Nathan membuka matanya perlahan dan meregangkan tubuh kecilnya sebentar. Senyum manisnya keluar saat melihat sosok sang papa tengah tertidur pulas diranjangnya.
Nathan mengecup hidup Bara dengan gemas hingga pria itu membuka matanya karena kecupan Nathan. " Morning Papa " sapa Nathan dengan senyum lebarnya.
" Morning sayang " sapa Bara dengan suara seraknya khas bangun tidur.
Bara menciumi seluruh permukaan wajah Nathan dengan gemas membuat anak itu terkikik kegelian.
" Hahaha... Papa.. udah.. geli " rengek Nathan sambil tertawa.
Bukannya menuruti kemauan sang anak, Bara justru kembali menciumi tubuh Nathan kembali. membuat anak itu merengek hampir mengeluarkan air matanya.
" Papaaaa.... Hiks " rengek Nathan.
Mendengar rengekan sang anak yang hampir menangis, Bara menghentikan aksinya.
" Kok Papa bobo disini ? "
" Hemm... Papa kangen sama Nathan makanya Papa bobo disini "
" Nathan juga kangen sama Papa " ucap Nathan sambil merangkul leher Bara dengan kedua tangan kecilnya.
Bara membopong sang anak kekamar mandi untuk membantunya mandi. Keduanya mandi bersama dan berendam dibak mandi.
Bara memang sering mengajak Nathan mandi bersama untuk membuat keduanya lebih dekat.
" Papa... " teriak Nathan membuat Bara terkesiap kaget.
" Iya sayang, kamu tadi tanya apa ? "
" Tadi Nathan tanya bisa ngak Kak Dara tinggal disini bersama kita ? " tanya Nathan dengan polosnya.
Bara tertegun dnegan pertanyaan sang anak, pria dewasa ini mencoba mencari jawaban yang bisa dimengerti oleh anak seusia Nathan.
" Belum bisa sayang. Kak Dara kan bukan siapa-siapa kita. Lagi pula kak Dara kan masih tinggal bersama keluarganya " sahut Bara mengusap pipi Nathan yang gemoy.
" Tinggal jadikan saja Kak Dara Mamaku Pah. Jadi kak Dara bisa tinggal bersama kita sebagai keluarga " sahut Nathan polos tanpa memperhatikan raut mimik sang Papa.
" Papa mau tanya sama Nathan. Kenapa Nathan mau kak Dara menjadi Mamanya Nathan. Bukannya berharap Mommy Nathan kembali ? "
" Sebab Kak Dara sayang sama Nathan. Kak Dara selalu menemani Nathan bermain, mau membelikan Nathan makanan yang Nathan suka. Kak Dara juga sering nemenin Nathan kalo Nathan belajar atau sendirian dirumah sama Bi Surti " jawab Nathan dengan tatapan polos. " Sedangkan Mommy... dia tidak mengharapkan kelahiran Nathan dan memilih pergi dengan Om itu " sahut Nathan murung.
Bara merasa sesak mendengar kalimat sang anak. " Nathan dengar dari mana kalau Mommy bicara seperti itu ? "
" Nathan dengar sendiri saat berantem sama Papa. Dan Om itu membawa Mommy pergi " sahut Nathan.
Netra Bara merebak mendengar penuturan sanga anak. Pria itu meraih tubuh Nathan dalam pelukannya. Hatinya sakit melihat sang anak ternyata mengetahui alasan perpisahannya dengan sang istri.
" Maafkan Papa ya sayang, belum bisa menjadi Papa yang baik untuk Nathan "
" Papa adalah Papa yang terbaik untuk Nathan, apalagi kalau Papa bisa mengabulkan keinginan Nathan untuk menjadikan kak Dara Mama Nathan " sahut Nathan dengan senyum polosnya.
" Kamu benar-benar ingin membuat Kak Dara menjadi Mamamu ya ? " tanya Bara sembari mendesah lirih.
" Iya , sangat ingin Papa " jawab Nathan antusias.
" Baiklah, Papa akan membuat kak Dara menjadi Mamamu. Tapi Nathan rahasiakan dulu ya "
" Beneran Pah ? " tanya Nathan dengan mata mengerjab lucu
Bara tersenyum lalu menganggukkan kepalanya.
" Yeeeyyy.... Nathan gak sabar ingin memanggil kak Dara Mama " Nathan teriak kegigirangan.
Bara ikut tertawa melihat keceriaan sang anak. Sepertinya pria itu sudah memutuskan untuk membuka hatinya dan mulai menerima kehadiran Dara disekitarnya. Sekaligus menjadikan gadis itu sebagai istrinya dan Mama untuk Nathan.
" Ya sudah sekarang kita selesaikan mandi kita setelah itu Papa antar kesekolah " ucap Bara.
Bara dan Nathan menyelesaikan mandi mereka. dan mengantarkan bocah itu kesekolahnya setelah sarapan bersama.
***
Bara menjalankan kendaraan menuju Hotel tempatnya kerja sekarang. Sudah beberapa minggu pria itu berkantor disana. Dan menyerahkan pengurusan Cafe miliknya kepada Sandy dan Sakti.
Bara melangkahkan kakinya dengan tegab menuju ruangnnya. Banyak karyawan menyapanya sambil membungkukkan badan.
Bara hanya menyapa mereka sekedarnya. Terhadap orang lain Bara memang terkenal cuek dan dingin.
Pria itu akan menjadi hangat dan cerewet kepada keluarga atau orang terdekatnya saja.
Bara mendaratkan bokongnya dikursi miliknya dan mulai memeriksa laporan yang sudah tersedia dimejanya.
Selama hampir dua jam pria itu fokus memeriksa laporan didepannya tanpa menghiaraukan bunyi notfikasi telpon genggam miliknya.
" Ahh... akhirnya selesai juga " gumamnya lirih. Bara meregangkan badannya sebentar setelah pegal duduk berjam-jam dikursinya.
Bara menatap keluar jendela yang menampilkan pemandnagan gedung pencakar langit dikota.
Pria itu tersenyum tipis sembari memikirkan cara untuk mendekati Dara. Meskipun tahu hal itu akan sulit mengingat dirinya sudah membuat kesalahan pada gadis itu.
Namun Bara sudah membulatkan tekatnya untuk menjadikan gadis itu miliknya. Dan pria itu sangat tahu kalau itu akan sulit. Namun sepertinya Bara tidak akan menyerah. Pria itu sudah tidak bisa mundur lagi. Memiliki Dara adalah prioritasnya saat ini.
Bara meraih telpon genggam miliknya dan membuka aplikasi pesan dan mengetikkan sesuatu. Bara mengirimkan pesan tersebut kepada seseorang yang tak lain adalah Dara untuk meminta gadis itu bertemu dengannya malam ini.
Bunyi notifikasi pesan masuk kepolsel pria itu. Dengan cepat Bara meraih gawai miliknya dan membaca isi pesannya.
Isi pesan itu membuat pria tampan dnegan tubuh gagah itu tersenyum lebar.
Dara
Kirimkan saja alamatnya. Aku bisa datang sendiri tidak usah dijemput.
Bara melirik jam dipergelangan yang menunjukkan pukul lima sore.
" Masih ada waktu sebelum makan malam " gumam Bara.
Pria itu beranjak masuk kedalam ruangan pribadi dibalik ruangan miliknya. Beberapa hari lalu pria itu merombak ruangannnya dan menambah ruangan pribadi yang dia fngsikan sebagai kamar.
Fasilitas ruang pribadinya pun sudah lengkap seperti kamar hotel mewah pada umumnya. Kalau menurut sekertarisnya Davina, ruangan milik Bara lebih mirip seperti presidential Room. Lengkap dengan ranjang dan dapur.
Bara juga menyimpan beberapa potong pakaian miliknya. Karena terkadang dirinya harus meeting mendadak dan tidak akan sempat jika harus pulang kerumah dan berganti pakaian.
Bara mandi dan segera berganti pakaian. Setelah mematut penampilannya didepan cermin, Bara bergegas turun ke basement dimana mobilnya diparkirkan.
Pria itu tidak ingin membuat Dara menunggu dirinya terlalu lama. Lebih baik dirinya yang tiba lebih dulu dan menunggu Dara.
Dengan senyum lebarnya, Bara mengendarai kendaraan miliknya menuju restoran tempatnya janjian bertemu Dara.
Entah kenapa malam ini rasanya Bara tidak sabar ingin segera bertemu dan berbicara banyak hal kepada gadis itu. Dan jantungnya pun berdebar kencang saat pria itu memikirkan Dara. Bara merasa kalau dirinya sudah gila, hanya dengan memikirkan Dara mampu membuat Bara tersenyum terus bahkan tingkahnya layaknya remaja yang sedang dimabuk cinta.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Menggoda Sang Duda
RandomDara Maharani gadis cantik yang ceria namun berotak mesum dan sedikit binal. Terang-terang mengoda seorang duda tampan berbadan hot dengan satu anak yang menjadi tetangga barunya. Bara Pamungkas, duda beranak satu pindah rumah setelah bercerai dari...