Chapture 32

317 12 0
                                    

Anggara kembali tertawa jahat melihat perempuan di depannya yang menangis merintih kesakitan. Anggara tak habis-habis mengajar Adari dengan penuh hasrat.
Rasa dendam nya terhadap perempuan itu menghilangkan kewarasannya.

Ukh....

Suara rintihan Adari melesat keras, Anggara kembali memukulnya dibagian wajah. Alhasil wajahnya itu memar, sedikit meneteskan darah merah dan memperlihatkan luka.

Adari tak kuasa membalas perlakuan bengis yang diberikan oleh Anggara. Ia hanya mengucap nama Ziyaan dengan penuh harap Ziyaan akan menolongnya kali ini.

Anggara benar-benar kejam dan bengis. Ia sengaja untuk tidak memaki-maki Adari, karena takut aksi nya ini diketahui oleh suaranya.

Karena besarnya ruangan di rumah itu ditambah dengan kedap suara yang dibuat, Khadijah yang berada di belakang rumah, tidak mendengar suara rintihan sakit dari Adari apalagi Rasyid yang sedang menelpon di depan rumah.

"Kali ini kamu bakal mati, Adari... " Ucap Anggara dilanjut tangannya yang mengambil gelas kaca dan siap menghantamkan nya ke tubuh Adari.

3,2,1, dan....

Srettt...

Sesuatu menahan lemparan gelas kaca yang jaraknya tak terlalu jauh itu.

Ziyaan datang diwaktu yang tepat, walau ia sempat terlambat menyelamatkan istrinya, ia benar benar tidak menyangka dengan kejadian saat ini.

PLAKK!!!..

Hancurlah wajah Anggara, ia memegangi pipinya yang kemerahan karena kesakitan.

Gelebug...
Ziyaan berhasil menjatuhkan Anggara ke lantai. Laki-laki yang tega berlaku kasar terhadap perempuan kesayangannya.

Khadijah datang sambil berlari ke ruang makan yang haru itu. Khadijah kaget dan spontan menuju Adari dan memeluk menantu kesayangan nya, Adari menangis sejadi-jadinya melihat semua yang sedang terjadi.

Bak.. Kdebuk.. Bluk...

Ziyaan belum merasa puas, ia bahkan memilih untuk menghabisi Anggara dan memberinya pelajaran terlebih dahulu, Ziyaan sadar kalau Khadijah sudah berada disamping Adari, maka dari itu ia memilih untuk menghajar abang angkat nya yang jahat itu.

Setelah Anggara tak berdaya diatas lantai, Ziyaan menunduk dan mengenggam kerah baju Anggara.

"Tega abang nyakitin cewe aku, " Ucapnya penuh haru.
Mata Ziyaan berkaca-kaca.

"DIA ISTRI AKU BANG!" Ziyaan melepas kerahasiaan baju Anggara sehingga Anggara kembali jatuh ke lantai dan kesakitan.

"Ziyaan sudah nak, "
Khadijah menenangkan Ziyaan dari jarak jauh. Namun Ziyaan masih belum puas. Ia memaksa Anggara bangkit, dengan tubuh yang rapuh Anggara bangkit seiring dengan tarikan Ziyaan.

Ziyaan mendorong Anggara ke dinding.

"Perempuan itu harus dihormati, di sayang, dia ga boleh disakitin setitik pun, bang.. " Tutur Ziyaan pelan di dekat wajah Anggara, tangannya masih menetap di leher Anggara, membuat Anggara tak dapat berkata-kata.

Rasyid mendengar suara riuh dari dalam rumahnya, ia buru-buru masuk kedalam. Dan sama hal nya dengan Khadijah, ia kaget bukan main melihat kericuhan di ruang makan itu. Terlebih saat ia melihat Adari yang didekap oleh istrinya. Adari menangis tak karuan. Mata Adari sembab dan wajahnya yang mengalir kan darah.

Sejak tadi, Pembantu di rumah Ziyaan telah membawakan hansaplast untuk mengobati Adari. Mereka mengobati Adari dan mengelap darah Adari yang bercucuran. Adari hanya menangis tak kuasa.

Sama Sama Santri (𝐄𝐍𝐃) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang