Bab 08 . Undangan

4.3K 95 0
                                    

Setelah kepulangan Bara dan Nathan, Dara masuk kedalam kamarnya. Gadis itu membuka jendela kamarnya yang berhadapan dengan kamar tetangganya. Namun Dara tidak bisa menebak apakah itu kamar Bara ata bukan. Karena selama Bara pindah kesana kamar itu selalu dalam kondisi gelap.

" Mungkin hanya kamar kosong. " gumam Dara tanpa khawatir. Karenanya Dara tidak pernah khawatir akan ada yang melihatnya dalam balutan gaun tidur sexy nya. Dara memang penggemar lingeri dan pakaian dalam yang sexy.

Seperti malam ini, Dara berdiri di balkon dengan menggenakan lingeri warna hitam dengan belahan dada rendah. Membuat tubuh sintalnya benar-benar terekspos sempurna dibalik gaunnya yang menerawang. Dara sangat bangga dengan aset yang dia punya. Sangat kenyal dan ukurannya pun tampak sangat pas di tubuhnya.

Dara tengah asyik dengan telpon genggam miliknya tanpa menyadari ada sepasang mata yang menatapnya penuh gairah. Saking asyiknya sampai-sampai Dara tidak menyadari kalau lampu depan kamarnya menyala.

Disisi lain, Bara baru saja keluar dari kamar Nathan setelah menidurkan anak itu. Nathan tertidur, pulas bahkan sebelum Bara selesai membacakan donggeng untuknya.

Bara menjatuhkan tubuhnya di kursi sofa lalu memejamkan matanya sebentar. Otaknya masih saja memikirkan kejadian tadi sore. Bayangan tubuh Dara yang tampak snagat mengairahkan terus saja muncul dibenaknya. Bara merasa seolah menjadi pria brengsek karena membayangkan tubuh milik gadis baik-baik seperti Dara.

Untuk mengenyahkan bayangan Dara dari benaknya, pria itu memutuskan untuk masuk kedalam kamarnya. Bara menyalakan lampu, dan berjalan menuju balkon untuk mendinginkan kepalanya.

Namun pemandangan yan dilihatnya justru membuat otaknya semakin berfikiran liar. Bara melototkan matanya saat tak sengaja melihat Dara berdiri di balkon dengan pakaian sexy miliknya.

Bahkan lekuk tubuh gadis itu tertampang dengan jelas dimata Bara karena tipisnya pakaian yang dipakai gadis itu. Bara tidak mampu mengalihkan pandangannya, hanya mampu meneguk salivanya dengan kasar.

Bukan salahnya bukan?, jika Bara bisa menikmati pemandangan yang indah didepannya ini sekarang. Dengan bertelanjang dada dan hanya mengenakan celana gombrang dibawah pinggulnya, pria itu semakin mendekat kearah balkon.

Bara berdehem, mencoba memberitahukan keberadaanya kepada gadis itu. Namun sayang, Dara yang terlalu asyik tidak menyadari kehadirannya.

Bara mendengus pelan tidak percaya Dara begitu ceroboh " Huh... gadis ini benar-benar membuatku frustasi, sunnguh sangat ceroboh " gumam Bara.

" Ehemmm " Bara berdehem dengan keras. Dan ternyata berhasil, Bara melihatDara tersentak dan reflek menoleh kearahnya.

" Hai " Sapa Bara sambil tersenyum.

Dara masih terdiam belum menyadari kondisinya. Namun tak lama setelah itu gadis itu berteriak kencang membuat Bara tertawa terpingkal-ppingkal.

" Aaaaaaaaa " teriak Dara kencang. Lalu menutup belahan dadanya dengan outer panjang miliknya.

" Hahahaha, kenapa kamu begitu terkejut " tanya Bara masih tertawa.

" Bikin kaget saja. Mas kenapa tiba-tiba muncul disitu sih " tanya Dara.

" Kamu saja yang tidak menyadari kehadiranku. Kamu terlalu asyik dengan benda ditanganmu itu " sahut Bara.

Dara hanya terdiam menyadari kebenaran ucapan Bara. Dirinya lah yang terlalu ceroboh. Sehingga tidak menyadari kehadiran Bara.

" Maaf, aku terlalu asyik sehingga tidak menyadari kehadiran Mas " ucap Dara, " BTW, aku baru tahu kalau itu kamar Mas. Biasanya selalu mati lampunya " ucap Dara.

Menggoda Sang DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang