Bab 34 . Bara Vs Haikal

2.4K 46 2
                                    

" Jadi jelaskan pada Abang sekarang. Ada hubungan apa kalian berdua. Jangan-jangan persis seperti yang Abang pikirkan? " tanya Haikal didepan sahabat dan adiknya itu sambil melihat kedua tangannya bersedekap.

Haikal tidak sengaja memergoki Bara dan sang adik pulang bersama. Namun dari gerak-gerik mereka, siapapun akan tahun kalau keduanya tengah bekencan. Terlebih lagi, Haikal melihat Bara membelai surai dan pipi Dara dengan tatapan penuh cinta. Bahkan yang lebih membuat Haikal terkejut adalah Bara berani mengecup bibir sang adik didepan rumahnya.

" Ya ... tidak salah. Persis seperti yang Abang pikirkan " sahut Dara dengan kepala tertunduk. Bagaimana pun gadis takut Abangnya akan marah karena melihat Bara mengecup bibirnya.

" Sejak kapan kalian berpacaran. Kenapa menyembunyikan dari Abang dan keluarga " tanya Haikal.

" Sudah beberapa bulan yang lalu. Adek sudah berencana memberitahu kalian, tapi belum nemu waktu yang pas " elak Dara.

" Dan kamu Bara, beraninya kamu bermesraan dengan adikku didepan rumah seperti ini. bagaimana jika ada yang melihat. Terlebih Ayah dan Bunda ku ? tanya Haikal sedikit emosi.

" Duduk dulu lah Kal, mari bicarakan ini baik-baik ? "sahut Bara berusaha menenangkan Haikal. Bara berusaha membuat Haikal menyurutkan emosinya.

Haikal menuruti ucapan Bara. Pria memilih duduk disalah satu sofa didepan sepasang keksaih itu dengan sikap sok galak. Padahal dalam hatinya dia sedikit ketar ketir juga mengingat Bara adalah pemegang sabuk hitam taekwondo.

" Sekarang jelaskan sama Abang " tuntu Haikal.

" Aku yang akan menjelaskan padamu. Dalam hal ini aku lah yang banyak berperan dalam masalah ini. jangan coba kamu menyalahkan Dara atau mengomelinya. Karena meskipun dia adalah adikmu aku tidak akan terima jika kamu membuatnya menangis " tegas Bara. Pria itu buru-buru mencegah Dara saat gadis itu berniat menjelaskan kepada sang Abang.

Haikal bergeming. Dalam hatinya pria itu memuji sikap Bara yang tampak gentleman melindungi sang adik. Namun pria itu tetap mempertahankan posisinya sebagai kakak dari seorang Dara. Dia merasa marah kepada Haikal yang telah berani mencium adiknya disembarangan tempat seperti ini.

" Jelaskan " Haikal mengedikkan dagunya kearah Bara.

" Oke aku jelaskan, tapi kamu bisa mendengarkan sampai selesai. Jangan menyela perkataanku ? " tanya Bara.

Haikal tak menjawab, pria itu masih mengatur deru nafasnya, namun kemudian menganggukkan kepalanya menyetujui.

" Kami sudah menjalin hubungan sejak beberapa bulan lalu. Kami saling jatuh cinta dan berusaha saling menjaga. Sejujurnya aku sudah jatuh cinta dengan Dara sejak pertemuan pertama kami dulu. Awalnya aku menolak mengakui perasaanku, namun melihatnya menangis dan tersakiti karenaku membuatku merasa menjadi pria brengsek. Pesonanya membuatku tidak bisa berpaling dari darinya " terang Bara tegas, kemudian menoleh kearah Dara dan menatapnya dengan tatapan penuh cinta.

Selanjutnya Bara kembali menjelaskan dan menceritakan kepada Haikal tentang semua yang terjadi antara mereka kepada Haikal. Termasuk dengan pertamuan mereka dengan mantan istri Bara, Sandra. Haikal sesekali melirik sang adik saat Bara menyebutkan nama mantan istrinya. Namun tak ada reaksi berlebihan dari Dara, membuat Haikal diam-diam salut dengan kepercayaan sang adik kepada Bara.

***

" Lalu selanjutnya kalian mau bagaimana ? " tanya Haikal saat sudah tingal berdua dengan Bara. Dara pamit pulang karena sudah merasa mengantuk.

" Aku serius sama Dara, dan ingin semua ini berakhir sampai jenjang pernikahan tentu saja. Diusiaku saat ini, tidak mungkin bagiku untuk bermain-main dengan wanita. Terlebih Nathan sangat menyayangi Dara begitupun sebaliknya " tegas Bara.

Menggoda Sang DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang