Selesai makan malam, Mila menyuruh Dara untuk mengantarkan rantang makanan kerumah Bara.
" Dek antarkan makanan ini kerumamh cucu Bunda ya " ucap Rini sambil meletakkan ranyang makanan diatas meja.
" Loh.. tumben banget Bun " tanya Dara. Meskipun sebenarnya Dara tahu kalau sang Bunda sering mengirimi makanan untuk Bara dan Nathan.
" Sudah sana anterin dulu. Takut keburu mereka sudah makan " sahut Mila dengan gerakan mengusir Dara.
" Oke deh, selesai cuci piring Dara antarkan "
" Gak usah, biar Bunda saja yang cuci piring. Kamu antarkan saja makanan ini kesana " tolak Mila. Wanita paruh baya itu mengamit lengan sang anak menyuruhnya berdiri.
" Iya.. iya " sahut Dara. Lalu bangkit berdiri dan meraih rantang makanannya.
" Dara pergi dulu Bun " pamit Dara lalu bergegas menuju pntu.
Dara melangkahkan kakinya menuju rumah sang keksaih dengan senyum mengembang. Gadis itu tidak keberatan sama sekali menjadi kurir dadakan sang kanjeng ratu, karena dengan begitu dia mempunyai alasan untuk bertemu dengan Bara.
Bara berhenti didepan pintu rumah Bara yang tertutup rapat. Gadis itu lalu mengetuk pelan. Tak lama pintu terbuka dengan lebar.
" Eh.. mbak Dara. Mari masuk Mbak " surti, ART Bara mempersilahkan Dara masuk. Sebenarnya tidak perlu dipersilahkan juga, Surti yakin Bara akan mempersilahkan gadis itu masuk. Karena Bara sudah berpesan padanya utnuk memperlakukan Dara seperti Nyonya rumah ini. Tanpa banyak bertanya Surti tahu kalau keduanya telah menjalin suatu hubungan.
" Makasih ya Mbak, Nathan sama Mas Bara nya ada kan mbak ? " tanya Dara. Gadis itu sepertinya celinguk an mencari sosok dua pria beda usiia keksayangannya itu.
" Den Nathan sedang dirumah Oma nya Mbak. Kalau Tuan ada diruang kerjanya. Mbak Dara langsung saja masuk kesana " sahut Surti.
" Baiklah kalau begitu. Oh iya ini ada kiriman makanan Dari Bunda " ucap Dara sambil menyerahkan rantang itu ketangan Surti.
" Oh Iya mbak, saya tinggal kebelakang dulu kalau begitu. Sekalian menyalin makanan ini kewadahnya " pamit Surti lalu melesat pergi menuju dapur.
Dara berjalan menuju ruangan kerja Bara. Gadis itu sudah sangat hafal tata letak ruangan dirumah ini. Karena itulah, gadis itu dengan mudah menemukan ruangan yang ditujunya.
Tok.. Tok..
Dara mengetuk pintu ruangan kerja Bara dengan pelan.
" Masuk " terdengar teriakan Bara dari dalam mempersilahkannya masuk.
Ceklek, pintu ruangan terbuka. Menampilkan sosok Bara yang tengah berkutat didepan laptopnya dengan kacamata bertengger dihidung mancungnya. Membuat Dara sempat tertegun melihat penampilan pria itu. Bara terlihat tampan dan pintar dengan kacamata itu.
" Loh, sayang kamu disini ? " Bara terkejut mendapati sang kekasih berdiri didepan ruangan kerjanya. Namun tak urung membuat pria itu menyunggingkan senyum hangatnya.
" Iya, anterin kiriman Makanan dari Bunda " sahut Dara. Gadis itu masuk dan mendekat kearah Bara seetlah tak lupa menutup pintunya dengan rapat.
Bara berdiri dari kursinya dan menghampiri Dara. Pria itu memeluk sang kekasih dengan mesra. Bara tersenyum lembut dan membalas pelukan sang kekasih.
" Mas sudah makan ? " tanya Dara saat Bara melepaskan pelukan mereka.
Bara menggelengkan kepalanya lalu menuntun sang keksaih untuk duduk disofa diruangan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menggoda Sang Duda
RandomDara Maharani gadis cantik yang ceria namun berotak mesum dan sedikit binal. Terang-terang mengoda seorang duda tampan berbadan hot dengan satu anak yang menjadi tetangga barunya. Bara Pamungkas, duda beranak satu pindah rumah setelah bercerai dari...