(44) ⌑ Sama Sama Santri mempersembahkan ⌑
ꕤꕤꕤ.
Reyhan menatapnya heran dan penuh kebingungan.
"Lagi mikirin apa? " tanyanya sembari ikut menaruh punggungnya diatas kursi. Sedangkan Ziyaan hanya menggeleng pelan. "Ana gak bisa lihat ente sedih begini, entar kalau Kiyai lihat ente begini bisa kacau hati beliau, " Sambung Reyhan.Ziyaan mengubah posisinya sehingga saat ini ia berhadapan dengan Reyhan. "Aku ngerasa jadi anak yang durhaka, " Ujar Ziyaan dengan datar.
"durhaka naha deui Ziyaan?" Reyhan menghela nafas mendengarnya. "cerita atuh sama ane, "
"Uma belum bisa menerima kalau sebenarnya aku itu Zayn, " ujarnya seraya menopang dagu dengan telapak tangannya menatap kearah bangunan pesantren.
"pastinya beliau shock" gumam Reyhan dalam hati nya.
"yan, menerima kehilangan tidak semudah yang ente bayangkan, "
"Apalagi ketika sang ibu tahu kalau selama ini anak yang ia anggap hidup ternyata sudah wafat" Jelas Reyhan menatap Ziyaan yang belum memalingkan pandangan.
"itulah aku merasa berdosa, Reyhan. Aku udah banyak membohongi orang disekitar aku" Pungkas Ziyaan, matanya tak bisa berbohong.
Reyhan menepuk pundak Ziyaan, "Ente enggak salah, gak ada yang salah. Ane tahu betapa beratnya ente menerima wasiat Ziyaan dahulu. Dan semua ini bukan kemauan ente," Sambung nya.
"kamu ada dikamar itu juga? " Ziyaan tampaknya tidak melihat Reyhan saat itu. "Hume yang cerita, " Jawabnya.
"Tapi aku gak mau lihat Uma menangis dan se-kecewa ini, aku tahu-"
"jangan salahkan diri ente. Sudah ane bilang tidak ada yang salah. Wajar kalau seorang Ibu menangis saat mengetahui anaknya sebenarnya telah tiada, ente lihat istri ente saja dapat menerima. Ane yakin dalam waktu dekat Uma ente bisa menerima juga! " Tegas Reyhan tersenyum kepada Ziyaan.
"makasih banyak Rey"
༺༺༺
"lo yakin mau nonton drakor lagi, ini yang ketiga kalinya Jitod! " Tegas Adari terlalu geram melihat sahabatnya ketagihan menonton drama Korea di televisinya. Jihan mengangguk dibarengi dengan tawa renyahnya.
"Lo kayak baru kenal gue aja, Lo istirahat aja deh" Ujar Jihan sambil memainkan remot ditangannya.
Adari mengendus kesal, ia beranjak menuju dapur saja mengambil beberapa kepingan es batu. Mengunyah es batu adalah tanda bahwa perasaannya sedang tidak baik. Ia membawa es batu tersebut dan berjalan menuju Jihan sambil mengunyah beberapa buah. Tampaknya Adari ingin memamerkan kekesalannya.
Awalnya Jihan masih fokus melihat saluran televisi, tetapi saat melihat ke sampingnya, ia sontak merebut paksa gelas yang digenggam Adari.
"Iih..Jangan diambil es batu gue! " Adari tak Terima
"jangan diambil apaan! ini bahaya buat lo yang lagi hamil, ngerti? "
"yah gak bisa! itu semua karena elo! elo buat gur badmood, makanya gue makan es batu, jitod!
Adari tampak tak terima, ia masih memperjuangkannya. " Lo mau anak lo gendut kayak paus?! " Jihan tampak gregetan.
"Enggak" Adari langsung memasrahkan tangan yang sedaritadi ia gunakan untuk merebut es batu ditangan Jihan. Jihan menaruh es batu itu di meja dan membiarkannya segera mencair.
Adari tampak cemberut dan kesal, ia melirik sedikit kearah televisi dengan tatapan pasrah. Sore ini akan menjadi semakin lama karena Ziyaan berkata ia akan pulang sehabis Maghrib, karena sehabis dari pesantren, Ziyaan harus mengunjungi basecamp Omorfos terlebih dahulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sama Sama Santri (𝐄𝐍𝐃)
RomanceSiapin tisu dan cemilan buat baca cerita ini! Ceritanya udah beres! Baca aja ya sayang! InsyaAllah keren & menyala di benak-benak kalian. Proses editing, do'ain dan dukung biar bisa jadi novel dan dipeluk sama pecinta S3. Mommy kalian nih: AyuAp...