Bara baru saja selesai meeting dengan clientnya disebuah restoran. Mata pria itu sedikit menyipit saat tak sengaja melihat sosok yang sangat dikenalnya sedang duduk dan tertawa bersama seorang pria muda.
Sedangkan Davina, sekertaris Bara hanya menatap binggung atasannya yang hanya terpaku menatap seorang gadis dan pria dengan tatapan tajam. Wanita itu hanya terdiam tidak ingin ikut campur urusan atasannya.
Bara mengepalkan tangannya menahan emosi karena melihat gadis yang dicintainya sedang tertawa bersama seorang pria muda.
Mata pria itu berkilat marah karena dikuasai cemburu yang membeludak dalam hatinya.
Bara meraih benda pipih disaku celananya dan menelpon Dara. Bara bisa melihat Dara melihat layar telpon genggam miliknya, namun sayangnya gadis itu memilik menolak panggilan telpon pria itu.
Hal itu membuat Bara semakin tidak nyaman. Pria itu benar-benar tidak terima gadis miliknya memilih mengabaikan panggilan telponnya.
Bara menoleh kearah Davina yang berdiri tegak disebelahnya " Dav, kamu pulang kekantor duluan saja. Saya masih ada urusan " ucap Bara
" Baik Pak "
Bara melangkahkan kakinya menuju meja dimana Dara dan pria itu berada. Bara berhenti tepat disebelah meja kemudian berdehem untuk membuat mereka menyadari kehadiranya.
Bara sedikit menyeringai saat mendapati wajah Dara sedikit terkejut mendapati dirinya berada disini.
"Ehemm... Dara, kenapa kamu disini ? " sapa Bara seolah bersikap biasa saja.
Dara yang terkejut hanya bisa tersenyum canggung " Ahh Mas Bara " sapa Dara canggung.
Sedangkan pria yang bersama Dara hanya menatap Dara dan Bara sedikit binggung.
" Kamu kenal Mas nya Dara ? " tanya Rizki, sahabat kuliah Dara. Mereka janjian bertemu disini karena sudah lama tidak bertemu.
Bara mendudukkan bokongnya dikursi sebelah Dara dan mengabaikan gerakan tak nyaman gadisnya " Saya tetangganya Dara " sahut Bara sambil melirik Dara yang menghembuskan nafasnya lirih. " Dan sekaligus calon suami Dara " ucap Bara membuat Dara langsung menatapnya ingin protes.
" Mas, kan aku .. "
" Maaf sayang, aku membocorkan rahasia kita. Lagipula dia sahabatmu kan? jadi tak apa kalau dia mengetahuinya " potong Bara.
" Ah.. saya Rizki mas, sahabat Dara sewaktu kuliah " sahut Rizki.
Bara hanya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum manis kearah Dara yang mendelik kearahnya. Mengabaikan segala protes dari gadis itu.
" Heh.. kamu mau nikah kok gak kasih kabar gue sih. Deby juga gak bilang " protes Rizki.
" Mungkin Dara belum sempat bilang kepada kalian. Iya kan sayang " sahut Bara mendului Dara.
Dara hanya mendengus lirih melihat sandiwara yang tengah Bara mainkan. Dalam hatinya ada sedikit rasa senang Bara menyebutnya sebagai calon istrinya.
" Ah... Riz, sepertinya gue sama mas Bara harus pergi duluan deh. Kita ada perlu. Iya kan mas ? " ucap Bara sambil menoleh kearah Bara meminta kerja sama pria itu.
" Ya sudah kalau begitu. Jangan lupa kabarin gue kalau lo nikah " ucap Rizki saat melihat Bara menganggukkan kepalanya.
" Tentu. Gue bakalan undang lo kok. Sampai nanti ya. ayo mas " Dara mendorong punggung Bara untuk segera menjauh.
Mengabaikan tatapan kebingungan rizki akan sikapnya.
" Mas... Mas tuh apa-apaan sih. Kenapa bicara sembarangan kepada Rizki " omel Dara kepada Bara saat kedua sudah berada didalam mobil pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menggoda Sang Duda
RandomDara Maharani gadis cantik yang ceria namun berotak mesum dan sedikit binal. Terang-terang mengoda seorang duda tampan berbadan hot dengan satu anak yang menjadi tetangga barunya. Bara Pamungkas, duda beranak satu pindah rumah setelah bercerai dari...