Bab 16 . Menghapus Rasa

4K 96 0
                                    

Pagi harinya Dara berangkat kekantor dengan semangat Baru. Melupakan kalau semalam gadis itu menangis hingga kedua matanya berubah bengkak.

Bukan Dara namanya jika akan terus patah hati. Dia pasti bisa kembali bangkit dari patah hatinya dan mencari penganti yang jauh lebih segalanya dari Bara.

Begitulah niat awalnya. Namun sayangnya gadis itu tidak menyadari kalau mencari penganti Bara tidak semudah yang dia bayangkan.

" Pagi every Badehh " sapa Daa ceria kepada keluarganya yang sudah menunggu diruang makan.

" Pagi sayang, duduk dan makan sarapanmu " ucap Mila.

Haikal hanya menatap sang adik dalam diam. Namun melihat sikap Dara yang ceria seperti biasanya membuat pria jangkung itu bisa bernafas dengan lega.

" Adek kekantor bareng Abang saja ya " ucap Restu sambil melipat kora paginya.

" Tapi kan Yah, " belum sempat Dara melanjutkan, Haikal sudah memotong ucapannya

" Nanti Abang turunkan dihalte terdekat "

Dara tak lagi menolak. Gadis itu segera berngat menuju kantornya bersama dengan Haikal.

Dikantorpun tak ada keanehan dengan Dara. Dara bersikap seperti biasanya. Mengerjakan pekerjaannya dan bercanda dengan teman kantor nya yang lain.

***

" Kamu yakin ? " tanya Sakti kepada Bara. Sakti dan Sandi menatap Bara dengan tatapan serius.

" Tentu saja. Semua sudah aku pikirkan. Karena itu aku memanggil kalian berdua disini "

" Tapi Bar, Bellevue tetap membutuhkan mu " Sandi mencoba memperingatkan Bara.

" Aku tahu. Aku akan tetap turun tangan dan membantu kalian. Namun aku tidak akan bisa sesering dulu dan turun tangan setiap saat. Aku harus sudah mulai fokus dengan Hotel saat ini. "

Beberapa hari ini Bara sedang bimbang, apakah akan fokus di restoran miliknya atau kah fokus dengan Hotel keluarganya yang saat ini sedang membutuhkan dirinya.

Sandi yang dipercaya mengelola Restoran miliknya dan Sakti yang membantunya menangani masalah hotel.

Namun sepertinya dirinya harus memfokuskan diri untuk menangani masalah hotel. Karena itu dia meminta Sandi untuk menghandle masalah Restorannya.

" Baiklah, aku akan melakukan yang terbaik untuk Bellevue " sahut Sandi pada akhirnya. Tentu saja dia mengerti kondisi Bara yang juga merupakan pewaris Hotel keluarganya.

" Terima kasih untuk kalian. Dan Sakti mulai besok kita akan lebih sering lembur dikantor dan fokus menyelesaikan pekerjaan kita "

" Siap. Tidak perlu khawatir "

" Baiklah, aku pergi dulu ya. telpon aku jika kalian perlu sesuatu "

Bara meninggalkan Restoran dengan tatapan kedua sahabatnya yang menatapnya dalam. Pria itu tahu, kedua sahabatnya itu mengkhawatirkan keadaanya.

Pikiran Bara melayang saat dirinya tanpa sengaja bertemu Dara dipesta Irsyad. Tatapan Dara yang penuh kecewa membuat Bara tidak tenang menjalani hari-harinya.

Dan entah mengapa pria itu merasa kalau Dara marah atau kecewa padanya saat melihat disampingnya ada wanita lain yang bergelayut manja dilengannya.

Sejujurnya Bara ingin melepaskan tangan Jessika saat itu juga. Namun dia tidak bisa melakukan itu mengingat Jessika merupakan tamu sahabatnya. Makanya pria itu memilih menegur Jessika saat sudah menjauh dari mereka.

" Sial " Bara mengumpat. Pria itu memukul kemudi mobilnya gemas.

Pria merasa kecewa kepada dirinya karena sudah membuat Dara seperti itu. Terlebih Nathan sering sekali membiacarakan Dara kepadanya.

Seperti malam itu, anak itu bercerita tentang dirinya yang berkencan dengan Dara ditaman perumahan mereka. selalu menceritakan betapa Nathan sangat menyayangi Dara.

