Chapture 43

272 8 0
                                    

(43)⌑ Sama Sama Santri mempersembahkan ⌑
ꕤꕤ


"

ternyata dunia se-sempit itu ya? "

Casavia menghisap sedotan yang menarik paksa minuman jeruk dingin itu. Menatap sambil tersenyum pria dihadapan nya. Belakangan ini mereka begitu terlihat akrab dengan obrolan mereka.

"Lo bisa tinggal dulu di rumah gue, soalnya nyokap bokap gue udah pisah," Casavia nekat menawarkan.

"jadi dirumah lo gaada orang sama sekali? "

Casavia menggeleng, "Tenang masih ada nyokap gue, kok! Lo bisa tidur dikamar yang kosong, " Pria itu mengangguk-angguk mendengar penjelasan Casavia.
"Oiya, btw selama ini lo tinggal dimana? " pungkasnya.

Pria itu terlihat membuang nafas berat. "bukan urusan lo juga! lagian gue udah meninggalkan seluruh fasilitas  gue, " jawab pria tersebut tak ingin Casavia terlalu mencampuri urusannya.

༺༺༺

"UMA GAK PERCAYA! ZIYAAN ITU KAMU KAN? ZIYAAN ITU MASIH HIDUP, KAN? KALIAN SEMUA BOHONGIN UMA KAN? JAWAB!! "

Ziyaan yang sudah bertumpu di lutut sangat ibundanya, mencium telapak tangan Khadijah yang telah ia genggam sebelumnya.

"Uma aku gak lagi bohongin Uma, semua ini memang benar. Aku minta maaf uma sudah membuat uma hancur, " Ziyaan mengatakan nya seraya memeluk Khadijah.

Semua terlihat sedih dan menangis melihat respon dari Khadijah setelah mendengar bahwa a ak kesayangannya sebenarnya telah tiada. Rasyid juga yang banyak membantu menjelaskan penjelasan yang diberikan oleh anaknya, berakhir dengan kepasrahan.

"PERGI! UMA KECEWA SAMA KAMU ZAYN! BODOH SEKALI UMA MAU DIBOHONGIN SAMA ANAK SENDIRI! " Khadijah tampak melihat kearah Rasyid.

"Uma, Uma lihat anakmu sudah berani jujur dihadapan kita semua! Tolong jangan egois, Uma! Awalnya Abi juga bersikap seperti yang Uma lakukan sekarang, tetapi untuk apa gunanya membenci anak yang kita lahirkan sendiri? Zayn itu tak ada bedanya dengan Ziyaan"

Khadijah memberontak, "ZAYN ITU ANAKMU DAN ZIYAAN ITU ANAKKU! KAMU LUPA KALAU DAHULU DIA SLALU BUAT MASALAH?! "

"TAPI ITU DULU UMA! ZAYN SUDAH BERUBAH!" Rasyid terbawa emosi.

"Uma Abi, Zayn mohon sudah! " Zayn tak kuasa melihat orang tua yang ia sayangi bertikai seperti ini.

Adari melepaskan tubuhnya yang sedari tadi dipeluk oleh Jihan. Ia maju melangkah mendekati suaminya, Putra terkesiap melihat gadis nya yang terlihat. memberanikan diri membela suaminya.

"Uma... " Seusai Adari mengelus pundak Jihan yang duduk didekat Khadijah, Adari maju melangkah dan mengambil tangan ibu mertuanya. Terlihat wajah itu mengendalikan emosi sehabis bercekcok dengan Rasyid, Rasyid yang kembali duduk terlihat membuang mukanya.

"Uma yang sudah Adari seperti mama Adari sendiri, Adari begitu menyanyangi Uma, "

"Uma, Adari tahu bagaimana perasaan Uma sekarang. Awalnya Adari juga gak semudah itu menerima pernyataan kalau suami Adari ternyata namanya bukan Ziyaan. Tapi inilah wasiat yang dititipkan oleh Ziyaan kepada suami Adari dan juga anak Uma. Kami semua tidak memaksa Uma untuk secepat mungkin menerima semuanya, karena Adari dan Zayn juga sudah berkali-kali mencari waktu terbaik untuk menjelaskan semua ini kepada Uma dan Abi, Tapi.. "

Mata Khadijah berkaca melihat menantu yang sudah ia anggap seperti anak nya sendiri. Ia mengambi tubuh kecil Adari dan memeluknya. Ziyaan mendekat kearah Khadijah dan Adari. Ia ikut memeluk keduanya. Khadijah menyadari bahwa anaknya ikut pula memeluk dirinya dan Adari, lantas ia mengambil kepala Zayn dan ikut memeluk keduanya Adari sudah terisak didalam sana.

"Maafin kita Uma, maafin kita..." ucap Adari terisak didalam dekapan sangat ibu mertua.

"Ini salah Zayn Uma, Zayn yang mengatakan kepada Ziyaan kalau Uma bakal lebih sedih kehilangan Ziyaan daripada diri Zayn sendiri, " Zayn mengeluarkan wajahnya. Khadijah tampak bersalah mendengar kalimat tersebut.

"akhirnya, Ziyaan terpengaruh dan menitipkan semua bebannya dipundak Zayn. Ini semua dilakukan karena kami gak ingin melihat Uma sama Abi bersedih yang berlebihan saat tahu kalau Ziyaan sudah tiada, " Pungkas Zayn.

"Zayn cara kamu ini tetap salah, bagaimana pun kita tak mampu lari dari kenyataan. Tapi Uma akan mencoba menerima semuanya, meski tidak sekarang. Uma butuh waktu ya sayangnya Uma. " Khadijah menarik kembali wajah Zayn menuju dirinya dan membenamkan wajahnya didalam dekapannya.

"Maafkan pula Uma yang selalu membedakan kehadiran dirimu dibandingkan dengan Ziyaan," Sambung Khadijah melanjutkan. Ziyaan mengeluarkan wajahnya dan mencium kening ibundanya.

Putra beralih menuju sosok Rasyid, dan menepuk-nepuk pundaknya. Jihan kembali merasakan menjadi seekor nyamuk.

Rasyid ikut memeluk Khadijah setelah Adari dan Ziyaan melepaskan pelukan mereka.

"Maafkan Abi sudah terbawa emosi tadi, Uma"  Pinta Rasyid dibalik dekapannya.

"Kita harus menemui makan Ziyaan sekarang. Aku juga sudah lama tak berziarah" Saat keadaan semakin hening, akhirnya Putra membuka suaranya.

Akhirnya semua beranjak keluar rumah dan menuju mobil. Ziyaan dan Adari tampak masih berpelukan sembari berjalan. Ziyaan mengusap bulir-bulir air mata di pipi Adari. Adari tersipu dan ikut mengusap sedikit air mata milik suaminya, karena memang suaminya jarang menangis apalagi didepan dirinya.

"gue ikut nih? " Jihan tampak bertanya seorang diri, pasalnya semua orang telah berlaku menuju keluar rumah. Tak ada jawaban, akhirnya Jihan mengikuti langkah mereka.

༺༺༺

Setelah memanjatkan doa-doa untuk almarhum Ziyaan, Khadijah memeluk baru nisan milik anaknya. Tulisan di batu nisan itu sudah pudar karena air hujan, tetapi memang awal dibuat ialah bertuliskan nama 'Akbar Zayn El-Hannan' sesuai informasi dari Mesir saat membawa mayatnya menuju Indonesia.

"Uma rindu kamu Ziyaan, " Khadijah terisak, Zayn yang berada disamping Khadijah memeluk nya dari samping, mencium kepala Khadijah ikut terisak dan menangis.

Pemandangan itu membuat hati Jihan terharu.
"Adari, lo lihat suami lo begitu sayang sama mamanya,"
Bisik Jihan didekat daun telinga Adari. Adari pun tersenyum dan memeluk Jihan.

"gue jadi kangen Mamah" bisiknya. Jihan memeluk sahabat nya semakin kencang. Suasana semakin haru.

Mereka beranjak pulang dengan dua mobil yang digunakan, semua orang telah masuk kedalam mobil terkecuali suami Adari. Tampaknya Zayn masih belum beranjak, sedang mengobrol dengan bapak penjaga makam.

"Pak saya minta tolong, nama di batu nisan ini diganti dan diperbaiki. Namanya boleh diganti menjadi nama yang sudah saya tulis dikertas ini ya pak, untuk upahnya juga sudah saya selipkan disini, " Zayn menyerahkan selembar kertas. Bapak itu mengambil dan mengangguk paham.

"Terimakasih sekali pak, "

"kalau saya boleh tahu kenapa namanya diganti, aa? tanya bapak itu penasaran ditengah matahari yang semakin memanas.

" Itu memang harus diganti pak, karena ada kesalahpahaman " Singkat Zayn namun bapak itu masih terlihat tak mengerti. Zayn langsung meminta izin untuk pergi dan menaiki mobil Putra yang sedari tadi menunggunya.

"itu mereka bukan? " Cassavia membuka jendela mobil dan beralih melihat Pria disamping nya. Lantas pria tersebut mengangguk. "Ini makam saudara kembar nya, Cassa.. "

Cassavia mengigit bibirnya, "makasih ya gue baru tahu soalnya, "

Memang sedari tadi mereka sudah melihat semua keluarga itu menghampiri makam yang sebenarnya milik Ziyaan.

𝐵𝐸𝑅𝑆𝐴𝑀𝐵𝑈𝑁𝐺...

Vote+Komen ya readers baik hati
muahhh 💋💋🥀

Sama Sama Santri (𝐄𝐍𝐃) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang