Part 15

1.7K 244 39
                                    

Damon menghentikan mobilnya di gedung tiga lantai itu. Ia naik ke lantai tiga menggunakan tangga, kemudian mengetuk pintu nomor 301. Terdengar langkah kaki dari dalam, lalu pintu dibuka, memperlihatkan sosok Kyle.

"Alaska?"

"Di dalam."

Damon melangkah masuk. Flat Kyle cukup rapi untuk ukuran cowok. Tapi, rapinya bukan karena barang-barangnya tersusun. Melainkan karena hampir tidak ada barang-barang pribadi. Hanya ada dapur, sofa, tv, dan barang-barang inti lainnya.

Di ruang tengah tidak ada Alaska, jadi Damon berasumsi Alaska ada di kamar Kyle. Dan Damon benar-benar tidak suka itu.

"Jadi, apa yang kau dapat?"

Damon menatap Kyle sedikit gusar. "Cukup banyak," gumamnya. "Hito menyimpan semua transaksi di gudangnya di daerah Limehouse. Giliranmu untuk mengecek kesana," katanya lagi. "Dan, aku juga diberitahu cara menghentikannya."

Kyle menyimak.

"Kata sumberku, kita harus menemui Matsuda."

"Siapa Matsuda?"

"Pemimpin yakuza di daerah London," kata Damon. "Hito adalah tangan kanannya. Dia bertugas menggantikan Matsuda yang setahun belakangan sedang ada di Jepang."

Kyle tertawa. "Maksudmu, kita harus ke Jepang?"

"Kau coba cek gudang itu saja, oke? Siapa tahu kau menemukan solusi lain, selain menemui Matsuda ini. Karena tampaknya, dia bukan tipe orang yang mudah untuk diajak bekerja sama."

Kyle mengangguk. "Oke," katanya. Ia mengambil kunci mobil di atas counter. "Aku benci harus bekerja sama denganmu, dan aku juga benci harus meninggalkanmu dengan Alaska di flatku." Ia menghela napas. "Alaska sudah menelpon polisi. Mungkin sudah aman untuk membawanya pulang."

Damon menatap Kyle. Ia juga benci Kyle bertindak seperti ini—seperti seolah-olah menjaga Alaska adalah tugasnya. Padahal, sejak Alaska kecil pun, yang bertugas untuk menjaga Alaska selain ayahnya adalah Damon, bukannya Kyle.

Tapi Damon butuh Kyle dalam masalah ini, jadi setidaknya mereka harus akur sampai semua masalahnya selesai.

"Oke."

Kyle mengangguk, lalu pergi.

***

Kyle memarkir truknya satu blok jauhnya dari gudang itu. Seperti kata Damon, gudang itu terletak di Limehouse. Kyle sudah berkeliling selama beberapa menit, dan satu-satunya gudang besar yang lokasinya terpencil adalah sebuah gudang di dekat Cekungan Limehouse.

Gudang itu letaknya menjorok ke tepi cekungan, dekat sebuah dermaga kecil. Gudang itu juga dikelilingi pohon-pohon tinggi yang membuatnya semakin terpencil dan tidak kelihatan. Satu-satunya pencahayaan berasal dari pintu depan gudang.

Kyle terasruk-saruk melompati semak-semak, berusaha untuk tidak terlihat dengan tidak menciptakan suara sekecil apapun. Kyle berhenti di belakang sebuah pohon besar, matanya menatap sebuah lapangan parkir di depan gudang yang kosong.

Kyle mengelilingi gudang, berusaha mencari kendaraan entah kendaraan apapun, tapi hasilnya nihil. Jadi, Kyle berasumsi gudang itu kosong. Atau paling tidak, hanya ada beberapa orang penjaga saja di dalam.

Di lapangan parkir, Kyle melihat bercak ban mobil. Tampaknya masih baru. Mungkin, siapapun yang tadinya berada di dalam gudang baru saja pergi.

Kyle menemukan sebuah jendela di lantai dua. Ia memanjat, kemudian memecahkan jendela untuk membukanya. Dalam waktu dua menit, Kyle sudah di dalam.

For Them, We Were.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang