Part 26

1.5K 230 42
                                    

Alaska bingung kenapa Kyle terburu-buru pulang setelah makan malam dan obrolan singkat mereka berakhir. Kyle tampaknya tidak ingin menjelaskan lebih lanjut, jadi Alaska hanya mengantar Kyle sampai pagar sebelum Kyle memacu dodge-nya dengan kecepatan yang hanya muncul ketika seseorang sedang menyetir dengan kesal.

Alaska hendak masuk ke dalam, tetapi sudut matanya menangkap sesuatu di samping rumahnya. Teras rumah Damon masih terang. Alaska juga samar-samar bisa mendengar suara aliran air dari teras Damon. Lalu Alaska sadar kalau jam-jam itu adalah jamnya Damon untuk mencuci mobil.

Mereka benar-benar belum berbicara sejak Damon mengumumkan bahwa ia diterima di Middlesex. Alaska juga tahu diri, ia memang sedikit keterlaluan. Jadi mungkin sekarang saat yang tepat untuk meminta maaf.

Alaska membuka pagar, kemudian berjalan keluar. Ia harus merapatkan cardigan tipisnya agar tidak merasa kedinginan. Di depan rumah Damon, Alaska bisa melihat mobil Damon yang masih dipenuhi sabun. Kemudian ada Damon, sedang menyiramkan air untuk membilas mobilnya.

"Damon," panggil Alaska.

Damon menghentikan aktivitasnya. Ia menoleh ke arah Alaska dengan kening berkerut.

"Mau apa?" tanyanya dingin.

"Mau minta maaf soal kemarin," kata Alaska.

Karena Damon masih dingin kepadanya, Alaska jadi merasa sedikit takut. Waktu mereka pertama kali kenal, Alaska ingat Damon benar-benar dingin dan memiliki tatapan sinis yang mematikan. Alaska senang Damon sudah berubah, dan Alaska tidak senang kalau Damon berubah seperti dulu lagi.

Damon menatapnya datar. "Bukan salahmu. Aku saja yang berlebihan."

"Itu jelas-jelas salahku. Aku harusnya mendengarkanmu."

"Aku harusnya tidak usah datang ke tempatmu."

Sekarang Alaska yang menatap Damon dengan sedikit kesal. "Kau berhak datang ke tempatku kapan saja, Damon. Kau tahu itu sebaik aku." Ia kemudian menarik napas dalam-dalam. "Aku tidak tahu apakah kau kesal karena aku mengabaikanmu atau karena aku pergi bersama Kyle. Tapi yang jelas, aku minta maaf."

Damon hanya diam.

"Kau tidak mau memaafkanku?"

Damon berjalan mengitari mobilnya untuk mematikan kran air. Kemudian, ia berdiri di depan mobilnya, tangannya terulur ke belakang, menyentuh kap mobilnya yang tertutup.

"Kau benar," gumamnya pelan.

Alaska mengerutkan dahi. "Apa?"

"Aku tidak kesal karena kau mengabaikanku. Aku kesal karena kau pergi bersama Kyle." Damon terkekeh. Tapi tidak ada kehangatan dalam suara tawanya. "Maaf, ya, aku terlalu kekanakkan. Harusnya aku tidak begini."

Alaska diam saja karena bingung harus berkata apa.

"Dan, tentu saja aku memaafkanmu. Bukan salahmu," ia mendengar Damon berkata lagi, kali ini lebih lembut. "Lagipula, bagaimana bisa aku tidak memaafkanmu?"

"Kau memaafkanku?"

"Ya, sebagian besar karena aku tidak tahu harus main Battlefield dengan siapa seandainya kita bertengkar," kata Damon, membuat Alaska tertawa. "Sebagian lagi karena, yah, tidak ada alasan apapun yang bisa membuatku tidak memaafkanmu."

Alaska kemudian memeluk Damon.

Alaska jarang sekali memeluk Damon. Waktu kecil juga mereka jarang melakukan hal-hal yang romantis. Mereka lebih sering bertengkar karena sama-sama keras kepala. Pertama kali Damon memeluk Alaska mungkin ketika Pumkin pertama mati, dan Alaska menangis tersedu-sedu dengan menjijikkan.

For Them, We Were.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang