(45) Sama Sama Santri
"Nah itu suami lo udah pulang tuh! " Jihan melaporkan kepada Adari setelah ia mendegar suara mobil di garasi rumah. Adari segera bergegas menghampiri pintu. Jihan mematikan televisi bertepatan dengan Ziyaan yang membuka pintu rumah.
"Assalamu'alaikum" Ziyaan mencoba membuat raut muka yang berseri-seri, seolah-olah kejadian menjengkelkan di Mall tadi tidak terjadi.
Seperti biasa Adari memeluk suaminya dengan penuh semangat, rasanya rindunya sedikit terobati.
"Kok bau parfum cewek? " Gumam Adari dalam benaknya.Ziyaan mengeluarkan shopping bag dari belakang dan mempersembahkannya untuk Adari. "Oleh-oleh buat Aghnia, ". Adari hanya tersenyum simpul.
"Aku gak dikasih juga, parah lo Ziyaan! " Jihan mengambil paksa shopping bag dari tangan Ziyaan.
"Ada dua, buat lo juga ada" Ziyaan mematahkan. Tetapi Adari hanya terdiam tak berkata apapun. Jihan yang melihatnya mengomentari ekspresi Adari.
"Lo kenapa sih? sini kita coba bareng!" Adari hanya mengangguk.
Melihat Adari, Ziyaan mengambil keningnya dan mencium hangat, membungkuk dan mengulanginya di perut Adari yang sudah sedikit membesar. Jihan memutar bola matanya melihat pemandangan didepannya.
"Lo udah makan? kalau belum gue udah masak kesukaan lo, tinggal makan aja di meja makan" Pungkas Adari dan berjalan menarik tangan Jihan untuk menjauh danmembuka isi shopping bag tersebut.
Ziyaan menghela nafas berat, sambil menuju kamar ia melamunkan kesalahan dirinya, memang ia pulang terlambat tiga puluh menit dari perjanjian nya. Ziyaan mengerti bahkan sangat mengerti kalau mungkin saja Adari mempermasalahkan keterlambatan dirinya. Tanpa ia sadari akan parfum Casavia yang melekat di bajunya.
***
"OMG ADARI!? INI SUAMI LO EMANG ALIM BANGET, CUY, ADA HIJABNYA LAGI! " Mata Jihan terbelalak mengembangkan kedua gamis berwarna hijau Sage dan biru muda itu.
Adari mengernyitkan dahinya. "itu artinya lo diminta hijrah"
"iya gue tau, kalau dulu gue juga santri, tapi kan-"
"Lo mau bilang kalau lo sekarang jadi cewek 'tobrut' ? " Adari mencurigai sahabatnya.
Jihan terlihat menggeleng dengan senyuman sumringah."yaudah gue ambil deh," Jihan mengambil salah satu gamis tersebut.
"Eits! punya gue yang warna hijau sage yah!" celetuk Adari mendahului.
"Iya cewek sage," Jihan mencoba gamis cantik tersebut, terlihat sederhana namun tidak dengan harganya. "Dar, besok jalan yuk, gue mau pakai gamis baru ini. Sekalian aja lo ajak suami lo ikutan biar gue gak repot jaga ibu hamil," Kekeh Jihan.
Adari mengangguk "ntar, gue bilang sama Ziyaan"
***
Adari memasuki kamar dan menutup pintu dengan perlahan melihat Ziyaan yang sedang bersemayam diatas sajadah, tangannya menegadah keatas langit. Melihat itu, Adari sedikit mengundur diri untuk mencurigai perihal parfum tadi. Adari memilih duduk di atas kasur di belakang Ziyaan yang sedang mengarah kiblat. Perutnya terasa sedang tidak baik-baik saja.
Setelah Ziyaan menyelesaikan hajatnya pada Tuhan, ia menghadap kebelakang, sejujurnya ia sadar kalau Adari sudah hadir sejak tadi. Ziyaan menyama ratakan-posisi duduknya disamping Adari. Adari mencoba untuk mempertahankan raut muka yang sebelumnya. Namun, Ziyaan tidak menghiraukan itu, ia tetap tersenyum hingga tampak gigi putih miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sama Sama Santri (𝐄𝐍𝐃)
RomanceSiapin tisu dan cemilan buat baca cerita ini! Ceritanya udah beres! Baca aja ya sayang! InsyaAllah keren & menyala di benak-benak kalian. Proses editing, do'ain dan dukung biar bisa jadi novel dan dipeluk sama pecinta S3. Mommy kalian nih: AyuAp...