selama dua jam demi pelelangan ini.
Zayn duduk di kursi terdepan. Di pangkuannya terdapat papan dan spidol hitam dan tisu untuk menghapus. Sejujurnya, Zayn tidak terlalu mengerti sistem lelang ini. Yang ia tahu adalah ia bakal rela membeli mobil sebanyak dan semahal apapun asal bisa sedikit membuat hubungannya dengan Kyle membaik.
"1974 brazilian charger," kata si pembawa acara. "Buka harga mulai dari 5000 pound."
Zayn menuliskan 50.000 pound di papannya, kemudian mengangkatnya tinggi-tinggi. Si pembawa acara, dengan wajah sumringah, langsung menunjuk ke arah Zayn dan berseru, "Ya! Mobil ini milikmu, tuan..."
"Malik," jawab Zayn singkat.
Jadilah, Zayn membeli charger berwana hijau army itu dengan harga 50.000 pound. Kalau dipikir-pikir, harga itu sangat mahal untuk mobil seperti ini. Tapi, Zayn benar-benar tidak terlalu mempermasalahkan uang untuk sekarang.
Keesokan harinya, mobil itu diantar ke rumahnya menggunakan mobil derek. Surat-suratnya diberikan kepada Zayn, yang lalu langsung Zayn urus dan ia balik nama menjadi atas nama Kyle.
"Kau beli mobil baru?" Zayn mendengar Katya bertanya ketika Zayn sedang mengisi beberapa dokumen di meja kerjanya. "Tapi sepertinya, itu bukan seleramu."
Walaupun Katya tidak tahu banyak tentang mobil, Katya pasti tahu Zayn tidak begitu menyukai mobil-mobil tahun lama. Karena Zayn tipe orang yang praktis—ia tidak ingin direpotkan dengan mobil tua yang sering mogok atau mobil tua yang asapnya menyebabkan polusi yang berlebihan.
Zayn menyukai mobil yang baru, yang dapat dengan mudah ia jumpai dan ia beli di dealer, karena lebih simpel dan lebih ramah lingkungan. Juga lebih mudah dioperasikan, dan lebih modern.
"Memang bukan," Zayn akhirnya menjawab. "Ini untuk Kyle."
Katya mengerutkan dahi. "Kyle minta mobil?"
Zayn tertawa. "Tidak," katanya." Lagipula, mana mungkin Kyle yang keras kepala dan memiliki gengsi yang tinggi itu meminta mobil kepada Zayn. "Aku kebetulan diberitahu tentang pelelangan mobil tua, dan aku ingat Kyle suka mobil-mobil tua. Siapa tahu Kyle suka mobil ini."
Katya mengangguk-angguk. "Terlihat seperti mobil Kyle yang lama."
"Ya, hanya saja mobil ini dirakit di Brazil dan tahunnya lebih muda."
"Aku tidak mengerti, tapi, aku senang kau berusaha," kata Katya. Ada senyum bangga di wajahnya yang sedikit-sedikit membuat Zayn merasa bangga pada dirinya juga. "Omong-omong, ada yang bisa kubantu? Kau sepertinya sibuk sekali."
Zayn menggeleng. "Sudah selesai," katanya, seraya merapikan kertas-kertas dan memasukkannya ke dalam sebuah amplop cokelat. "Alaska masih di kampus, ya?"
"Ya. Dia kuliah sampai sore hari ini," sahut Katya. "Mungkin dia akan menginap di Haggerstone."
Flat Kyle di Haggerstone memang kosong, tapi tetap saja Zayn jadi merasa tidak nyaman tiap kali Alaska menginap di sana. Rasanya hanya tidak benar. Mungkin penyebabnya bukan karena itu adalah tempat Kyle, tapi karena Alaska jauh dari rumah—jauh darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
For Them, We Were.
Romance-Book 3- Kalau dihitung, ada banyak sekali daftar orang yang ingin Kyle bunuh. Tapi dalam sekian banyak daftar itu, Kyle membuat skala prioritas. Pertama, Bianca Anderson. Kedua, Jeff Callison. Ketiga—dan yang paling ia ingin bunuh, adalah seorang p...