Chapture 51

159 6 2
                                    

(51) Sama Sama Santri
***


"...Gue tahu lo cinta mati sama suami lo itu, dan lo harus tahu kalau gue adalah cinta pertama suami lo. Gue masih pacaran sama dia sampai sekarang-"

Adari melayangkan tamparan kuat di pipi Casavia, tak tahan mendengar nya.

PLAK!

Casavia merasakan pipinya memerah, namun ia masih tersenyum miring menatap Adari. Arah pisau itu sengaja ia arahkan kearah dadanya. Ia sedikit memundurkan dirinya ke belakang.

Casavia tertawa pahit.

"Lo tenang aja Dar! Gue gak akan bisa merebut suami lo! Suami lo gak salah kalau masih mempertahankan gue di kehidupannya. Karena itu semua salah gue! Gue yang mengancam dia-"

"LO ANCAM APA, GILA?! " Adari naik pitam.

Casavia kembali tertawa mendekat kearah Ziyaan yang tertidur pulas di ranjang. Ia berdiri dengan tangan yang masih mencengkam pisau.

"Lo jangan gila, plis hotel ini sepi, Casavia! Gue minta sama lo, lepasin pisau itu! " Ujar Adari melihat keberadaan pisau ditangan Casavia.

"Lo tahu, hidup gue tidak seindah dahulu semenjak lo nikah sama Zayn. Dulu gue bahagia, gue bisa ngerasain bagaimana rasanya cinta dari seorang lelaki. Bokap gue cerai sama nyokap gue sejak gue masih SD. Gue kehilangan arah, hingga akhirnya gue nemuin Zayn saat gue SMP. Kita pacaran sampai Kelas 11. Gue cinta sama dia, dia juga cinta sama gue. Tapi akhirnya Zayn harus masuk pesantren, perintah dari nyokap dia. Saat ketahuan kalau dia pacaran sama gue. Katanya hanya setahun, tapi apa? tapi setelah lulus SMA, dia malah pergi ke Mesir. Gue gak pernah dapat kabar nya, sampai dimana gue diminta kuliah di Bogor. Gue masih mengharapkan dia di kehidupan gue, tapi setelah gue tahu kalau dia sudah balik dari Mesir, gue nyamperin dia. Dan lo tahu? Ternyata, dia udah nikah sama lo! Hati gue sakit, hancur! Cinta gue habis di dia! Gue gak kepikiran buat pacaran selama hampir lima tahun karena gue masih cinta sama Zayn! Kita belum putus, Adari! Dia belum pernah putusin gue sampai hari ini, karena gue pernah berpesan satu hari sebelum dia pergi ke Mesir, kalau dia berani putusin gue, gue bakal nekad bunuh diri! Dan suami lo benar-benar gak bisa lihat wanita hancur karena kesalahannya... "

Adari menelan saliva nya, terlihat membisu.

"Gue tahu gue salah, seharusnya gue gak mengaharapkan cinta itu lagi, lo boleh caci maki gue! Terserah lo mau anggap gue apapun! Tapi setelah cinta itu pudar itu artinya gue harus putus hubungan dari suami lo! Dan janji yang gue buat harus tetap gue laksanakan. Gue bakal menghilang dari hadapan lo dan juga Zayn! "

"M-maksud lo apa, Cassavia? " Adari menatap nanar kearah Casavia yang tersenyum miring. Tangannya mengepal menggenggam pisau.

"Kalau gue mati artinya orang jahat di kehidupan lo bakal hilang, kan? Tapi gue bukan sebaik itu, Adari.."

Adari maju mendekati Cassavia, mencoba mengambil alih pisau itu. Ia tak ingin kejadian itu terjadi.

"Lo harus menderita juga... " Sambung Casavia

"T-tunggu Casavia? Lo benar-benar udah bermukah sama suami gue? Lo bohong, kan? Ini semua rencana lo, kan? Lo kasih obat tidur sama Zayn?! "

Casavia mengangguk sembari menjalankan pisau itu di tangannya.

"tenang aja, Adari! Gue gak akan menangkap suami lo dengan cara bodoh. Gue cuma kasih dia obat tidur di minuman nya dan nyuruh orang buat memberikan minuman itu kepada Zayn. Dan setelah itu, Zayn tertidur, dan gue minta orang tadi buat bawa Zayn kesini! Ini cuma akal-akalan gue supaya lo bisa datang kesini dan menonton momen terakhir gue, "

Sama Sama Santri (𝐄𝐍𝐃) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang