Bab 40 . Curiga

1.9K 38 0
                                    

Dara menatap interaksi Haikal dan Ajeng dengan tatapan heran. Gadis itu mengerutkan keningnya sambil menebak-nebak.

" Sepertinya mereka berdua menyembunyikan sesuatu dariku " gumam Dara sambil berjalan mendekai kearah Abang dan sahabatnya.

Haikal dan Ajeng tampak tengah berbica sambil tertawa. Meskipun mreka duduk tidak terllau dekat namun gestur mereka mengatakan kalau ada sesuatu diantara mereka berdua.

" Sepertinya kalian seru sekali bicaranya sampai tidak menyadari kedatanganku. Abang dan Ajeng kenapa bisa bersama disini? " ucap Dara tiba-tiba membuat sepasang keksaih itu tersentak.

Haikal dan Ajeng menoleh serentak dan terkejut mendapati Dara berdiri disebrang meja sambil bersedakap. Menatap keduanya dengan tatapan menyelidik.

" Hai, kamu disini? Bukannya kamu tadi bilang mau ketemu sama Beby ? " tanya Ajeng meengalihkan pertanyaan Dara.

" Sama Beby juga, dia lagi ketoilet sebentar " ucap Dara.

Ajeng melihat kearah belakang Dara, tampak sosok Beby yang tengah berjalan mendekat .

" Ah ... itu Beby " sahut Ajeng dengan senyum canggung. Gadis itu melabaikan tangannya kearah Beby.

" Kamu tanya begini agar aku lupa dengan pertanyaanku tadi kan. ? tanya Ajeng menatap Ajeng dan Haikal sambil memicingkan matanya.

" Oh ... Abang sedang mencari sesuatu dan kebetulan tak sengaja bertemu Ajeng disini. Makanya Abang mengajaknya mengobrol sebentar " sahut Haikal tenang. Pria itu mati-matian menahan debaran dadanya yang nyaris melompat keluar karena kehadiran Dara.

" Hemmm ... kalian mencurigakan. Kalian tidak berkencan kan ? " tebak Dara tepat sasaran.

" Heh ... sembarangan saja kalau bicara. Maaf ya Pak, Dara suka bicara sembarangan " sahut Ajeng cepat. Gadis itu buru-buru menyela Haikal yang ingin mengucapkan sesuatu kepada Dara.

Ajeng melirik Haikal dengan tatapan permohonan maaf. Sepertinya dirinya butuh waktu untuk bisa memberi tahu Dara hubungannya dengan Haikal.

" Loh ... lagi pada ngumpul disini ya " sapa Beby yang baru datang.

Mereka bertiga kompak menoleh dan tersenyum membalas sapaan Beby.

" Beby, apa kabar kamu dek ? " sapa Haikal mengusap surai Beby. Mereka memang sangat dekat, Haikal menganggap Beby layaknya Dara, adi kandungnya sendiri.

" Baik, Abang baik juga kan. kok tumben Abang disini ? " tanya Beby menatap Haikal. " Dan kamu juga Ajeng. Kok bisa ada disini. ? " sambung Beby lagi.

" Kebetulan Abang sedang mencari perabotan untuk Apartement baru Abang. Dan tidak sengaja bertemu Ajeng disini. Jadi ya sudah Abang minta tolong saja sekalian. Perempuan pasti lebih tahu mana perbotan yang bagus dan cocok " sahut Haikal.

" Iya, aku juga sedang belanja bulanan untuk kost an ku " sahut Ajeng membenarkan.

" Oh ... begitu. Mau ikut kita atau pisah disini ? " tanya Beby menatap ketika orang didepannya.

" Abang masih butuh bantuan Ajeng " sahut Haikal.

" Oke kalau begitu, yuk Ra, kita pergi " ajak Beby sambil mengenggukkan kepalanya. Hanya Dara yang menatap Abang dan Ajeng dengan tatapan berbeda.

" Memangnya kalian mau belanja apa ? " tanya Ajeng.

" Oh ... ini Dara katanya ingin membeli baju untuk Nathan " sahut Beby.

Kemudian mereka berempat berpisah. Sebelum berpisah, Dara berbisik sesuatu ditelinga Haikal.

" Jangan pikir Abang bisa menyembunyikannya dariku ya. aku tunggu penjelasan kalian "

Menggoda Sang DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang