Suara desahan nafas kedua insan yang tengah bercinta memenuhi seluruh ruangan kamar ini. Bara tengah bergerak liar diatas tubuh Jasmine. pria itu mengerakaan pinggulnya dengan cepat saat dirasa sebentar lagi mencapai orgasmenya.
" Baaaraaa.... oughh... peeelan seeedikithh " ucap Jasmine dengan nafas tersengal sengal-sengal.
Namun Bara tak perduli. Dia hanya menikmati dirinya sendiri. Hanya berfikir bagaimana dia mendapatkan pelepasan untuknya.
" Aaahhhh emmmm " Bara mengeram nikmat saat mendapat pelepasnnya lalu ambruk diatas tubuh Jasmine.
Setelah mengistirahatkan tubuhnya lima menit, Bara segera menyingkjir diatas tubuh Jasmine dan melepas kondom yang terisi penuh dengan Spermanya dari kejantanannya.
Bara bangkit lalu berjalan menuju kamar mandi dan segera membilas tubuhnya dengan air hangat. Pria itu tidak ingin meninggalkan aroma sehabis berhubungan.
Jasmine hanya duduk diatas ranjang menatap pintu kamar mandi yang tertutup dengan perasaan terluka. Wanita itu setuju untuk menjadi teman tidur Bara karena menyimpan perasaan kepada pria itu. Meskipun tahu Bara tidak punya perasaan itu terhadapnya. Mereka hanya berhubungan atas kepuasan semata.
" Kamu langsung pergi ? " tanya Jasmine saat melihat Bara keluar dari kamar mandi saat sudah berpakaian rapi.
" Iya, aku harus menjemput Nathan . aku pergi " ucap Bara. Lalu keluar begitu saja tanpa harus menunggu jawaban wanita yang telah memberikan kepuasan kepadanya. Baginya Jasmine hanyalah wanita pemuas nafsunya.
Mereka sepakat menjalin hubungan tanpa melibatkan perasaan satu sama lain. Terlebih semua kebutuhan Jasmine, Bara lah yang memenuhinya. Bara memberinya kemewahan dan juga tempat tinggal. Membuat Jasmine tak bisa berharap lebih dari pria itu. Jika dia serakah, siap-siap dia harus kehilangan semua fasilitas yang diberikan oleh Bara.
Bara mengendarai kendaraan dengan kecepatan penuh menuju rumah. Ini sudah waktunya Nathan untuk pulang.
***
Dara masuk rumah dnegan langkah gontai. Gadis itu nampak sekali terlihat lelah. Namun matanya sedikit meicing saat mendengar gelak tawa anak kecil didalam rumahnya.
" Apakah aku salah masuk rumah ? " gumam Dara.
Dengan bodohnya gadis itu kembali kedepan dan melihat nomor rumahnya.
" Betul ini rumahku. Aku tidak salah. Lalu kenapa ada suara anak kecl didalam ? " gumam dara sambil mengangguk kepalanya yang tidak gatal.
Dara berjalan sedikit mengendap-endap dan mencari asal usara anak kecil itu.
" Dari arahnya sih dari taman belakang " bisik Dara lalu berjalan pelan menuju taman.
Dara menatap heran melihat sang Bunda sedang tertawa bersama seorang anak laki-laki kecil dengan ceria. Dara mendekat kearah sang Bunda.
" Anak siapa itu Bun ? " tanya Dara lalu mencium pipi sang Bunda. Lalu melirik ke arah Nathan yang terdiam saat melihatnya.
" Cucu Bunda lah " ucpa Mila cuek.
" Cucu ? bang Haikal punya anak diluar nikah Bun? Sejak kapan. Kok Dara gak tahu ? " tanya Dara lalu berteriak kencang karena dipukul Mila.
" Aduh sakit Bun " teriak Dara
" Salah sendiri bicara sembarangan " sewot Mila.
" Lah kan Bunda sendiri yang bilang anak itu cucu Bunda. Aku kan belum pernah melahirkan... berarti kan tersangkanya tinggal Bang Haikal " elak Dara.
" Memang nya untuk dapat cucu setampan Nathan harus dari kalian berdua ? " omel Mila.
" Ya terus ? " tanya Dara penasaran
" Kaka itu anak Oma ? " tanya Nathan sambil menatap Dara tanpa kedip.
" Iya ini Kakak Dara, anak Oma yang Bungsu. Adik nya Om Haikal " ucap Mila sambil tersenyum manis. Lalu berubah ekpresi kesal saat menatap Dara. Kemudia tersenyum kembali saat menatap Nathan.
" Hai Kak Dara. Kenalkan aku Nathan. Kakak mau jadi pacarku ? " tanya Nathan dengan senyum lebarnya memperlihatkan deretan giginya yang nampak putih.
Dara melonggo mendengar pernyataan cinta dari anak diiusia empat tahun. Sedangkan Mila hanya tertawa terbahak.
" Heh bocah, kamu itu belum pantas untuk cinta-cintaan. Belajar saja sana yang rajin. " ucap Dara lalu menjawil hidung mancung milik Nathan.
" Kalau begitu tunggu Nathan sudah besar dan bisa menghasilkan uang. Baru kak Dara jadilah pacar Nathan ya " pinta bocah itu dengan binar mata lucu.
" Hemmm.... akan kak Dara pikirkan. Asalkan kamu selalu juara " jawab Dara.
" Baiklah. Kaka tidak boleh ingkar janji ya " ucap Nathan lalu menyodorkan jari kelingkingnya.
" Kan kakak tidak berjanji. Tapi akan memikirkannya " ucap Dara namun tetap mengaitkan jari kelingking mereka. membuat Nathan tersenyum lebar.
" Bunda tidak mengira kalau jodoh kamu adalah anak usia empat tahun " ledek Mila sambil mengusut sudut matanya yang berair karena kebanyakan tertawa.
" Terus deh Bunda. Ngeledeknya gak tanggung –tanggung " ucap Dara sambil cemberut.
" Dia anak siapa sih Bun. Kok bisa anak itu akrab sekali sama Bunda. " tanya Dara penasaran.
" Sudah dibilang dia cucu kesayangan Bunda. Sudah kamu ganti baju dulu sana lalu temani Nathan disini. Bunda harus segera menyiapkan makan malam untuk kita " ucpa Mila.
" Oke. Ucap Dara, lalu beralih ke Nathan " Kakak ganti baju dulu ya. nanti kakak kesini lagi "
Nathan mengangguk lalu melambaikan tangannya kepada Dara, membuat Dara tersenyum mebalas lambaian anak itu.
Tak sampai tiga puluh menit Dara sudah kembali lagi bersama Nathan dengan memakai celana hotpant dan kaos gombrang yang panjangnya hampir menutupi panjangnya hotpantnya. Sehingga membuat Dara nampak seolah hanya mengenakan kaos kebesaran tanpa bawahan. Dara memang terbiasa memakai celana hotpant jika didalam rumah.
" Nathan, kamu gak mau mandi " tanya Dara.
" Tapi Nathan gak bawa baju ganti kak " ucpa Nathan
" Hem... sepertinya kakak punya baju yang pas untuk kamu. Yuk... kaka mandiin dikamar kakak " ajak Dara. Nathan hanya mengangguk mengikuti Dara yang mengandengnya menuju kamar gadis itu.
Dara memandikan Nathan dengan cekatan. Seolah terbiasa membandikan anak kecil.
" Nathan sudah yuk mandinya, lihat nih baju kak Dara basah semua karena ulah kamu " ajak Dara, memperlihatkan kaosnya yan basah karena ulah bocah itu.
" Hahaha... sebaiknya kaka mandi lagi. " ucpa Nathan tertawa.
" Buruan gak mandirinya... kalau gak kakak tinggal nih. " ancam Dara membuat anak itu menurut padanya.
Dara melilitkan handuk ditubuh Nathan. " Kamu tunggu disini sebentar. Kakak ganti kaos dulu sebentar "
Namun sebelum itu Dara memakaikan Nathan baju. Bahkan mendadani anak itu. Pakaian yang dipakai Nathan tadinya adalah kado yang akan diberikan untuk anak kenalannya. Namun diberikan untuk Nathan. Sedangkan dia bisa membeli lagi untuk ganti anak kenalannya.
Dara melepaskan kaosnya sehingga Dara hanya mengenakan Hotpant dan bra saja. Tiba-tiba pintu dibuka oleh Nathan tanpa sempat Dara peringatkan.
Dara terdiam kaku sambil mengengam kaos basah. Sedangkan pria tampan didepannya pun sama. Mereka sama-sama terpaku. Sampai tidak sadar jika Dara hanya mengenakan Bra untuk menutupi aset kembarnya.
Bara menatap tubuh Dara yang ampak putih mulus. Nampak sangat sexi dan mengairahkan. Terlebih dari dengan kedua aset kembar milik dari yang nampak menyembul dari balik branya yang tampak kekecilan. Nampak sekali sorot penuh kekaguman dari mata pria itu.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Menggoda Sang Duda
RandomDara Maharani gadis cantik yang ceria namun berotak mesum dan sedikit binal. Terang-terang mengoda seorang duda tampan berbadan hot dengan satu anak yang menjadi tetangga barunya. Bara Pamungkas, duda beranak satu pindah rumah setelah bercerai dari...