Mobil Bara terparkir dibasement hotel miliknya. Pria itu tidak langsung keluar malah menyandarkan kepalanya dengan mata terpejam.

Selama hampir lima belas menit Bara hanya berdiam diri, tak lama Bara membuka matanya. Meraup wajahnya dengan kasar dan bergegas keluar mobil.

Dengan menggunakan lift, Bara menuju lantai dimana ruanganya berada. Bara hanya menganggukkan kepalanya saat beberapa pegawainya menyapanya ramah. Sudah menjadi khas dirinya akan bersikap datar dan dingin. Berbeda jika bersama keluarga dan orang tersayangnya.

***

Dan disinilah kini Dara berada. Bersama Debi dan Ajeng sedang makan di cafe dan Resto Bellevue. Tempat biasa mereka nongkrong menghabiskan malam pekan mereka.

Dara sengaja mengajak mereka kesini hanya karena ingin memperlihatkan kalau dirinya baik-baik saja. Namun sepertinya keinginan Dara harus tertunda karena tidak menemui sosok Bara disana.

Debi dan ajeng tentu saja tidak curiga karena mereka memang sering berkunjung kesana.

" Jadi Bagaimana dengan duda incaran kamu itu ? " tanya Debi tiba-tiba.

Dara sampai tersedak mendengar pertanyaan Debi yang tiba-tiba. " Tidak ada yang spesial... hanya ketertarikan saja " elak Dara mencoba menutupi perasaannya.

" Tuh... kan apa aku bilang kamu hanya kagum saja. Dan akan hilang dengan seiringnya waktu " sahut Debi.

" Tentu saja. Terlebih sepertinya dia sudah punya kekasih. Kami tak sengaja bertemu di pesta teman kakakku "

" Benarkah? Baguslah.. untung saja kamu tidak jatuh cinta padanya. jika tidak kamu akan sakit hati jika jatuh cinta kepada kekasih orang " sahut Ajeng.

Dara hanya mengangguk dan tersenyum canggung. Gadis itu tidak ingin membuat kedua sahabatnya mengejeknya perihal Bara.

" Bagaimana kalau bulan depan kita berlibur bersama " usul Debi

" Kemana? "

" Kalian ada usul kemana ? "

" Bagaimana kalau Bali " Ajeng mengusulkan

" Tidak, Bali sudah terlalu sering " tolak Dara

" Luar negri " tawar Debi

" Aku tidak punya tabungan sebanyak itu " Ajeng menggelengkan kepalannya. Tentu saja mana ada karyawan yang baru tiga tahun bekerja sebagai karyawan biasa bisa mempunyai tabungan puluhan juta, pikir Ajeng cemberut.

" Betul, belum lagi jika keluar negeri kita harus mengurus Paspor atau Visa "

" Terus kemana dong. Coba kalian pikirkan lagi " Debi memandang keduanya dengan tatapan serius.

" Bagaimana kalau kelabuhan Bajo " usul Dara.

" Labuhan Bajo? " tanya Ajeng dan Debi bersamaan

" Yah... disana kita bisa pergi kepantai yang sangat bersih dan indah. Juga bisa mengunjungi desa adat yang ada disana. selain murah bukankah kita tidak perlu repot dengan yang lainnya ? " terang Dara.

" Wah... betul juga, coba aku lihat di internet sebentar "

Ketiga gadis itu mencari informasi tentang wisata yang ada di Labuhan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Mereka terpesona dengan pemandangan wisata alam dikota itu. Terlihat sangat indah dan asri.

Baik ajeng maupun Debi sangat terpesona dengan wisata yang ada di Labuhan Bajo.

" Yess.... aku setuju kita kesana bulan depan , bagaimana dengan kamu Ajeng ? " tanya Debi.

" Aku sih oke. Sekarang kita lihat tiket dan hotel nya "

Mereka masih asyik mencari informasi dan merinci biaya tentang liburan mereka bulan depan. Ketiga gadis itu memperhitungkan semua biaya dan kebutuhan liburan mereka dengan matang.

Sampai-sampai tidak memperhatikan Sandi yang menatap salah satu dari ketiga gadis itu dengan tatapan yang sulit diartikan. Sepertinya Asisten sekaligus orang kepercayaan Bara itu tertarik dengan salah satu dari gadis itu.

***


Menggoda Sang DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang