Bara mengantar Bara kerumah Debi dengan mobil mewahnya. Kedua tidak saling berbicara dan hanya saling berdiam diri dengan emosi tertahan.
Terlebih Dara gadis itu tampak emosi dan kecewa saat Bara mengatakan bahwa ciuman mereka semalam adalah sebuah kesalahan yang Dara lakukan dibawah pengaruh alkohol.
Meskipun Dara berkilah kalau dia mengingat semuanya, namun Bara tidak mempercayainya. Bara hanya mengatakan bahwa ciuman mereka tidak berrti apa-apa untuknya. Karena itu dilakukan atas dasar mabuk.
" Turunlah, temanmu sudah menunggu " ucap Bara saat mobilnya berhenti tepat didepan rumah debi.
Dara menoleh dan ternyata benar. Tanpa berkata sepatah katapun gadis itu keluar dengan membanting pintu dengan kencang.
Bara hanya memejamkan matanya melihat bertapa emosinya Dara saat membanting pintu mobilnya dengan kencang. Pria itu tidak mengkhawatirkan mobilnya akan rusak, namun justru merasa tak nyaman saat melihat raut wajah Dara.
Bara kembali menjalankan mobilnya setelah melihat Dara masuk kerumah Debi. Pria itu berniat menuju restorannya untuk kembali bekerja hari ini.
***
Dara masuk kedalam apartement Debi dengan emosi yang memuncak. Bahkan gadis itu tak segan mengumpati Bara dengan makian kasar.
" Hei... kamu kenapa sih, datang-datang langsung marah-marah " tanya Debi yang kebingungan melihat Dara dengan marah besar.
Akhirnya Dara menceritakan kejadiannya semalam, bagaimana dan kenapa dirinya bisa berada dikamar hotel bersama Bara .
" Hahahha... aku tidak percaya ada pria yang menolak mengakuinya "
" Diamlah, Debi. Aku tidak ingin mendengar ledekanmu " ucap Dara dengan bersungut-sungut.
" Tapi itu memang salahmu kan yang memancingnya duluan. Dia hanya pria yang terbawa arus saja "
Dara terdiam, dalam hatinya dia mengakui kebenaran ucapan Debi. Namun karena harga dirinya, Dara mencoba menolak kenyataan itu.
" sudahlah sayang, lebih baik kamu pikirkan bagaimana merayu Chef itu agar tidak memberitahu keluargamu tentang kepergian kita ke club malam "
" Kamu benar... itu jauh lebih penting saat ini. Oh tuhan aku tidak percaya melupakannya begitu saja "
" Aku tahu. Karena itu lah tugasku sebagai sahabatmu untuk mengingatkanmu "
Dara menarik nafasnya dalam. Mencoba menghilangkan emosinya karena Bara, biar bagaimanapun dirinya butuh kerja sama pria itu.
" Baiklah, akan aku pikirkan nanti saja. Sekarang tolong berikan aku makan, aku sudah sangat kelaparan " pinta Dara. Gadis itu menuju dapur dan membongkar isi lemari penyimpanan sahabatnya.
" Dan jangan lupa rapikan lagi dapurku. Aku tahu kebiasaanmu yang satu itu." Ancam Debi. Gadis itu sangat tahu kebiasan Dara yang hanya akan menumpuk piring kosong diatas wastafel tanpa berniat mencucinya kembali.
" Iya..iya. aku tidak akan lupa. Kmau tahu kan aku sudah mulai merubah kebiasaanku yang satu itu.
Tentu saja Dara harus berubah. Jika tidak Nyonya besar Mila akan mengomeli sepanjang hari. Dan tentu saja Dara akan menjadi sasaran dari ledekan Abangnya, Haikal.
Dara memakan makanannya dengna lahap. Tidak memperdulikan tatapan Debi yang menatapnya dengan raut kasihan padanya. bagaimana tidak, Dara makan seperti orang yang sedang kelaparan. Setidaknya begitulah menurut penglihatan Debi.
Disisi lain Bara tengah mengintruksikan anak buahnya didapur. Pria itu ikut membantu mereka yang tengah kebanjiran tamu hari ini.
Hari ini cafe dan Resto Bara sudah dipesan untuk acara spesial dari pelanggannya selama tiga jam kedepan. Bara yang termasuk perfeksionis dalam bekerja tentu saja harus bekerja ekstra jika tidak ingin ada kesalahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menggoda Sang Duda
RandomDara Maharani gadis cantik yang ceria namun berotak mesum dan sedikit binal. Terang-terang mengoda seorang duda tampan berbadan hot dengan satu anak yang menjadi tetangga barunya. Bara Pamungkas, duda beranak satu pindah rumah setelah bercerai dari...