Bab 43 . Sambutan Hangat

1.8K 43 0
                                    

Sudah satu bulan sejak acara pertunangan Bara dan Dara dilangsungkan. Sejak saat itu juga Bara dan Dara sudah mulai menyiapkan pernikahan mereka. pernikahan mereka akan dilangsungkan enam bulan kedepan.

Maka dari itu, Dara dibantu Mila dan calon mertuanya sibuk mempersiapkan segalanya. Mulai dari catering, undangan, gaun pengantin, bahkan Gedung yang rencananya akan memakai hotel dari keluarga Bara.

Saat ini Dara tampak bersantai dihari minggu sambil menunggu kedatangan Bara. Rencananya mereka akan mendatangi salah satu butik yang direkomendasikan oleh Rossa.

" Loh Dek, katanya mau ke butik sama Bara ? " tanya Haikal yang baru datang berkunjung bersama Ajeng.

" Iya, masih nunggu Mas Bara datang. " sahut Dara kemudian berpaling menatap Haikal dan Ajeng bergantian.

" Kalian ya, sudah berani datang kerumah bersama. Sepertnya Bunda mau dapat calon menantu lagi nih " goda Dara membuat Haikal salah tingkah dan Ajeng menunduk malu.

" Anak kecil tahu apa " ucap Haikal sambil menoyor kepala Dara pelan. Kemudian mengajak Ajeng untuk duduk bergabung bersama Dara.

" Ayah dan Bunda kemana Dek ? " tanya Haikal sambil celingukan mencari sosok kedua orang tuanya.

" Ada kok, sebentar Dara panggilkan " sahut Dara sambil berdiri dan menuju ruang tengah.

" Yah ... Bun ... Abang datang bareng calonnya nih " teriak Dara sambil tertawa karena berhasil menggoda pasangan kekasih itu. Gadis itu berlari dengan cepat sebelum sandal Haikal melayang kearahnya.

" Tsk ... Dasar anak itu " gerutu Haikal. " kamu oke kan sayang " tanya Hiakal beralih ke Ajeng. Gadis itu tampak sedikit gugup dan tegang.

" Aku tidak apa-apa kok Bang " sahut Ajeng.

Tak lama kemudian kedua orang tua Haikal dan Dara keluar menuju ruang tamu. Tampak Dara bersembunyi dibelakang Restu dan Mila sambil cengengesan.

" Ayah .. Bunda " sapa Haikal sambil memeluk kedua orang tuanya bergantian.

" Masih ingat rumah kamu Bang ? " sindir Mila. Sedangkan Haikal hanya nyengir tak jelas.

" Om ... Tante " sapa Ajeng sambil mencium tangan mereka.

" Loh, ada Ajeng? Kesini sama siapa sayang? " sapa Mila memeluk Ajeng sekilas.

" Sama Abang Tante " sahut Mila malu.

" Duduk dulu Bun, nak Ajeng silahkan duduk dulu yuk. Atau kita pindah kehalaman belakang saja biar nyaman ? " ucap Restu.

" Boleh juga. Gak keberatan kan kalau kita lanjut mengobrolnya pindah kehalaman belakang " tanya Mila yang disetujui semuanya.

Kemudian mereka berempat pindah kebelakang. Sedangkan Dara langsung pergi menuju butik saat Bara datang menjemputnya. Mereka berdua hanya sekedar berbasa-basi sebentar kemudian pamit undur diri.

" Silahkan diminum teh nya. Ini Tante bawakan juga beberapa kue untk camilan kita " ucap Mila sambil meletakkan beberapa cangkir teh dan sepiring kue dihadapan mereka.

" Terima kasih Tante " ucap Ajeng lalu meraih cangkir teh dan meminumnya sedikit.

" Jadi sudah berapa lama kalian mennjalin hubungan ? " tanya Mila hampir membuat Ajeng dan Haikal tersedak.

" Bunda sudah tahu ?. sejak kapan ? " ucap Haikal tak percaya.

" Tentu saja . iyakan Yah. " ucap Mila yang dianggukki oleh Restu.

" Bunda dan Ayah sudah tahu sejak kamu mencoba mendekati Ajeng dikantor. Iyakan Yah " sahut Mila.

" Haikal, kamu tahu kan kalau mata-mata Ayah itu banyak. Ayah bahkan tahu kalau kalian sering berkencan dibioskop " ucap Restu membuat Ajeng dan Haikal malu.

Menggoda Sang DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang