Bab 48. Surabaya

3.8K 39 0
                                    

Kini Bara dan Dara dalam perjalan menuju bandara utnuk mengantar Haikal dan Ajeng yang akan terbang menuju kota Surabaya. Haikal mengikuti Ajeng yang berniat untuk pulang kekota kelahirannya.

Awalnya Ajeng berniat utnuk pulang sendirian tanpa Haikal. Namun pria itu memaksa sang kekasih untuk pulang bersamanya atau Ajeng tidak akan diberikan cuti tahunannya. Dan tentu saja dengan perdebatan panjang akhirnya Ajeng mengalah dan menginjinkan Haikal utnuk ikut pulang bersamanya. Gadis itu tahu kalau Haikal ingin bertemu dengan keluarganya dan sekaligus mengenalkan diri sebagai kekasih anak gadis mereka.

" Abang nanti disana tolong jaga diri ya, jangan mempermalukan diri dengan kelakuan Abang yang suka absurd " ucap Dara memecah keheningan didalam mobil.

" Enak saja, emmangnya Abang anak kecil apa " sanggah Haikal tak terima.

" Kan kelakuan Abang terkadang kaya anak kecil. Gak sadar ya " debat Dara.

" Kamu tenang saja lah dek, Abang kamu ini pasti sangat diterima disana, " sahut Haikal jumawa sehingga membuat Dara memutar matanya malas.

" Iya kan sayang " Kini Haikal beralih kearah kekasihnya utnuk emminta persetujuannya.

" Entahlah, kedua orang tuaku itu sangat protektif dan pemilih loh Abang, " ucap Ajeng datar. Gadis itu mencoba menakut-nakuti Haikal.

" A .. Abang yakin mereka pasti suka sama Abang. Iiya kan " ucap Haikal gugup. Pria itu mencoba menyakinkan dirinya sendiri meskipun terlihat jelas kegugupan itu dari wajah tampannya.

Sedangkan Dara dan ajeng hanya tertawa melihat kegugupan Haikal. Berbeda dengan Bara, pria itu hanya tersenyum kecil melihat kedua gadis itu mengerjai Haikal.

Setelah memarkirkan mobilnya kini keempatnya berjalan berdampingan menuju lobi masuk keberangkatan.

Sertelah berbasa-basi sebentar Dara dan Bara perpamitan kepada Haikal dan Ajeng. Dara menitipkan Abang kesayangannya kepada calon kakak iparnya itu.

" Tolong ingatkan Abang ya untuk menjaga kelakuannya disana. pukul saja kepalanya kalau Abang tidak mau mendengar " pesan Dara kepada claon kaka iparnya. Namun matanya mendelik kearah Haikal yang tampak ingin menyanggah ucapannya. Namun urung karena Dara semakin melotot kearahnya.

" Kamu tenang saja, Aku yakin Abang akan menjaga perilakunya disana " gurau Ajeng.

" Tsk .. kalian berdua ini. seolah Abang itu berkelauan minus " sanggah Haikal kesal.

" Memang " jawab Dara dan Ajeng bersamaan, sehingga membuat Haikal menutup mulutnya tanpa bisa membantah lagi.

Bara hanya tertawa melihat Haikal seolah dibully kedua gadis itu. Pria itu menepuk bahu Haikal dan berbisik lirih .

" Abang, gak akan bisa menang menahan mereka kakak ipar " Bara terkekeh pelan. Bara merubah cara panggilnya kepada Haikal semenjak resmi menjadi kekasih Dara.

" kamu benar, mereka sangat menyeramkan jika kita melawanya " gumam Haikal

" Yang terpenting Abang gak akan bisa foreplay kalau berani melawan Ajeng " ledek Bara.

" Sialan, itu juga salah satunya ?" gerutu Haikal membenarkan. Namun tiba-tiba pria itu melotot kearah Bara karena tersadar akan sesuatu.

" Sial... jangan-jangan kamu .. " belum selesai Haikal melanjutkan kalimatnya, Bara sudah mengalihkan pembicaraan.

" Ssttt ... kita sudahi saja, lihatlah mereka berdua sudah melotot kearah kita " Bara mengedikkan dagunya, dan benar saja ketika Haikal menolah kearah Dara dan Ajeng, keduanya tengah menatapnya dan Bara dengan tatapan penuh selidik.

Menggoda Sang DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang