Chapture 35

325 10 0
                                    

karena gue yakin cinta itu hadir tanpa alasan”
︽︽︽

Azmi beranjak dari tempatnya setelah Adari menyuruhnya untuk berlalu, terlebih lagi Azmi ingin pergi ke toilet. Jadi, mau tidak mau Azmi harus pergi ke belakang bagian rumah itu terlebih dahulu.

Aeri membeku di tempatnya saat ia melihat langkahan kaki Adari yang semakin dekat pada dirinya. Aeri menelan ludah kasar, saat Adari tepat dihadapan nya.

“Elo butuh uang berapa buat jauhi adek gue,? ”

Aeri terbeku, sedikit shock mendengar ucapan Adari barusan. Bukan main, Adari bahkan langsung tuduh poin terhadap dirinya.

Adari membuang nafas kasar,
“elo gabisa jawab pertanyaan gue? ” ujarnya dengan nada tinggi.

Aeri menatap Adari lemah, ia akhirnya angkat bicara.
“maaf kak, bukan aku bermaksud yang lain, ”

Aeri melipat bibir merah mudanya.
“Perkenalkan aku Aeri, aku seorang pengacara wanita, dan aku juga punya beberapa usaha pendidikan di Indonesia. Termasuk bimbel yang sedang Azmi tempuh sekarang”

Aeri melanjutkan pernyataan nya saat ia melihat Adari hanya terdiam tak membalas ucapannya.

“hmh, masalah hubungan aku dengan Azmi semata-mata hanya ingin membantunya agar bisa lulus di Universitas UCL, London”

“.. dan aku benar-benar gak melampaui batas dan hanya sewajarnya terhadap adik lelaki kakak, hanya saja aku mencintai nya dan... ”

“bacot lo! ” Adari memotong ucapan Aeri dengan begitu lantang.

Aeri langsung terdiam tak merespon. Jarak dirinya dengan Adari begitu dekat, hanya satu hasta.

“Lo punya hubungan khusus kan, sama adek gue” Sambung Adari lantas menggunakan jari telunjuk nya untuk membuat Aeri gentar.

“memang kita pacaran, kak” ucap seseorang dari arah belakang Adari.

Aeri hanya menatap sosok yang berbicara itu. Raut muka Aeri terlihat menyimpan perasaan yang begitu campur aduk.

Adari sontak melihat ke belakang nya dan melepaskan jari telunjuk nya yang sedari tadi begitu dekat dengan wajah Aeri.

Adari mengangkat salah satu alis tebal nya. Menghadap ke arah adik laki-laki nya yang baru saja tiba.

“APA LO BILANG BARUSAN” Tegas Adari.
“aku udah nembak Aeri seminggu yang lalu, dan kami memang pacaran” ujar Azmi mantap menjelaskan.

Adari mengacak jilbabnya tersebut. Berusaha untuk terlihat waras menghadapi situasi ini, perut nya sedikit merasakan sakit.

“gue ga habis pikir sama elo Azmi. Elo ga ingat apa yang di pesan ini sama mama, ha..! ” Adari maju perlahan menuju Azmi.

Azmi membuang muka melihat raut muka kakaknya yang terlihat rapuh, hampir mengeluarkan tetesan air mata.

“gue- gue cinta sama Aeri kak.. ” ucap Azmi terbata-bata, ia khawatir kakaknya tersebut naik pitam.

Ruangan sunyi, tak ada yang berani mengucapkan satu kata pun.

Aeri meratap lantas terbenam di dekat kaki Adari. Tangan lentik  yang biasa ia gunakan untuk mengetuk acara persidangan kini melesat di kaki Adari.

“maafin Aeri kak, Aeri sudah berani mendekati hati Azmi” ucap nya masih terus terisak.

Azmi hanya terdiam saat melihat Aeri menyungkum di atas lantai.

“bangkit! ”

Aeri kerap tak ingin bangkit, namun Adari terus menyuruhnya agar berdiri. Akhirnya Aeri bangkit dan kini matanya sembab, ia menangis menatap Adari.

“gue gamau lo sujud sama gue, sekarang lo lihat, Azmi yang dulu gue banggain, akhirnya menghianati semua kepercayaan gue, ”

Azmi yang mendengarnya langsung menyimak dengan baik. Sejujurnya Azmi tak ingin sekali melihat kedua wanita ini tersakiti oleh sikapnya, namun semua telah larut, ia benar-benar terbawa emosinya.

“lo harus tau, Azmi itu berasal dari keluarga terhormat, dan dia juga mantan santri kayak gue, dan harus paham kalau agama kita itu kuat, dan Azmi juga bukan seorang berandalan, dia paham agama dan penghafal,” Jelas Adari panjang lebar.

Aeri tak segan terus menatap Adari, ia tahu bahwa menatap orang yang sedang berbicara adalah etika terbaik.

“gue bukan menghina lo yang berbeda keyakinan sama kita, tapi lo harus tahu, kalau gue ga akan pernah setuju. Dan gue berhak atas itu, karena gue pengganti almarhumah mama” sambungnya.

“maafin Aeri kak, Aeri janji bakal menjauh untuk keselamatan Azmi” ujar Aeri.

“KAKA APA APAAN SIH! ” Potong Azmi menceletuk.
Adari menatap Azmi yang naik pitam. Wajah Azmi memerah, ini kali pertama Adari melihat Azmi naik emosi itu terhadap nya.

“KAKAK GA BERHAK NGELARANG HUBUNGAN AKU SAMA AERI! ”

“Azmi.. ” Aeri menahan emosi Azmi untuk tetap tenang dan mendinginkan emosinya.

Adari mencekam perutnya yang tiba-tiba terasa perih. Pasalnya, kejadian ini membuatnya hatinya sedikit perih.
Azmi sontak termangu melihat Adari. Ia mulai merasa khawatir.

Aeri beralih membimbit Adari yang mencekam perutnya yang masih rata tersebut .

“it’s okey, gue gapapa” ujar Adari lalu kemudian duduk di sofa dituntun oleh Aeri.

Azmi mendekat kearah Adari duduk, namun tak begitu dekat.

“maafin gue, kalau gue campuri urusan  elo sama Aeri, gue benar-benar takut kalau lo bakal berubah dari Azmi yang dulu” Ucap Adari lemah, rasa sakit di perutnya masih terasa perih, begitu juga dengan keadaan hatinya.

Azmi menunduk, ikut melemah melihat raut wajah kakaknya.

“kalau lo mau, dan lo tertarik, lo bisa belajar tentang islam... ” sambung nya beralih menatap Aeri di sampingnya, pikiran Adari mulai mendingin.

Mata Aeri membelalak mendengar ucapan dari Adari barusan.

“inget, gue hanya menawarkan, dan itu kembali kepada elo, gue juga ga bakal maksa elo, karena gue yakin cinta itu hadir tanpa alasan. Dan gue juga gak berhak menguburkan cinta yang tumbuh diantara kalian berdua,” ujar Adari dengan tersengal karena menahan rasa sakit di perutnya.

Sesuai itu, Azmi memeluk kakaknya erat. Ia lantas meminta ribuan maaf karena telah melakukan hal yang seharusnya tidak ia lakukan. Aeri juga bahkan ikut memeluk Adari dari samping.

◇◇◇

Vote komen
🌟💌

Sama Sama Santri (𝐄𝐍𝐃) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang