Pagi-pagi sekali Haikal sudah berada dirumah kekasihnya. Pria tampan itu sedang menamani calon Papa mertuanya bermain catur sembari mengobrol tentang bisnis dan ekonomi. Obrolan mereka saling menyambung meskipun bukan berasal dari jalur yang sama.
Sedangkan Ajeng, gadis manis itu membantu Lastri menyiapkan sarapan untuk mereka semua. Kedua adik Ajeng sudah berangkat berkerja dan kuliah.
" Mama lihat Haikal sangat tulus menyayangi kamu sayang " ucap Lastri sembari menoleh kearah suami dan calon menantunya itu yang tengah asyik bermain catur sembari bercengkrama.
Ajeng ikut menoleh kearah tatapan sang Mama, kamudian gadis manis itu tersenyum bangga.
" Itu juga yang Ajeng rasakan selama ini Mah. Abang begitu tulus dan menyayangi Ajeng tanpa memandang status ajeng yang notabene hanya pegawai rendahan dikantornya. Om Restu dan Tante Mila juga sangat baik kepadaku. Bahkan beliau bilang sudah tidak sabar ingin segera berkunjung ke Surabaya " ucap Ajeng.
Lastri tampak terpekur. Meskipun wanita yang sudah melahirkan tiga anak itu menyetujui hubungan Ajeng dan Haikal, namun tidak dipungkiri juga kalau dirinya merasa khawatir. Perbedaan status dan kebiasaan membuat wanita paruh baya itu begitu takut.
" Syukurlah kalau keluarga nak Haikal menerima keluarga kita tanpa membedakan status kedua keluarga kita. Terus terang Mama sebagai rang tua kamu juga khawatir. Kamu tahukan betapa kami menyayangi kamu dan kedua adikmu. Kami akan merasa sakit hati dan sedih jika anak-anak yang kami besarkan dan kami sayangi disakiti oleh orang lain " ucap Lastri kelu.
Ajeng menoleh kearah sang Mamah dan tersenyum lembut. kedua tangan gadis itu merangkul bahu Lastri dan mengecup pipi nya lembut.
" Bunda tenang saja, semua kekhawatiran Mama tidak akan terjadi. Meskipun begitu terima kasih Mama dan Papa sudah khawatir dan merestui hubunganku dengan Abang. Kami berdua berjanji akan saling menjaga dan menyayangi satu sama lain. Sehingga tidak akan membuat Mama dan Papa mengkhawatirkan kami berdua " ucap Ajeng lembut.
Lastri tersenyum lega. Jemari lentiknya menepuk lembut lengan ajeng yang melingkar dibahunya.
" Bunda percaya kalian akan selalu menjaga dan saling mencintai " ucap Lastri.
" Nah ... kalau begitu kita lanjutkan lagi memasak kita, Ajeng yakin sebentar lagi Papa dan Haikal akan berteriak kelaparan " gurau Ajeng terkekeh kecil.
" Kamu benar. Sekarang kita lanjutkan memasak kita " ucpa Lastri
Kedua ibu dan anak itu kemudian kembali melanjutkan kegiatan mereka sembari memperhatikan kedua pria kesayangan mereka.
***
Dara menjinjing beberapa Bungkus makanan dari dalam mobil. Gadis itu sedang mengunjungi kediaman Rossa, calon mertuanya untuk memberikan beberapa makanan buatan Bundanya- Mila.
" Aduh calon menantu Mama datang. kamu apa kabar cantik? " sapa Rossa lalu mencium kedua pipi Dara.
" Baik Mama, Mama apa kabar ? .Ah ...iya Ini Mah, Bunda titip masakan buat Mama dan Papa " ucap Dara lalu meletakkan bungkusan yang berisi masakan Mila diatas meja dapur.
" Aduh, sayang Bunda kamu itu selalu repot-repot mengirimi Mama dan Papa masakan buatannya. Meskipun Mama seneng banget karena masakan Bunda kamu itu rasanya endul banget. Nanti Mama telpon Bunda kamu utnuk berterima kasih atas masakannya. " puji Rossa kemudian memanggil pembantunya untuk menata masakan itu kedalam wadah.
" Iya Mah. Papa masih dikantor ya Mah ? " tanya Dara kemudian duduk didekat Rossa. Keduanya kini sudah pindah keruang keluarga agar lebih nyaman untuk berbincang.
" Sayang, bagaimana persiapan pesta pernikahan kalian? Butuh bantuan dari Mama tidak ? " tanya Rossa penuh perhatian.
" Semua berjalan lancar Mah, tinggal menunggu undangan disebar saja. Kata Mas Bara catering semua dihandle dari hotel keluarga saja " ucap Dara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menggoda Sang Duda
RandomDara Maharani gadis cantik yang ceria namun berotak mesum dan sedikit binal. Terang-terang mengoda seorang duda tampan berbadan hot dengan satu anak yang menjadi tetangga barunya. Bara Pamungkas, duda beranak satu pindah rumah setelah bercerai dari...