Bab 20 . Makan Malam Dan Kencan ?

3.9K 80 0
                                    

Bara melambaikan tangannya saat melihat Dara memasuki restoran dengan celingukan mencari keberadaan Bara.

" Sudah lama? " sapa Dara saat sudah didepan Bara.

" Belum, palingan baru lima belas menit yang lalu "

Bara membantu Dara dengan menarikkan kursi untuk gadis itu.

" Makasih " ucap Dara setelah duduk dikursinya.

Bara hanya tersenyum lalu menganggukkan kepalanya sebelum kembali duduk dikursinya. Mereka duduk secara berhadapan.

" Jadi ada perlu apa sampai mas Bara mengundangku makan malam ? " tanya Dara dengan mata memicing

" Kita makan dulu ya, setelah itu baru kita bicara " sahut Bara

" Terserah mas Bara saja kalau begitu "

" Mau pesan sekarang ? " tawar Bara

" Boleh "

Bara melambaikan tangannya kepala salah satu pelayan yang tak jauh dari mereka.

" Iya pak, sudah siap dengan pesanannya ? " tanya seorang pelayan pria dengan ramah.

" Saya pesan steak dengan kematangan medium dan red wine " ucap Bara lalu beralih kepada Dara." Kamu mau pesan apa? " tanya Bara lembut.

Dara sempet memicingkan alisnya mendengar suara Bara yang malam ini terasa berbeda, sangat lembut dan hangat.

" Dara, kamu mau pesan apa ? " tanya Bara ulang.

" Ahhh... Maaf, saya pesan spagetty bolognise dan white wine saja " ucap Dara.

Pelayan segera mencatat pesanan mereka " Ada lagi Pak, Bu ? "

" Ah... pesankan aku ice Cream durian dan cocolava " ucap Dara.

" Baik ada lagi ? " tanya pelayan itu ramah

" Tidak itu saja " sahut Dara.

" Baik mohon menunggu sebentar " pelayan itu kemudian kembali kedapur untuk mencatat pesanan Bara.

Bara menatap Dara yang tampak cantik malam ini. Gadis itu mengenakan gaun model sabrina yang memperlihatkan betapa putih dan mulurnya leher jenjang gadis itu.

Dara sedikit grogi saat tanpa sengaja melihat Bara memandanginya tanpa berkedip. Pria itu bahkan tersenyum amat manis padanya. dalam benaknya, gadis itu bertanya-tanya apa yang terjadi kepada pria itu sampai membuatnya sedikit berubah malam ini.

Tidak lama pesanan mereka sudah tertata rapi diatas meja. Mereka berdua langsung memakan santapannya dalam keheningan. Hanya suara denting sendok yang beradu.

***

Bara dan Dara kini sudah berada didalam bioskop. Bara memaksa Dara untuk menonton film yang saat ini sedang booming.

Bara bahkan mengabaikan penolakan Dara dan tetap memaksa gadis itu untuk pergi menonton bersamanya.

Bara tersenyum samar sambil melirik Dara yang bersedekap sambil memanyunkan bibirnya.

Pria itu bahkan sangat menikmati wajah cantik Dara dalam kegelapan didalam bioskop.

Dalam hatinya Bara mengumpat, kenapa baru sekarang dia menyadari perasaannya kepada gadis itu. Melihat betapa cantiknya Dara membuat fantasi liarnya kembali muncul.

" Shit " umpat Bara lirih saat merasakan juniornya mengeliat.

" Apa ? " tanya Dara

" Ah tidak " elak Bara. Pria itu memperbaiki cara duduknya. Dia tidak ingin Dara melihat sesuatu miliknya yang mengembung.

" Jadi kenapa Mas Bara mengajakku bertemu. Dan sekarang bahkan mengajakku menonton ? "

" Kencan tentu saja. Memangnya apa lagi " sahut Bara sambil menatap Dara

Dara mengerjapkan matanya, tampak kaget dengan jawaban yang keluar dari mulut Bara.

" Makan malam dan Kencan ? ada angin apa mas Bara mengajakku kencan malam ini? Lagipula aku bukan lah gadis yang mas sukai kan ? "

" Kata siapa? Kamu gadis yang menarik. Cantik. Makanya aku sekarang berusaha mendekatimu. Tentu saja jika kamu tidak keberatan dengan statusku duda beranak satu "

" Jangan bercanda. Aku tahu mas hanya bermain-main denganku. Dan aku tidak ingin menemani mas bermain " sahut Dara. Gadis itu tidak ingin kembali berharap meskipun jantungnya sungguh berdebar kencang.

Terbesit rasa bersalah dibenak Bara, karena kebodohannya gadis itu tampak sakit hati padanya.

Dengan gerakan cepat, Bara meraih tengkuk Dara dan menyatukan bibir mereka.

Bara mengerakkan bibirnya dengan lembut, mengabaikan tubuh Dara yang menegang karena kaget.

" Mas Bara " bisik Dara disela-sela ciuman mereka. gadis itu menepuk dada Bara dengan kencang. Namun cukup berhasil menjauhkan wajah Bara darinya.

" Apa yang mas lakukan. Bagaimana kalau ada yang melihat kita " protes Dara sambil celingukan. Namun gelapkan ruangan bioskop membuat orang-orang tidak memperhatikan mereka.

Bara hanya terkekeh pelan melihat ketakutan Dara.

" Tidak akan ada yang memperhatikan kita Dara. Kita berdua jauh dari mereka. sahut Bara. Memang pria itu memesan kursi paling belakang. Dan jauh dari penonton lainnya.

" Apa maksud mas Bara menciumku barusan? "

" Aku hanya ingin kamu tahu kalau kamu sudah mendapatkan hatiku " sahut Bara dengan tenang. " Dengarkan aku Dara. Aku sungguh-sungguh meminta maaf padaku karena sikap pengecutku. Jujur saja saat itu aku bimbang padamu. Kamu tahu kan aku bercerai dengan mantan istriku tidak baik-baik saja. Aku sedikit trauma utnuk kembali memulai hubungan. Aku takut kembali ditinggalkan. "

" Aku tahu tidak semua wanita sama " Potong Bara saat melihat Dara akan menyanggah ucapannya.

" Itu kamu tahu. Dan kalimat mas yang meminta aku melupakan semuanya itu sangat kejam untukku "

" Aku tahu. Karena itu aku selalu merasa bersalah padamu . dengan kamu menghindariku membuatku merasa kehilangan. Jujur saja kamu sudah merebut hatiku sejak lama. Dan kini aku tidak ingin kembali kehilangan dirimu Dara. Aku sungguh mencintaimu. Aku ingin bersama denganmu dan juga Nathan " ucap Bara membuat gadis itu mematung mendengar pengakuan pria itu.

Sungguhkah Bara jatuh cinta padanya? namun melihat betapa tulusnya pancaran sinar mata pria itu, membuat Dara menyakini kalau Bara mengatakan yang sebenarnya.

Namun Dara tidak akan langsung menjawab meskipun saat ini hatinya berbunga-bunga karena pengakuan pria itu.

Setidaknya Dara ingin membalas sakit hatinya kepada pria itu karena memintanya melupakan ciuman pertama mereka.

Setidaknya Bara harus berusaha menyakinkan dan merebut hatinya terlebih dahulu.

Aku tersenyum misterius, dalam otakku sudah merancang adegan-adegan untuk memberikan balasan perbuatan mas Bara padaku.

" Heh.. malah senyum-senyum " Bara mengagetkan Dara yang melamun sambil tersenyum gak jelas.

Dara gelagaban karena ketahuan melamun. Lalu kembali memasang wajah datarnya.

" Maaf, perasaanku kepada mas udah hilang. Tadinya aku pikir aku tertari sama mas. Namun setelahnya aku sadar aku bukan tertarik. Hanya penasaran saja " sahut Dara dengan dingin.

Gadis itu ingin membuat Bara merasakan sakit hatinya saat itu dengan berkata kejam kepada pria itu. Namun Bara justru tersenyum lembut padanya.

" Tak apa. aku yang akan berusaha membuatmu tertarik padaku " sahut Bara tegas. Pria itu mengamit jemari Dara dan meremasnya lembut.

" Terserah, tapi saat ini aku tidak tertarik menjalin hubungan dengan mas " sahut Dara kemudian berdiri, dan berjalan menuruni tangga. Meninggalkan Bara sendirian.

" Sayang, mau kemana ? tunggu in dong " bisik Bara lalu bergegas mengikuti gadisnya keluar.

Sedangkan Dara diam-diam tersenyum senang saat mendengar Bara memanggilnya dengan sebutan sayang. Jantungnya berdebar untuk kesekian kalinya karena pria itu.

***


Menggoda Sang DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang