Part 49

1.3K 198 24
                                    

Setelah Kyle pergi ke perbatasan dan meninggalkan kota, Alaska baru benar-benar merasa kehilangan Kyle.

Kyle selalu menelponnya dalam dua hari pertama, setiap ia punya kesempatan. Lalu Kyle pergi ke tempat ia harus pergi—perbatasan Kenya dengan Ethopia sekitar dua minggu lalu, dan Alaska belum dapat kabar lagi sejak saat itu.

Alaska lagi-lagi berusaha untuk mengumpulkan kembali hidupnya, berusaha keras untuk tidak diam saja di flat Kyle di Haggerston sembari menunggu Kyle menelpon atau mengirim pesan atau apa saja yang menandakan bahwa Kyle masih hidup sejauh itu.

Jadi, Alaska mempadati jadwalnya. Pagi-pagi sekali ia akan bangun, lalu lari pagi sampai jam 7, lalu mandi dan membuat sarapan, lalu berangkat kuliah, lalu mampir ke perpustakaan untuk mengerjakan tugas kalau ada tugas, lalu pulang ke rumah orang tuanya atau menonton ayahnya latihan atau jalan-jalan bersama ibunya, lalu baru kembali ke Haggerston.

Kadang-kadang Alaska tidur di kamarnya di City of London agar ia bisa mengobrol dengan Damon sebelum tidur. Ia dan Damon sekarang juga lebih banyak menghabiskan waktu untuk bertemu dan mengobrol. Bahkan satu kali Alaska ketiduran di kamar Damon ketika sedang main Assassin Creed.

Hari itu Sabtu, Kyle masih belum juga menelpon. Alaska berasumsi Kyle sangat kesusahan mendapatkan sinyal, bukan karena Kyle sudah—ehm—meninggal, jadi Alaska masih tenang.

Alaska memulai rutinitasnya belakangan ini dengan lari pagi, lalu membuat sarapan. Setelah makan, ia tidak langsung mandi. Ia masuk ke dalam kamar Kyle untuk berberes. Walaupun sebenarnya, tidak ada yang perlu dirapikan lagi. Kamar Kyle masih serapi saat Kyle meninggalkannya.

Alaska bukan hanya menggunakan waktunya untuk rapi-rapi, tapi juga untuk mengobservasi. Alaska merapikan kolong tempat tidur Kyle dan menemukan sebuah box cokelat berisi alat-alat olahraga seperti sepatu bola yang sudah usang, bola sepak, dan beberapa piala.

Lalu Alaska membongkar lemari Kyle untuk menemukan sesuatu yang menarik. Alaska menemukan setumpuk uang di laci lemari, pecahan 20 pound tapi banyak sekali. Alaska menemukan paspor, surat-surat mobil, dan sebuah cincin.

Cincin itu seperti cicin wanita. Modelnya juga bukan model paling baru. Mungkinkah cincin seseorang yang Kyle kenal? Atau Kyle hendak memberikan cincin itu kepada seseorang?

Lalu di lemari paling bawah, Alaska menemukan sebuah kardus sepatu. Kardus itu sudah usang, dan dilapisi plastik. Alaska tahu ia tidak seharusnya menggratak barang-barang Kyle, tapi ia tidak tahan. Jadi, Alaska membuka kardus itu.

Awalnya Alaska mengira isinya obat-obatan terlarang, tetapi ternyata bukan. Hanya barang-barang usang, dan foto-foto usang.

Alaska mengambil foto-foto itu terlebih dahulu. Ada bermacam-macam foto di sana. Ada foto seorang anak laki-laki sedang memakai topi biru—yang lalu Alaska sadari sebagai Kyle. Itu Kyle kecil, dan topi biru itu adalah topi yang memiliki bordiran Achilles di salah satu sisinya menggunakan benang merah.

Kyle tampak senang sekali dalam foto itu. Ia sedang tersenyum lebar ke arah kamera, terlalu lebar sampai Alaska bisa melihat satu gigi depannya sedang tanggal. Di belakangnya ada seekor jerapah. Mungkin Kyle sedang di kebun binatang.

Lalu di foto kedua, Kyle tampak lebih kecil. Kalau di foto pertama umurnya mungkin 5 tahun, di foto kedua, sepertinya 3 tahun. Kyle sedang duduk di sofa, sebelah tangannya mengangkat mainan berbentuk mobil-mobilan tinggi-tinggi. Ia tampak bahagia.

Di foto ketiga, Kyle sepertinya sudah berusia 12 tahun. Foto itu diambil saat sedang thanksgiving, sepertinya, karena Kyle sedang duduk di sebuah kursi di meja makan besar. Ada seorang pria dan wanita baruh baya di meja itu. Ada pula 4 orang dewasa, dan satu anak kecil.

For Them, We Were.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang