Saat perusahaan Duta Gemilang Corp, tempat Dara bekerja tampak hectic saat akhir bulan seperti ini.
Banyak pekerjaan dan laporan yang menunggu untuk diselesaikan oleh Dara dan karyawan lainnya.
" Dara, tolong kamu selesaikan laporan kamu bulan lalu ya... lalu serahkan kepada Pak Haikal langsung " ucap Fera, direktur perencanaan.
" Siap Bu, segera dikerjakan " sahut Dara , bergaya seolah-olah sedang menghormat.
" Dasar kamu, cepet kerjakan " ucap Fera tersenyum tipis sambil menggelengkan kepalanya.
Dara hanya menganggukkan kepalanya kemudian kembali berkutat dengan beberapa tumpukan dokument diatas mejanya. Gadis itu terlalu fokus pada layar komputernya sehingga tidak menyedari kedatangan Haikal yang sudah berdiri dibelakangnya.
" Dek, kata Bunda kamu tadi gak sarapan ya? ini abang bawain bekel dari Bunda " ucap Haikal tanpa menyadari dimana mereka saat ini.
Tubuh Dara langsung membeku tanpa berani menoleh kebelakang. Dara memejamkan matanya dan mengumpat pelan kebodohan Abang kesayangannya itu.
" Adik?? " tanya Ajeng dengan wajah terkejut. Dia menatap Dara dengan tatapan tajamnya.
Dara menetralkan detak jantungnya lalu tersenyum canggung kearah Ajeng. Netra nya melihat sekeliling, semua orang menatapnya dengan tatapan terkejut tak percaya.
" Ahh... Begini maksudku.. emm... aku " Dara sedikit tergagap.
" Pengumuman semua, Dara adalah adikku. Anak bungsu dari pemilik perusahaan ini " ucap Haikal memberi penguman kepada divisi perencanaan dengan tenang.
" Wahh... "
" Seriusan ? "
Banyak kasak kusuk yang Dara dengar dari beberapa mereka yang terkejut dengan kebenaran yang baru saja mereka ketahui.
Terlebih Ajeng, Dara menatap gadis itu dengan permohonan maaf. Lalu menatap Haikal dengan tatapan membunuhnya.
" Nanti aku jelaskan " ucap Dara lalu menarik tangan Haikal dan membawa Abangnya itu menuju ruangannya.
Sedangkan Prita dan teman-temannya tampak berwajah pucat pasi syock dengan apa yang baru saja mereka alami. Terlebih lagi untunk Prita. Gadis itu merasa kesempatannya untuk mendapatkan Haikal kini sudah hancur. Karena ternyata yang dia bully selama ini adalah adik kandung Haikal. Anak bungsu pemilik perusahaannya bekerja.
" Aduhh.. gimana dong Prita, kita tidak tahu kalau Dara adalah putri pemilik perusahaan " ucap Desvi menatap Prita dengan wajah takut-takut.
" Aku juga tidak menyangka kalau anak itu adalah Adik dari Pak Haikal " ucap Rita.
" Aku harus bagaimana, kesempatanku untuk mendekati Pak Haikal kini sudah hilang. Kenapa sih anak sialan itu harus menyembunyikan identitasnya " ucap Prita kesal.
" Terus bagaimana dengan nasib kita kedepannya. Selama ini kita selalu mengusili Dara, dengan status dia sekarang, mustahil untuk kita bersikap biasa saja padanya " ucap Desvi.
" Betul da kita kini harus menunduk hormat pada anak itu sekarang. " sambung Rita.
" Bagaimana kalau Dara balas dendam dengan memecat kita ? " ucap Prita khawatir .
Semua gadis itu tampak terdiam. Mereka mengkhawatirkan nasib mereka kedepannya di Perusahaan ini.
" Sepertinya kalian akan terkena batunya sekarang " ucap Ajeng tiba-tiba. Membuat ketiga gadis itu menatapnya jengkel.
" Diam kamu. Kamu senang kan dengan situasi kami sekarang. Kamu pasti sudah lama tahu status dia sejak lama kan " ucap Prita emosi.
" Itu tidak ada hubungannya dengan kalian " sahut Ajeng lalu pergi meninggalkan ketiga perempuan itu menuju kamar mandi .
KAMU SEDANG MEMBACA
Menggoda Sang Duda
RandomDara Maharani gadis cantik yang ceria namun berotak mesum dan sedikit binal. Terang-terang mengoda seorang duda tampan berbadan hot dengan satu anak yang menjadi tetangga barunya. Bara Pamungkas, duda beranak satu pindah rumah setelah bercerai dari...