" Abang sibuk gak ? " tanya Dara yang muncul dari balik pintu ruangan Haikal. Gadis itu berdiri hanya dengan menjulurkan kepalanya disela-sela pintu.
Haikal mendongak dan tersenyum mendapati sang adik diruangannyanya.
" Gak, kenapa Dek ? " tanya Haikal mengisyaratkan Dara untuk masuk kedalam ruangannya.
Dara melangkahkan kakinya memasuki ruangan Haikal setelah menutup kembali pintuya dengan rapat. Gadis itu duduk dikursi depan meja Haikal.
" Beberapa waktu lalu Mas Bara bicara empat mata denganku. Dia meminta pendapatku tentang memberitahukan hubungan kami kepada keluarga masing-masing " ucap Dara memulai pembicaraan.
" Lalu kamu sendiri bagaimana menurutmu ?" tanya Haikal balik.
Dara terdiam beberapa saat sebelum kembali berbicara .
" Sebetulnya Adek tidak masalah sih memberi tahu kepada Ayah dan Bunda, mereka memang baik kepada Mas Bara dan menerima Nathan seperti cucu mereka sendiri. Namun tetap saja ada kekhawatiran kalau mereka menolak Mas Bara menjadi bagian dari mereka " sahut Dara bimbang.
Kedua orang nya memang baik dan tampak menerima Bara maupun Nathan. Tapi Dara takut mereka keberatan jika Bara dan Nathan sungguh menjadi bagian keluarga mereka. dara tidak bisa membayangkan penolakan yang kedua orang tuanya lakukan.
" Kamu berfikir terlalu jauh Dek. Abang yakin Ayah dan Bunda bukan orang yang seperti itu. Mereka adalah orang yang sangat baik dan bijak dalam menyikapi segala sesuatunya. " sahut Haikal berusaha menenangkan Dara.
" Namun hal itu berbeda jika berhubungan dengan Adek, Abang. Abang tahukan betapa mereka menyayangi dan menjagaku selama ini " sahut Dara sedikit frustasi.
Haikal menghembuskan nafasnya peelan dan menatap sang adik dengan tatapan prihatin. Pria itu bangkit dari kursinya dan berdiri mendekati dara.
" Percaya sama Abang, mereka akan menerima Bara dan Nathan menjadi bagian keluarga kita " sahut Haikal. Pria pria melingkarkan lengannya dipundak Dara. Mengusap pelan bahu gadis itu untuk memberikan kekuatan.
" Adek berharap juga seperti itu, " sahut Dara.
" Lalu, keluarga Bara sendiri bagaimana? " tanya Haikal
" Mereka justru mengharapkan Dara menjadi menantu mereka. Tante Rossa bahkan berulang kali meminta Dara untuk menjadi bagian keluarga mereka. jadi tidak perlu dikawatirkan kalau dari pihak Mas Bara " sahut Dara.
Dan memang benar, berulang kali Rossa meminta Dara untuk menjadi menantunya. Saat itu Dara masih belum menjadi keksaih Bara. Dan tak lama kemudian Rossa langsung menghubunginya dan berkata dengan bahagia saat tahu Dara menjalin hubungan dengan Bara.
" Baguslah kalau begitu. Tinggal kamu yakinkan saja diri kamu sendiri. Abang percaya dengan pilihan kamu Dek " ucap Haikal.
Setelah sempat terdiam dan menimbang-nimbang, akhirnya Dara mengambil satu keputusan tentang hubungannya dengan Bara.
" Baiklah, Adek akan mencari waktu yang tepat untuk memberi tahu Ayah dan Bunda tentang hubungan Adek dan Mas Bara. Secepatnya " putus Dara membuat Haikal tersenyum.
" Nah gitu dong. Itu baru Adeknya Abang " Haikal meengeratkan rangkulan lengannya dibahu Dara.
" Makasih ya Abang sudah mau mendengarkan keluh kesah Adek " sahut Dara melingkarkan kedua lengannya diperut Haikal dan menyenderkan kepalanya.
" Abang selalu ada untukmu Dek. Jadi jangan sungkan untuk bercerita sama Abang. " sahut Haikal.
Haikal membelai-belai surai Dara yang tengah bergelondot manja padanya. hubungan keduanya memang sangat dekat sejak kecil. Haikal juga sangat mencintai sang adik melebihi dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menggoda Sang Duda
RandomDara Maharani gadis cantik yang ceria namun berotak mesum dan sedikit binal. Terang-terang mengoda seorang duda tampan berbadan hot dengan satu anak yang menjadi tetangga barunya. Bara Pamungkas, duda beranak satu pindah rumah setelah bercerai dari...