Saat ini Dara, Beby, dan Ajeng sedang berada di cafe Bellevue langganan mereka bertiga, sekaligus tempat favorite mereka terlepas dari siapa pemilik cafe ini.
Mereka bertiga memilih duduk diruangan private atas rekomendasi Sakti yang sudah ditelpon oleh Bara. Dara memang memberi tahu keksaihnya itu tentang kejadian yang terjadi dikantornya tadi siang.
" Aku sebetulnya masih kesal pada kalian karena menutupi semuanya dariku " ucap Ajeng pura-pura menatap Dara dan Beby kesal.
" Ayo dong Ajeng, jangan kesal lagi. Aku tidak bermaksud menutupinya darimu " rengek Dara sambil mengoyang lengan Ajeng.
" Betul ... aku juga tidak berniat begitu. Kamu tahukan aku sudah berjanji sama ini anak, kalau aku tidak akan bercerita kepada siapun " ucap Beby sambil menunjuk kearah Dara.
" Tapi kan kalian bisa bercerita kepadaku saja. Memangnya kalian pikir aku akan bercerita kepada orang lain? Atau mungkin kalian takut aku memanfaatkan status Dara untuk kepentingan pribadiku ? " ucap Ajeng membuat kedua gadis didepannya itu cepat-cepat mengelengkan kepalanya.
" Tidak ... tidak seperti itu " sahut Dara dan Ajeng bersamaan.
Ajeng tersenyum diam-diam karena berhasil mengerjai kedua sahabatnya itu. Salah siapa coba? Berani mereka berdua membohonginya selama ini, batin Ajeng tersenyum devil.
" Ha .. ha ... ha, sudah-sudah, aku tak kuat kalau harus mengerjai kalian berdua. Lihat wajah kalian itu, sungguh lucu sekali " Ajeng tertawa terpingkal.
" Sialan, aku kira kamu benar-benar marah padaku " ucap Dara memukul lengan Ajeng pelan.
" Seneng tuh dia berhasil mengerjai kita berdua " timpal Beby dengan jengkel.
" Salah sendiri menutupi semuanya dariku, anggap saja ini balasan kalian berdua " balas Ajeng gak mau kalah.
" Berarti kita berbaikan ya sekarang " ucap Dara.
" Baiklah, kita berbaikan " sahut Ajeng.
Ketiga gadis itu saling merangkul pundak untuk merayakan persahabatan mereka yang baik-baik saja.
" Tapi gimana dong, aku malu sama Dara sekarang ini. bisa-bisanya aku mengakui tertarik dengan Pak Haikal didepan adik perempuannya sendiri " ucap Ajeng sedikit merajuk.
Dara dan Beby saling melemparkan senyum tertahan.
" Tapi baguslah, setidaknya gadis yang menyukai Abang reseku itu sebaik kamu Ajeng " ucap Dara.
" Betul, Bang Haikal itu susah loh jatuh cinta sama seorang gadis. Sekalinya dia jatuh cinta dia akan serius dengan perasaannya " sahut Beby.
" Betul itu " timpal Dara membenarkan. " Abang itu emang sih rese banget, tapi kamu yakin suka sama Abang? Dia orangnya begitu loh " sambung Dara menatap ajeng penuh selidik.
" Tapi meskipun begitu Pak Haikal yang aku kenal itu berbeda dengan yang aku kenal kemaren. Dia sika bercanda dan orang yang sangat humble dan hangat loh " bela Ajeng, membuat Beby dan Dara melongo tak percaya.
" Huft ... susah kalau sudah cinta buta " balas Dara membuat Beby dan ajeng terkikik.
Dara ikut tertawa bersama mereka, membuat ketiga gadis itu terlihat heboh dimata Sakti yang menatap ketiga lewat cctv.
***
" Aku baru tahu kalau kamu punya hobi mengintip para gadis secara diam-diam " ucap Bara membuat Sakti tersentak kaget.
" Sialan, bisa gak sih jangan membuat oran kaget " umpat Sakti, namun netranya maish menatap Beby dengan tatapan kagum.
" Ungkapkan jika kamu memang tertarik sama Beby " sahut Bara sambil melirik Sakti yang menatap wajah Beby dengan lekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menggoda Sang Duda
RandomDara Maharani gadis cantik yang ceria namun berotak mesum dan sedikit binal. Terang-terang mengoda seorang duda tampan berbadan hot dengan satu anak yang menjadi tetangga barunya. Bara Pamungkas, duda beranak satu pindah rumah setelah bercerai dari...