Chapture 9

564 16 0
                                    

Putra terbangun. Saat Putra terbangun ia melihat Ziyaan masih dengan posisi dan keadaan yang sama  sebelum ia tidur. Mulut Ziyaan tidak henti hentinya mengucapkan kalimat "la ilaha illallah" di telinga Istrinya.

Putra kagum bukan main, hatinya sedikit sesak, matanya berkaca kaca. Tubuhnya yang sudah tidak sehat seperti waktu mudanya yang dulu memaksanya untuk harus tidur. Kalau ia tidak tidur semalaman, tentunya paginya ia akan menjadi pasien selanjutnya di rumah sakit ini.

Suami Helen itu mendekat ke arah Ziyaan yang masih sangat fokus men- talqin kan istrinya. Putra melirik jam di tangannya, masih pukul 04.00 pagi.

"Ziyaan.. "
bisik putra di telinga menantunya.

Ziyaan menoleh lembut, tidak ada rasa kaget pada wajahnya.
"Papa"

"Maafin papa, ga bisa nemenin kamu semalaman tadi"

Ziyaan menggeleng
"gapapa pa, Papa juga harus istirahat".

putra memegang pundak Ziyaan
" Papa belum pernah melihat laki-laki sebaik kamu, hati kamu bersih nak".

Ziyaan hanya tersenyum lantas melanjutkan talqin nya kepada Helen.

Helen masih terlelap. begitu juga dengan Adari

"Mama uda ada bangun tadi nak? " Tanya putra sambil mengatur posisi nya disamping Ziyaan.

flashback on:
Pukul 00.30 Ziyaan masih terus membacakan Ayat Al-Qur'an di samping Helen. Sesekali tangannya melingkar memeluk tubuh Adari yang tertidur didepan nya. mengelus wajah Adari yang sangat kesuh akibat teru menerus menangis.

"Ziy-yaan".
tiba-tiba suara payau sedang memanggil Ziyaan.

Ziyaan yang sedari tadi melihat wajah cantik Adari berpaling darinya, ternyata yang memanggilnya adalah Helen. Namun mata Helen terbuka sangat kecil.

Ziyaan langsung sigap, ia mengelus puncak kepala Helen.

" iya maa? " mama kenapa "

"Mama rasa hidup mama uda ga lama lagi nak, maafkan mama, tolong jaga Adari. jangan pernah berhenti membimbing mama mengucapkan kalimat 'Allah' sampai Allah yang memanggil mama"
Ucap Helen namun dengan suara yang sangat lemah.

Ziyaan langsung mengeluarkan air matanya.
"ma, mama, jangan ngomong gitu ma, InsyaAllah mama sembuh".

Helen kemudian menggelengkan kepalanya, kemudian tiba-tiba saja ia menutup matanya kembali. Alat-alat yang memenuhi pernafasan nya membuat Helen jadi semakin sesak.

flashback off.

Setelah Adzan Subuh, semuanya kembali bangun dan melaksanakan sholat subuh. Tepat setelah semuanya sempurna melakukan sholat subuh, Helen sesak nafas. Seakan-akan itu menunjukan bahwa Helen sedang sakratul maut.

Semuanya panik.

Dokter dan para perawat datang terburu-buru. Membawa banyak Alat untuk jantung.

" Serangan jantung nya kambuh dok" tegas seorang perawat sambil memainkan alat-alat medisnya

"mamaa, " Adari tak hentinya menangis.

" ka udah kak, sekarang kakak harus banyakin doa"

Azmi memeluk kakanya dari samping.
sedangkan Ziyaan masih fokus disamping telinga Helen, men talqin kan Helen.

Khadijah ikut menenangkan Adari yang masih terisak.
Rasyid dan Putra masih mengerumuni area kasur Pasien menunggu informasi dokter.

Hati putra sakit. ia tidak kuat apabila ia harus kehilangan istri yang telah melahirkan anak-anaknya.

Ziyaan, rasanya Ziyaan ingin membawa Adari yang menangis , merangkulnya kedalam pelukan nya yang sangat dalam. Namun bagaimana lagi, ia tidak boleh meninggalkan kalimat "la ilaaha illah" di telinga Helen.
Ziyaan melihat  bibir Helen yang mengikuti setiap kalimat syahadat yang Ziyaan ucapkan.

"Ibu Helen ini sedang sakratul maut, mohon perbanyak berdoa pada Allah" Jelas dokter langsung to the point.

"ENGGA, ENGGA, MAMA GA MUNGKIN...
" MAMA GA MUNGKIN PERGIII"
Jerit Adari sambil menangis sejadi-jadinya.

Azmi dan Khadijah masih terus menenangkan Adari
kini putra juga ikut memeluk anak gadis nya itu.

"Adari, do'akan mama nak" Bujuk Putra  sambil merangkul tangan Adari.

Alat-alat medis berusaha sekuat tenaga menjalankan misinya
Sedang Ziyaan tak kuasa menahan tangisnya. Ia ingin  sekali merangkul dan menenangkan Adari.

Tepat di kalimat syahadat  yang ziyaan ucapkan dan diikuti oleh suara lemah Helen. "Asyhadu "
"Asyhadu"

"Alla ilaha illallah"

"Alla ilaha illallah"

"waa asyhadu anna"

waa asyhadu anna"

"muhammadar Rosulullah"

"muhammadar Rosulullah"

Helen menghembuskan nafas terakhirnya. Helen meninggal kan tangannya yang masi ia genggam, yakni tangan Ziyaan, Adari, Putra, Azmi, Khadijah.

"DOKTER, MAMA KENAPA? "
Adari sontak setelah melihat mamanya sudah tidak berkutik sedikit pun.

Dokter kemudian mengecek dengan seksama. mengecek uluh jadi helen. ia tidak lagi menemukan detakan disana.

"innalillahi wainna ilaihi roji'un".
Dokter menundukkan kepalanya saat mengucapkan nya. Dokter tahu bagaimana rasa sakit keluarga ini.

" innalillahi wainna ilaihi roji'un " semuanya orang yang berada dalam ruangan itu mengucapkan kalimat yang sama. Kalimat yang menegaskan bahwa kita ini milik Allah dan kembali juga kepada Allah.

"MAAAMAAAA"
"MAMA GA MUNGKIN NINGGALIN AKU"
"MAMA BA-BANGUUUN"
Adari menangis sejadi-jadinya, sambil mengacak acak jilbabnya yang sudah sangat berantakan.
suara nya yang begitu sendu memenuhi seisi ruangan itu.

Semua keluarga menangis, semuanya bingung harus berkata apa lagi. Harus bagaimana menenangkan Adari yang meratapi kepergian mamanya, mereka sudah sangat sakit, kecewa.

Ziyaan memeluk jenazah Helen. Adari lebih awal dari Ziyaan. Seluruh keluarga menangis sejadi-jadinya.
tidak perduli dengan semua hal yang terjadi.

Gimana cerita nya.
maafin yah sad sad duluu,
krn alur ceritanya uda aku rancang untuk moment ini. semoga suka yaa para readers.
kasi saran boleh banget di komentar yaww.

follow instagram Aku: @yuprlrgh
jan lupa
vote dan komen🥰🥰🥰



Sama Sama Santri (𝐄𝐍𝐃) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang