Part 55

1.3K 214 63
                                    

"Peluru itu bersarang tepat satu inci di atas jantungnya. Satu inci ke bawah, jantungnya meledak, dan dia mati di tempat," kata seorang dokter yang bahkan Jordan sudah lupa namanya. "Tapi, peluru itu mengenai pembuluh darahnya. Pembuluh darahnya pecah, dan dia kehilangan banyak darah. Itu membuat suplai darah menuju otaknya terhambat."

Theodore Jordan sudah lama sekali tidak belajar biologi. Terakhir ia belajar biologi, ia nyaris muntah karena mengeluarkan jantung seekor katak dari dalam tubuhnya. Jadi, sekarang ia merasa sedikit bingung.

"Lalu intinya adalah?" 

"Dia koma."

Jordan tersedak. "Tapi, dia akan baik-baik saja, kan?"

Si dokter menggeleng dengan raut wajah sedih. "Kalau darah yang kami minta dari bank darah tiba esok pagi dengan jumlah sesuai dengan yang kami minta, kemungkinan dia akan selamat."

Kemungkinan. Jordan selalu membenci kata kemungkinan. Baginya, hanya ada iya, atau tidak. Dan kemungkinan, cenderung mengarah ke tidak.

"Golongan darahku O. Ambil saja, kalau memang berguna," Jordan menawarkan diri. Memang agak tolol, tapi Jordan tidak mau kehilangan anak buahnya lagi. Dia tidak mau kehilangan semua anak buahnya dalam satu misi.

"Dia butuh 5 liter."

Oke, itu tolol. Jordan mungkin tidak begitu paham tentang biologi dan kedokteran, tapi ia tahu kalau 5 liter itu banyak, dan mengambil darahnya 5 liter bakalan membuatnya tidak berdaya selama satu minggu di atas tempat tidur.

"Tapi 2 liter juga tidak apa-apa," si dokter melanjutkan setelah Jordan menatapnya sembari melongo.

Yang terjadi selanjutnya adalah, Jordan duduk di salah satu kursi sementara darahnya diambil dan disalurkan kepada Kyle.

Saat itu, Jordan merasa marah sekali. Ia merasa marah karena ia merasa ia tidak becus dalam memimpin regunya. Regu kecil mereka hanya berisi 10 orang, dan Jordan hampir tidak bisa membawa mereka semua kembali hidup-hidup. Bagaimana jika Jordan jadi komandan? Berapa banyak orang yang akan mati karenanya?

Jordan sedang menatap ke arah Kyle, ketika tiba-tiba matanya menangkap sesuatu di balik jaket tentara Kyle yang diletakkan di atas meja. Jordan lalu mengambil sesuatu itu yang ternyata sebuah surat, dan langsung memasukkannya ke dalam kantong jaketnya sendiri tanpa membacanya.

Setelah darahnya diambil, dan Jordan sudah dibolehkan pergi, ia langsung menghampiri Kapten Smith di tendanya. Saat itu Kapten Smith sedang mengobrol dengan Sersan Lahey. Begitu mereka berdua menyadari kehadiran Jordan, mereka langsung terdiam. Lalu Sersan Lahey langsung cepat-cepat keluar.

"Ada yang salah, Jordan?" tanya Kapten Smith.

Jordan mendengus. Ingin sekali rasanya ia menendang orang ini tepat di wajah.

"Kau baru saja memasukkan aku dan timku dalam jebakan. Itu yang salah," kata Jordan. "Kau mengirim timku dan tim Cahill ke tempat pemberontakan full orang-orang yang dulunya mendapat pelatihan militer. Dan kau berkata pada kami bahwa mereka hanya warga sipil yang tidak berbahaya."

Smith tersenyum. "Jordan, kau—"

"Smith, dengar," potongnya. "Aku tahu kau tidak suka padaku. Kalau kau ingin mengeluarkanku dari misi ini, baiklah, keluarkan aku. Tapi, tidak dengan cara menjebak anak buahku seperti ini!" Jordan menaikkan volume suaranya. "Kau baru saja membunuh 9 anak buahku, dan menyebabkan anak buah favoritku koma, Smith. Dan aku tidak bisa menoleransi itu."

"Lalu, apa yang akan kau lakukan?" tantang Smith. "Melapor? Pada siapa? Tidak ada yang menyukaimu, Jordan. Tidak ada yang menyukaimu."

Jordan terdiam.

For Them, We Were.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang