Chapture 41

279 13 2
                                    

⌑ Sama Sama Santri mempersembahkan

"Akbar Zayn El-Hannan itu adalah lo yang sebenarnya, gue sayang lo versi apa dan siapapun"
_Adari_

Setelah beberapa hari menghabiskan waktu di kota Jogja, akhirnya mereka memutuskan untuk pulang ke Jakarta. Selama penerbangan, Ziyaan banyak menghela nafas sedikit merasa cemburu melihat kedekatan Adari terhadap ibu kandungnya, Khadijah. Istrinya yang duduk bersebelahan dengan ibu kandungnya dan sahabat nya yang juga ikut ke Jakarta pagi ini. Sedangkan Ziyaan mencoba memalingkan kecemburuan dan rasa rindu nya memeluk Adari, karena ia yang mendapat tempat duduk bersama Putra dan juga Rasyid.

Pengambilan bagasi juga telah diselesaikan dengan barang-barang yang begitu banyak, apalagi barang-barang Adari yang sebagiannya dibawa pulang dari kos nya dan sebagiannya yang lain di wakafkan kepada yang membutuhkan. Mungkin juga Adari tak kembali lagi ke Jogja untuk berkuliah, karena koas nya akan ia selesaikan di Bandung dengan banyak pertimbangan yang telah ia ajukan kepada dosennya.

"Mama yakin mau langsung pulang? Enggak mau nginap di rumah papa dulu?" Pungkas Adari sambil terus memeluk Khadijah mulai rewel karena Khadijah akan pulang terlebih dahulu ke Bandung karena ada acara arisan sore nanti bersama teman-temannya.

"Iya sayang, kan mama gak mungkin batalin acara arisan begitu aja, gaenak sama yang lain," Jihan yang juga berdekatan dengan Adari langsung membujuk, "Udah lo sama gue aja ya" ucapnya sambil terkekeh. "Enak aja gue kan punya suami gak kayak lo, jomblo!" Adari lantas menimpali. "Punya suami memang bener sih, tapi dari tadi di anggurin terus, mending buat gue suami lo itu cakep gitu sayang!" Jihan tak habis ide membuat sahabat nya semakin jengkel. "ENAK AJA GA BOLEH ADA PELAKOR!" Celetuk Adari lagi.

Khadijah hanya menatap Adari dan Jihan yang sedang bertengkar sebelum akhirnya Ziyaan datang kepada mereka yang sedari tadi sibuk memasukkan barang ke mobil Putra.

"Ma, temen nya mama udah dateng," tunjuk nya ke mobil merah yang berhenti di dekat mobil mereka. Khadijah melihat ke arah mobil dan benar saja teman nya yang bernama Lilis, teman se-kelompleknya sudah melambaikan tangannya kepadanya. Khadijah akan ikut pulang ke Bandung bersama Lilis, pasalnya Rasyid akan ikut menginap di rumah Putra karena besok akan ada pertemuan antara client di pusat perusahaan yakni di Jakarta.

Khadijah berpamitan denga Adari dan Jihan dan ia tak lupa memeluk anak lelaki semata wayang nya. "Umma titip anak umma juga di kamu ya nak, umma begitu bangga dengan kamu, Asgar Ziyaan El-hannan. Kamu anak kebanggan dan kesayangan Umma sejak dulu lebih daripada saudara kembar kamu, Zayn. Oleh karena itu jangan ada yang di sembunyikan sama mama, ya sayang nya umma dan abi" Khadijah lantas memeluk Ziyaan sambil mengucapkan kalimat-kalimat penghancur hati anak yang sedang di peluk nya. Lagi-lagi Ziyaan merasa sakit ditambah dengan rasa bersalah nya akan penyamaran yang belum diketahui Umma nya.

Khadijah berlalu dan menaiki mobil merah muda itu, mobil yang membawa Putra,Rasyid, Ziyaan, Adari dan juga Jihan pun berangkat menuju rumah Putra, untung mobil ini di kendarai supir pribadi Putra sehingga Ziyaan dapat terlelap dalam mimpinya begitu juga denga Rasyid dan Putra. Sedangkan JIhan dan Adari menghabiskan satu jam menuju rumah dengan melanjutkan cerita mereka yang membahas tentang keberadaan Anggara.

MALAM HARI NYA

"kamu tiduran dulu disini ya, aku beliin obat dulu, " Ucap Ziyaan mulai beranjak pergi membeli obat, mengenai obat demam dirumah sudah habis tak tersisa. Adari jarang mengalami sakit, bahkan terakhir kali saat ia SMA. Ia benar-benar kecapean dengan acara wisuda dan kesibukan kemarin.

Adari menahan tangan Ziyaan yang hendak pergi.
"Gausah Ziyaan, gue udah mulai ngerasa enak kok abis disuapin bubur sama kamu, " Lirih Adari membuat Ziyaan kembali duduk manis di sampingnya. Raut muka Ziyaan benar-benar menampakkan rasa khawatir yang cukup besar terhadap istrinya.

Sama Sama Santri (𝐄𝐍𝐃) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang