Bab 59. Girl's Time

974 30 0
                                    

Kurang dari beberapa hari lagi pernikahanya, membuat Ajeng tampak sibuk ikut mempersiapkan pesta perniakahannya disurabaya. Sesuai dengan rencana wal, untuk akad nikah akan diadakan di Surabaya, kediaman mempelai wanita. Kemudian untuk pesta resepsinya akan diadakan dijakarta. Selain kolega bisnis Haikal sebagian besar dijakarta, keluarga besar Ajeng juga sebagian berada dijakarta.

" Jadi keluarga kita yang di Jakarta bisa hadir dipesta yang di Jakarta saja, kasihankalau harus jauh-jauh terbang ke Surabaya " ucap Mama Ajeng.

" Ya sudah kalau begitu, nanti Ajeng akan mengabari keluarga kita yang disana, lagipula teman kerja dan kolega bisnis Abang juga hampir smeuanya berada di Jakarta " sahut Ajeng.

" Baiknya memang begitu, disini hanya Akad saja, dua hari kemudian kita bisa berangkat semua ke Jakarta. " ucap Papa Ajeng.

Setelah semua disepakati, baik pihak keluarga Ajeng maupun Haikal sama-sama saling berkomunikasi untuk semua persiapan pernikahan anak-anak mereka. mulai dari undangan, gedung, hingga saouvernir pun mereka rembukkan bersama.

Dan hari ini rencananya Ajeng akan hank out bersama para sahabatnya sekaligus memanjakan diri disebuah salon yang sudah Haikal bookingkan untuk mereka.

Ajeng tiba disalon terlebih dahulu, sembari menunggu kedatangan Dara dan Deby, gadis itu memulai perawatannya terlebih dahulu.

" Hai Sayang, sudah dari tadi ya " Sapa Deby saat memasuki salon. Gadis itu memajukan kedia pipinya utnuk cipika cipiki kepada Ajeng.

" Hai, belum lama kok, palingan lima belas menit yang lalu, ini juga baru mulai menipedi nya " sahut Ajeng.

Tak lama Dara pun datang dan menyusul mereka melakukan perawatan yang aman untuk ibu hamil seperti dirinya.

Ketiga wanita itu melakukan meparawatan dari ujung kaki hingga ujung kepala. Termasuk perawatan ratus utnuk Ajeng, karena gadis itu akan menikah beberapa hari lagi.

" Besok pagi kamu diantar Abang kan kebandaranya Mbak ? tanya Dara memastikan. Sebab Abangnya itu sangat sibuk menjelang pernikahannya. Dan smepat meminta Dara dan Bara untuk mengantar Ajeng ke Bandara Soetta jika dirinya tidak sempat.

" Abang sudah memastikan kalau dirinya yang akan mengantar Mbak kok " sahut Ajeng sambil terpejam. Menikmati enaknya pijatan di punggungnya.

" Ayah sama Bunda bilang, mereka akan ikut mengantar Mbak ke Bandara juga " ujar Dara.

" Tidak terlalu merekan kah kalau mereka ikut mengantar Mbak Dek ? " tanya Ajeng membuka matanya, gadis itu khawatir kalau akan merepotkan kedua calon mertuanya itu.

" Tidak, malahan mereka senang bisa mengantar calon memantu mereka kok, Bunda bahkan sudah menyiapkan oleh-oleh satu koper untuk keluarga Mbak di Surabaya sana " sahut Dara. Memang benar Mila menyiapkan Semua kebutuhan yang akan diperlukan nanti disana, sekaligus oleh-oleh untuk calon besan mereka.

" Papa dan Mama bahkan ngotot mau ikut karena anak lelaki mereka akan menikah " kekeh Dara, kedua mertuanya itu ngotot akan ikut kesurabaya menyaksikan anak lelaki mereka yang satunya, yaitu Haikal, menikah. Mereka mengklaim kalau Haikal adalah anak sulung mereka, sedangkan Bara adalah anak kedua mereka sekaligus adik Haikal.

" Papa dan Mama memang benar-benar ajaib ya Dek, " ujar Ajeng.

" Betul, bahkan sama Deby saja sudah seperti anak bungsunya saja. Sampai terkadang Rena suka ngomel gak jelas" kenang Dara, adik iparnya itu terkadang suka bingung kenapa kaka dan adiknya bertambah.

" Bagus dong kalau aku menjadi anak Bungsu dikeluargaku, Keluarga Papa dan Mama, juga keluarga Ayah dan Bunda, kemudian aku akan mendapatkan warisan lebih banyak daripada kalian, wkwkwk " ujar Deby tertawa jumaya.

" Huh ... itu sih maunya kamu " seru Dara dan Ajeng bersamaan. Kemudian ikut tertawa bersama.

Selesai melakukan perawatan tubuh yang hampir memakan waktu empat jam, kini mereka bertiga sudah berada disalah satu pusat perbelanjaan terbesar di Jakarta.

Mereka berada disalah satu resto utnuk makan siang bersama.

" Ajeng, gimana rasanya tadi ? " tanya Deby penasaran, memicingkan mata menunggu jawaban Ajeng.

" Biasa saja sih. Hanya saja badan terasa lebih segar dan juga bagian intim kita lebih wangi dan keset saja " sahut Ajeng.

" Emang kamu dulu begitu Ra? " tanya Deby beralih ke Dara.

" Ya yang pasti Mas Bara jadi tambah semangat dan yang pasti lebih nikmat tahu " ujar Dara sembari berbisik, netra melirik ke segala arah, takut ada yang mendengar ucapannya barusan.

" Kenapa gak kamu coba saja dengan Sandi nanti malam De? " usul Ajeng, nyengir kearah Deby yang tampak salah tingkah.

" Yang pasti Bang Sakti bakalan minta nambah terus, dan kamu apsti akan mendesah kencang karena keenakan " tambah Dara, mengkompori Deby.

" Sialan, belum apa-apa aku udah horni " umpat Deby kesal.

Sedangkan Dara dan Ajeng hanya terkikik karena berhasil menjadi kompor untuk Deby. Mereka bertiga sama-sama tahu kartu masing-masing. Bagaimana gaya pacaran ketiganya, dan saat mereka bersama pasangan saat berduaan. Pasti tidak akan jauh dari desahan-desahan penuh kenikmatan.

Bahkan Ajeng tidak ragu untuk bercerita tantang hubungannya dengan Haikal yang notabene Abang dari Dara. Tapi tampaknya Dara sudah tahu sepak terjang sang Abang bahkan sebelum bersama Ajeng.

Saat tengah Asyik bergosip, ketiga pasangan mereka menghampiri meja mereka. menemani dan menjemput pasangan mereka masing-masing.

Mereka duduk berpasangan, meneruskan obrolan mereka sembari sesekali berdebat.

" Bangkrut Abang kalau membayar tagihan kalian terus " gurau Haikal sembari melirik sang Adik yang tampak bergelayut manja dilengan Bara.

" Kan gak setiap juga ya Dek " bela Ajeng, memcubit kecil pinggal Haikal sebagai peringatan.

" Iya ih, Abang ini, itung-itung sedekah ke Adik bungsunya loh " seloroh Deby tak mau kalah,

" Pelit banget ya tuhan, sama adik sendiri juga " sahut Dara, menepuk keningnya pura-pura kesal.

" Sayang lihat deh, masa Abang perhitungan sama Adik sendiri coba " adu Dara manja yang hanya ditanggapi senyuman oleh Bara.

" Cih, kumat kan manjanya " gerutu Haikal yang kemudian mendapatkan cubitan lagi oleh Ajeng.

" Jadi besok pagi Abang sama Ayah dan Bunda yang mau mengantar Ajeng ke Bandara ? " tanya Bara memastikan.

" Iya, besok pagi aku bisa, dan kebetulan Ayah dan Bunda ikut mengantar juga " sahut Haikal.

" Kalian rencananya menyusul ke Surabaya kapan ? " tanya Sakti. Sebab dirinya akan mengajukan cuti kepada Bara saat hari itu tiba.

" Mungkin dua hari sebelum pernikahan, biar tidak terlalu lama cuti dari kantor. Tahu sendirikan pekerjaan Ayah sudah sangat menumpuk. Jadi aku harus membantu pekerjaan beliau "ujar Bara.

" Untuk Hotel di sana bagaimana? Sudah pesan belum? " tanya Bara.

" Sudah, Semua sudah aku pesan utnuk kita smeua, jadi nanti kalian tinggal cek in saja " sahut Haikal.

" Tiket pesawat kalian juga sudah aku pesankan, untuk Deby dan Sakti untuk harinya sudah Abang aturkan juga " sambung Haikal.

" Wah .. terimakasih banya ya Abang " seru Deby, memeluk lengan Haikal. Deby dan Sakti memang akan berangkat dihari yang berdeba dengan mereka semua. Karena pekerjaan Sakti, mereka rencananya ke Surabaya sehari sebelum pernikahan.

Semua akomodasi mereka baik Hotel maupun tiket oesawat memang semua sudah ditanggung oleh Haikal. Bahkan untuk kendaran dari Hotel kerumah Ajeng nanti juga sudah di sewakan. Jadi mereka hanya tinggal datang saja.

Tidak banyak memang yang akan datang ke Surabaya, mengingat keduanya akan menyelenggarakan resepsi di Jakarta. Hanya keluarga inti saja yang akan datang ke Surabaya. Terlebih lagi sehari setelah pernikahan, mereka akan kembali ke Jakarta dan menyiapkan pesta pernikahan yang lebih mewah. Dan semua keluarga besar akan bertemu dan berkumpul di Jakarta nantinya.

***

Menggoda Sang DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang