Bab 58. Ngidam

1K 44 1
                                    

Hamil muda membuat Dara ikut merasakan ngidamnya para wanita hamil diluar sana. Jika dulu sang Bunda tidak pernah mengidam saat hamil dirinya, berbanding denga saat sang Bunda hamil Haikal.

Seperti saat ini, Dara tengah merasakan nikmatnya vase itu. Wanita cantik itu tampak sedang berdiri dibawah pohon mangga dipekarang rumahnya. Tampak sekali Bara tengah kesusahan meraih buah mangga muda atas perminataan sang istri.

" Sayang, itu sebelah kiri kamu. Itu lebih besar " teriak Dara dari bawah. Wanita itu tampak sekali gemas melihat sang suami tampak kesusahan.

" Bukan yang itu, sebelahnya lagi " teriak Dara lagi.

" Iya sayang, ini juga lagi berusaha " teriak Bara dari atas pohon. Sesekali pria itu berusaha mengahalau semut yang seakan siap berperang dengannya karena mengganggu wilayah mereka. Namun demi snag istri, Bara tidak memperdulikan banyak ruam merah dikulitnya.

" Tsk, susah banget sih " gumam Bara, namun tetap berusaha meraih buah mangga yang lebih besar daripada yang lainnya.

" Woi, ngapain lo nangkring diatas pohon " seru Haikal samil tertawa, pria itu mengunjungi sang Adik bersama Ajeng, tunangannya itu.

" Diem deh lo Bang, mending bantuin petik mangga," teriak ??Bara dari atas pohon.

Dara tidak memperdulikan kedatangan Haikal dan Ajeng, matanya masih fokus dimana Bara masih diatas pohon berusaha mengambil buah mangga untuknya.

" Pohonnya kan banyak semutnya dek ? " ucap Haikal, duduk bersebelahan dengan Ajeng dikursi belakang.

" Abang diem deh, mending Bantuin Mas Bara petik mangganya daripada Cuma ngomong saja " sewot Dara.

" Ogah banget " tolak Haikal tengil yang kemudian mendapatkan lirikan tajam dari snag Adik.

" Abang, sudah dong, senang banget sih jahilin adik sendiri " lerai Ajeng.

Gadis itu tahu kalau tidak segera di hentikan, maka Haikal akan terus membuat Dara kesal.

" Mending Abang gantiin aku tangkapin mangganya, biar aku sama Mbak Ajeng bikin bumbu rujaknya " sahut Dara kemudian melengos pergi sembari mengajak Ajeng kedapur bersama.

" Tsk, punya adik satu yang lagi ngidam saja ngerepotinnya minta ampun " dumel Haikal namun masih terdengar oleh Dara.

" Abangggg ... Adek denger yaa " teriak Dara, berjalan menuju dapur.

" Iya ... Iya, maaf Dek " balas Haikal berteriak.

" Cepetan tangkapin ini mangganya, banyak banget semutnya " omel Bara bersiap melemparkan mangga yang sudah berhasil dipetiknya.

" Tsk, Ada aja sih bini lo itu " dumel Haikal namun tidak urung berdiri dan berusaha menangkap lemparan mangga dari adik iparnya itu.

Bara berhasil mengambil beberapa biji mangga muda utnuk sang istri, dan bergegas turun dari atas pohon.

Tiba-tiba Bruk ..

Terdengar suara orang terjatuh, tampak Bara terjengkang kebelakang sembari meringis kesakitan.

" Hahaha ... sial banget sih bro " gelak Haikal mentertawakan kesialan yang dialami Bara.

" Sialan, malah ketawa lagi, gak lihat apa ini demi memenuhi perminataan adik Abang satu-satu nya itu ? " sewot Bara, berdiri sembari menepuk-nepuk bokongnya menghalau kotoran yang menempel.

" Pffftt ... iya deh, demi calon anak lo juga " sahut Haikal menahan tawa.

Bara tidak membalas ucapan kakak iparnya itu, hanya melirik kesal.

Menggoda Sang DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang