Dara berjalan dengan ogah-ogahan menuju tukang sayur yang biasa manggal di ujung gang rumahnya. Karena perintah sang kanjeng Ratu yang tidak bisa ditolak, membuat Dara memberengut kesal.
Dengan sandal jepit dan kaos oblong yang kebesaran, Dara sudah nampak seperti anak pungut dikeluarganya yang terkenal keluarga berada.
" Eh Mbak Dara mau belanja sayuran ya " sapa Santi.
" Hehehe... iya, kanjeng Ratu nyuruh ambil pesanan sayurnya " ucap Dara
" Sebentar ya Mbak Dara, saya ambilkan pesanannya " ucap Mang tono, tukang sayur keliling yang biasa mangkal diujung gang.
Dara mengangguk kemudian asyik mendengarkan mereka yang tengah bergosip. Mereka adalah para pembantu rumah tangga yang sedang berbelanja sayur. Namun Dara sudah akrab dengan mereka karena sering diminta sang Bunda untuk membeli sayuran disini.
Dara tidak pernah memandang mereka buruk meskipun mereka hanyalah pembantu rumah tangga. Sebaliknya mereka cukup menyukai Dara karena keramahannya. Dara sering bergosip dengan mereka. karena dari merekalah Dara bisa mendapatkan gosip terbaru dan terpanas tentang penghuni dikomplek ini. Dan para pembantu disini menyebut geng mereka dengan geng rempong.
" Mbak Dara sudah pernah bertemu belum dengan tetangga baru sebelah rumahnya ? " tanya Santi salah satu dari geng rempong sahabat Dara.
" Belum, sejak pindahan bulan lalu, aku belum pernah bertemu dengan tetangga baru" ucap Dara.
Tiga minggu lalu Dara magang diperusahaan Ayahnya untuk sekedar mencari pengalaman. Dia ingin mengikuti jejak Haikal yang bekerja diperusahaan keluarga untuk membantu sang Ayah. Dan sejak itu, Dara terlalu sibuk dengan pekerjaan barunya sehingga tidak memperhatikan tentang tetangga barunya.
" Kata Wanti, tetangga baru Mbak Dara itu ganteng banget. Masih muda. Tapi Duda satu anak. Iyakan Ti ? " ucap Santi kepada Wanti meminta persetujuan.
" Betul Mbak. Ganteng banget dan terlihat sangat hot. Duren mateng lah " ucap Wanti dengan senyum malu-malu.
" Setiap minggu pagi dia pasti akan berolah raga disekitar taman komplek ini loh mbak " ucap Wanti antusias.
" Anaknya sekitar usia 4 tahun an dan mirip banget sama Bapaknya, sama-sama ganteng " ucap Berta.
" Lumayan bisa buat cuci mata, iyakan teman-teman " ucap Sani meminta persetujuan yang lain.
" Setuju " ucap mereka kompak.
Dara hanya tersenyum melihat merka semua nampak antusias bergosip tentang tetangga barunya yang ternyata seorang duda satu anak. Dara menjadi sedikit penasaran dengan duren mateng yang katanya bentuk tubuhnya hot menurut geng rempong ini.
" Ini Mbak pesanan Bu Mila " ucap mang Tono sambil menyerahkan bungkusan kresek pesananya kanjeng ratu.
" Ah iya terima kasih mang " ucap Dara sambil menerima sodoran bungkusan padanya.
" Kalau Sani masih single sudah tak gaet itu duda mbak " ucap Santi dengan antusias.
" Heh... kalau kamu gaet itu Duda, di parto pasti sudah bawa golek kemari oneng " ucap Wanti sambil menoyor jidat Sani gemas.
" Ya kan aku bilang seandainya aku single " sewot Sani tak terima.
" Gak usah mimpi, mana mau itu duda dnegan pembantu modelan kita " ucap Santi, melihat kearah Dara " Nah kalau modelan mbak Dara baru mungkin kalau didandani sedikit " kanjut Santi membuat Dara memicingkan matanya.
" Nah iya, mbak Dara kan cantik, putih meskipun sayang kaya anak pungut kalau kaya begini. Tapi asalkan pakai baju bener pasti itu duda kepincut deh sama Mbak Dara " ucap Wanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menggoda Sang Duda
RandomDara Maharani gadis cantik yang ceria namun berotak mesum dan sedikit binal. Terang-terang mengoda seorang duda tampan berbadan hot dengan satu anak yang menjadi tetangga barunya. Bara Pamungkas, duda beranak satu pindah rumah setelah bercerai dari...