Bab 60. Pernikahan Haikal

332 22 0
                                    

Hari pernikahan Haikal dan Ajeng akhirnya tiba juga. Keluarga besar Bara dan Haikal sudah tiba sejak dua hari menjelang pernikahan. Mereka tengah bersiap untuk berangkat kerumah calon mempelai wanita.

Haikal pun tampak gagah dalam balutan tuxedo berwana putih dengan hiasan kalung bunga melati. Tampak duduh dengan sedikit gelisah.

Dara yang mengerti kecemasan yang Abang, perlahan berjalan mendekat dan duduk disamping sang abang.

Haikal hanya menoleh dan tersenyum mendapati sang adik duduk dengan kepala bersender dibahunya, jemarinya mengusap-usap lengan Haikal menenangkan.

" Mungkin ini yang dulu dirasakan Bara saat menjelang pernikahan kalian ya Dek " ucap Haikal lirih.

" Tidak hanya Mas Bara saja, Adek pun sama, berkali-kali keraguan datang saat pernikahan sudah didepan mata. Saat itu Adek berpikir , benarkah pria itu jodoh yang tuhan kirim utnuk adek, atau bisakah adik tulus menerima Nathan sebagai anak kandung untuk Adek. Namun lagi-lagi senyuman Mas Bara meyakinkan Adek kalau memang dia pria yang tuhan kirimkan untuk Adek " sahut Dara.

" Abang pun begitu, dan Abang yakin Ajeng juga akan berfikiran sama dengan Abang " ujar Haikal. Pria itu menarik nafas dan menghembuskan pelan.

" Yakin saja, kalau cinta kalian tulus dan saling memang berjodoh " sahut Dara.

Kedua kakak adik itu sama-sama saling menguatkan dalam diam.

" Loh, kok malah gelondotan disini kalian itu, ayo siap-siap, Ayah bilang sudah waktunya kita pergi " ucap Mila ketika mendapati kedua anak-anaknya duduk saling bergelendotan.

" Ayo Bang kita bersiap dan turun ke lobi " ujar Dara menepuk bahu Haikal, berdiri dan menghampiri Mila.

Haikal menganggukkan kepalanya seraya berdiri, merapikan pakaiannya sebentar dan mengikuti kedua wanita tercintanya itu.

Berkali-kali Haikal mengehmbuskan nafasnya mencoba utnuk teteap bersikap tenang saat sudah berada didalam mobil. Namun rupanya tingkahnya mendapat perhatian dari Bara.

Bara tersenyum geli melihat Haikal yang tampak tegang, tak tahan akhirnya Bara tertawa.

" Pfft ... merasakan juga kan akhirnya " seloroh Bara menahan tawanya.

Semua menoleh kearah Haikal yang tiba-tiba tertawa geli. Bahkan Dara harus memperingatkan suaminya itu untuk tidak membuat Haikal bertambah tegang.

" Daddy kenapa ketawain Om Haikal sih " bela Nathan, anak itu memang dekat dengan Haikal.

" Hahaha ... Daddy kamu gantian ngusilin om kamu sayang " ucap Restu, karena memang tahu Haikal sempat meledek Bara saat pernikahannya dengan Dara dulu dilaksanakan.

" Memangnya dulu Daddy di usisilin juga ? " tanya Nathan kebingungan.

" Tidak, dulu kan om hanya bercanda " elak Haikal.

Sanggahan Haikal justru membuat mereka semua tertawa, dan Haikal pun akhirnya ikut tersenyum.

Pria itu kalau mereka hanya ingin membuatnya tidak lagi merasa tegang dan lebih sedikit santai. Dan itu terbukti, kini Haikal sudah bisa rileks dan tidak lagi merasa tegang.

***

Akad nikah berjalan lancar Dan hikmat. Acara sungkeman pun berlangsung lancar.

" Selamat menempuh hidup Baru ya Abang, Mbak Ajeng, semoga kalian cepat menyusul diberi momongan juga " ucap Dara seraya mengusap perutnya yang sudah tampak membesar.

" Terima kasih ya dek, semoga lekas diberi momongan, jadi Nathan dan adiknya nanti dapat Kakak baru " sloroh Haikal. Sedangkan Ajeng hanya tertuduk mengaminkan denga sedikit berkaca-kaca.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 4 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Menggoda Sang DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang