Chapture 46

248 7 0
                                    

(46) ⌑ Sama Sama Santri mempersembahkan ⌑
***

. Benar-benar ia hilang tanpa kabar. Menyisakan penyesalan dan kerinduan yang bersatu. Azmi mencoba menghapus segala kenangan yang terekam didalam pikiran nya, namun tetap saja sulit. Aeri
membuatnya candu, meski Azmi tahu kalau hubungan itu adalah hubungan yang tidak di ridhoi oleh pihak manapun.

Azmi menatap datar jalan Bandung, ia merasa bosan hanya berdiam diri di kamar kos. Menemui kakaknya? Azmi cukup merasa emosi dengan kejadian kemarin yang melibatkan hubungannya dengan Aeri harus menjadi seperti ini. Bahkan walaupun Adari sudah mencoba menelfon nya, memberi pesan panjang dengan permintaan maaf, Azmi tetap saja tak memperdulikan nya seolah-olah ia tak mendengar semua maaf itu.

Sebuah mobil mendarat persis didepannya, mentari mulai mengenaskan, sehingga Azmi harus menyipitkan matanya melihat seseorang yang memanggil namanya dibalik kaca mobil.

"Pulang sekarang Azmi" Bapak berusia empat puluhan tahun itu adalah salah satu orang suruhan Aeri memintanya agar masuk ke mobil dan pulang menuju kos. Beberapa minggu semenjak bapak ini bertugas, Azmi seringkali menolak dan memilih naik angkot atau taksi online saja. Tak ingin merepotkan apalagi baginya semua ini adalah orang suruhan Aeri.

Bapak itu tetap terus mengajak Azmi namun Azmi tetap menolak. Akhirnya bapak itu menawarkan satu hal untuk nya.

"Maaf kang, ini sudah tugas saya dan saya harus menjalankannya setiap harinya sesuai amanah, jadi kalau akang tidak mau saya akan melaporkan langsung kepada bos saya, "

Azmi melotot, "bapak mau nelpon bos bapak? " Didalam benak Azmi ia sangat berharap kalau itu bos-nya adalah Aeri Angeline.

Bapak itu mengangguk dan membuka layar handphone nya, Azmi buru-buru memasuki mobil agar dapat mendengar suara Aeri kembali setelah Aeri meminta agar mereka lost contack.

Bapak itu menaruh ponsel nya di daun telinganya. Azmi begitu menunggu panggilan itu terjawab.

"lihat kang, Mobil ini dipinjamkan kepada saya da telpon canggih ini juga diberikan secara percuma oleh bos saya" Bapak itu dengan bangga membalik ponselnya memperlihatkan logo apel tergigit dengan dua kamera boba. Azmi tersenyum, "memang Aeri sebaik itu" gumamnya.

"Kalau akang sudah mau ikut, maka saya tidak perlu melaporkan kepada bos saya" Ucap Bapak tersebut dengan datar.

"E-Enggak Pak, bapaknya telpon saja bos nya, biar saya yakin, "

Bapak itu mengangguk, dan beruntung nya telpon itu diangkat dan tersambung. Azmi begitu menantikan suara dibalik telpon tersebut. Namun...

"Iya Pak Sakti, ada apa? " Azmi mencoba menajamkan pendengaran nya saat bapak itu mengeraskan volume panggilan.

"Itu anu bos, Kang Azmi tadi gak mau pulang. Saya juga sering ditolak buat mengantar dan menjemputnya"

"tapi sekarang dia dimana Pak, maaf" Adari mulai cemas. Suara itu juga disaksikan oleh Ziyaan. Adari dan Jihan sedang berada di Pesantren Al-ghifari ternyata sejak tadi.

"disamping saya bos, Alhamdulillah" Bapak itu melirik Azmi.

Azmi mengenal suara itu, prasangka baiknya ternyata keliru. Ia membuka pintu mobil dan keluar dengan kesal. Ternyata semua ini adalah orang suruhan kakaknya untuk mengawasi dirinya yang memutuskan kabar. Kekesalannya benar-benar membuat hubungan terhadap kakak perempuan satu-satunya menjadi berantakan.

"Pergi saja sana pak, saya gak butuh bantuan bos bapak, saya bisa pesan taksi" Azmi berlari kecil namun ia juga bingung pergi harus pergi kemana. Azmi memang menolak pemberian termasuk mobil dari Papanya maupun Kakaknya.

Sama Sama Santri (𝐄𝐍𝐃) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang