Chapture 52

201 8 0
                                    

(52) Sama Sama Santri
⌑⌑⌑


Azmi mengepal tangan nya. Melihat postingan yang baru saja dibagikan oleh pemilik akun di Instagram tersebut. Matanya menegang melihat layar ponselnya.

"Gus, kita harus ke hotel Aston sekarang," Himbau Azmi seraya memperlihatkan ponselnya dihadapan Reyhan. Reyhan langsung menancap pedal gas kencang menerjang jalanan yang ramai.

✿✿✿

Mayat Casavia telah diamankan petugas polisi, sebelumnya jasad itu telah diperiksa oleh petugas dan memang nyawanya telah tiada. Polisi juga telah mengamankan beberapa barang bukti, salah satunya adalah pisau tersebut.

Ziyaan terbangun dari tidur nyenyak nya. Ia membuka mata perlahan, kepalanya terasa puyeng. Mata nya mencari cahaya yang ada. Tak lebih lagi, saat ia melihat ke bagian dadanya. Tak ada satu helai kain pun yang menutupi dada bidangnya. Untungnya ia masih memakai celana.

Ziyaan terbangun didalam suatu ruangan yang kosong,  tak ada cahaya yang menyinari nya. Sekalipun cahaya lampu listrik atau obor. Ziyaan termangu menatap langit-langit ruangan yang berwarna hitam itu.

"Astagfirullah, apa yang sebenarnya sudah terjadi, ya Allah? " Gumamnya, matanya mulai berkaca.

Lima puluh menit sebelum nya:

"Pak, Ziyaan ini gak salah sama sekali, korban yang bunuh dirinya sendiri, pak! "

"Kami harap keluarga pelaku tidak membatasi tugas yang harus kami jalani! " Tegas lelaki berseragam polisi tersebut. Dua orang polisi dibelakang nya terlihat membopong tubuh Ziyaan yang masih terlelap.

"Pak, kalian waras kan? Kalian lihat suami saya itu dikasih obat tidur sama korban! Gak mungkin orang yang masih tidur bisa membunuh korban? Pak jangan gila, dong! " Tak kenal takut, Adari membantah tuduhan palsu itu. Beberapa petugas hotel menahan Adari yang semakin memuncak.

Suasana hotel semakin ribut, polisi yang baru saja mendengar celotehan dari mulut Adari, berdiam sejenak. Garis polisi yang berwarna kuning juga telah merebak di seisi ruangan. Adari benar-benar nekad menahan polisi itu untuk tidak membawa suaminya yang memang tidak bersalah.

"Saya minta sekali lagi, tolong bersikap bijak! Yang pertama, Kami sudah menemukan barang bukti yang kuat dengan sidik jari terakhir yang berada di gagang pisau yang berlumuran darah itu. Dan untuk yang kedua, korban di duga dicabuli oleh suami Anda. Bisa dilihat bahwa tersangka sudah tidak mengenakan baju lagi saat tadi-"

"Pak pikiran nya dimana? Gak mungkin seorang yang tidur bisa berbuat kedua hal itu! Pikir pakai otak dong, Pak! Bapak semua orang yang berpendidikan, kan? Mana hasilnya? Bapak kira saya bisa dibohongin, hah? Saya dokter biar bapak tahu!"

Tak habis pikir, Adari mengucap asal membuat seluruh orang dan wartawan yang berada di dalam sana terdiam sejenak.

"Untuk masalah itu, bisa dijelaskan di polsek. Maaf kita harus segera membawa pelaku! " Ujar polisi tersebut lantas membawa Ziyaan pergi begitu saja.

"ZIYAAN! PAK KEMBALIIN SUAMI GUE! DIA GAK SALAH! "Seru Adari mencoba mengejar kepergian rombongan polisi yang membawa suaminya, namun para petugas menahan tubuhnya.

" Heh, lepasin gue! " Tekan Adari berusaha melepaskan tubuhnya yang sedang ditahan. Dua orang petugas lantas melepaskan pegangan mereka. Adari buru-buru mengejar kepergian polisi yang membawa suaminya. Para wartawan juga ikut mengejar Adari, ingin mengambil informasi yang lebih akurat.

Sama Sama Santri (𝐄𝐍𝐃) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang