Dara berlari memasuki gedung kantornya dengan suara berisik. Tidak memperdulikan pandangan orang-orang yang menatapnya aneh. Terlebih pandangan sinis dari Prita dan teman-temannya.
" Tumben banget sih sampai telat " bisik Ajeng.
Dara mendaratkan pantatnya dikursi miliknya dan mengeluarkan file dan laptop miliknya.
" Bangun telat gegara begadang menyelesaikan bahan meeting hari ini " sahut Dara dengan nafas sedikit tersengal.
Ajeng hanya mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti. Kemudian kembali fokus menatap layar komputer.
Dara bergegas menuju ruang meeting menemani managernya. Membahas tentang perencaan produk baru mereka.
Dara keluar dari ruang meeting dengan mendesah lega karena meetingnya berjlan lancar. Bahkan dirinya mendapatka pujian dari manager dan Abangnya. Gadis itu sangat senang hasil kinerjanya mendapatkan apresiasi, dan mengabaikan tatapan sinis dan iri dari beberapa orang yang tidak menyukainya.
Dara hanya tersenyum sinis saat tanpa sengaja melihat Prita seolah mencoba menarik perhatian dari Kakaknya. Namun sayangnya Haikal hanya bersikap datar pada gadis itu.
Haikal justru mendatangi Dara, membuat Prita dan beberapa wanita menatapnya tak suka.
" Kerja bagus Dara, saya suka dengan ide mu tadi " ucap Haikal dengan senyumnya.
" Ah.. terima kasih Pak, itu semua berkat dukungan dari Bu Sasmi Pak, " sahut Dara ramah. Sasmi adalah manager perencanaan, sekaligus atasan Dara.
" Tetap tingkatkan kinerja kamu " ucap Haikal lalu berlalu dari hadapan sang adik.
" Tentu Pak " balas Dara dengan senyum lebarnya.
Saat akan kembali ke kubikelnya, Prita dan teman-temannya yang lain mencegatnya. Menatap Dara dengan tatapan sinis dan marah.
" Menjauh kamu dari Pak Haikal. Dia bukan orang yang sepadan denganmu " ucap Prita
" Betul, kamu hanya anak magang disini. Terlebih lagi bagaimana bisa Pak Haikal ramah padamu. Kamu pasti memelet nya kan " sahut Desvi sambil bersedekap.
Dara menatap ketiga wanita didepanku ini dengan tatapan datar.
" Aku rasa itu bukan urusan kalian. Dan siapa kalian bisa melarang ku dekat Pak Haikal. Pacara? Saudara ? aku rasa bukan semuanya " sahut Dara tenang.
" Sebentar lagi Pak Haikal akan menjadi pacarku. Dan jika itu terjadi kamu adalah orang pertama yang aku pecat " ucap Prita dengan sombongnya.
" Pfftt... " aku tertawa. Mentertawakan kenarsisan wanita menor didepanku ini.
" Berani nya kamu tertawa " Rita melotot tak terima.
" Apa sebaiknya kita beri pelajaran saja anak magang ini " usul Desvi.
" Guys, lupakan itu semua. Hanya akan membuat kita jelek dimata calon pacarku " ucap Prita
" Gak penting banget sih "
Dara berniat berlalu dari hadapan ketiga wanita ini, namun lagi-lagi langkahku terhenti karena cekalan Prita.
" Lepas " Dara menarik lenganku kasar hingga Prita sedikit terhuyung.
" Jauhi Pak Haikal. Dia itu miliku. Awas saja jika kamu tidak menurutinya. Kamu akan tahu apa akibatnya. Cam kan itu " ancam Prita sebelum berlalu dari ghadapanku. Gadis itu menabarak bahu Dara membuat gadis itu mundur beberapa langkah.
" Apaan sih. Dasar wanita gila " sungut Dara kesal.
Dara kembali kemejanya dengan perasaan dongkol. Dalam hatinya dia mencibir ketiga wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menggoda Sang Duda
RandomDara Maharani gadis cantik yang ceria namun berotak mesum dan sedikit binal. Terang-terang mengoda seorang duda tampan berbadan hot dengan satu anak yang menjadi tetangga barunya. Bara Pamungkas, duda beranak satu pindah rumah setelah bercerai dari...