Chapture 63

285 8 4
                                    

(63) Sama Sama Santri
❒❒❒


"Sayang kesini deh" Ucap lelaki itu sambil menjulurkan kedua lengan nya menghadap Adari. Setelah selesai berdoa, Ziyaan kerap memanggil istrinya itu untuk menghadap dirinya.

Adari yang menerima panggilan itu, lantas menggeser kan diri nya sedikit. Ia dengan cepat mengerahkan wajahnya di dada Ziyaan.

"Apaan? Lo laper? " Ujar Adari santai.

Ziyaan menggelengkan kepalanya pelan.

"Aku mau tanya sesuatu sama kamu, boleh gak? Hmm.. "

Adari mengangguk-angguk sembari menatap lelaki itu dengan penuh keyakinan.

"Kalau aku nanti harus pergi lebih awal dari kamu, kamu harus janji sama aku ya buat cari pengganti aku?-"

"Apaan sih? " Tiba-tiba saja Adari memotong dengan tamparan yang melesat di pipi Ziyaan.

"Aku serius sayang" Ujar Ziyaan lagi tampak serius.

"ENGGAK! " Potong Adari lagi, hampir menangis.

"Kamu boleh bilang enggak, sayang. Tapi kamu harus pikirin gimana besarnya Perkasa tanpa papa? " Ziyaan berusaha menjelaskan, mata Ziyaan membulat menatap sang kekasih.

"Perkasa butuh Papa, Sayang... Dan aku gak bisa menjamin untuk bersama kamu dan perkasa selamanya, kan? " Lanjut nya masih dengan nada penuh penghayatan.

"Aghnia, seperti arti nama panggilan kesayangan aku untuk kamu - kamu wanita yang kaya. Kaya akan kesabaran dan keikhlasan... " Lanjut nya lantas mencubit pelan pipi Adari dengan gemas.

"Gatau ah! Kamu mah suka ngawur! Gajelas! " Seru Adari bangkit dari dada milik Ziyaan. Tampak nya ia bangkit dan pergi.

"Perut gue lagi sakit gini, lo malah ngomong mau ninggalin gue! Emang lo gak sayang sama gue, gak sayang sama Perkasa! "

Ziyaan hanya bisa terdiam dan membiarkan Adari beranjak pergi dan membaringkan badan nya di kasur.

"Aghnina ngambek, hmm? " Ujar Ziyaan tak menyerah, ia kini menghampiri Adari.

"... " Adari menutup wajahnya dengan salah satu bantal tidur berwarna hijau Sage itu.

"Yaudah kalau gitu aku tidur nya di rumah kiyai aja deh, kalau kamu gak mau liat wajah aku, gitu... " Pungkas Ziyaan dengan nada menyerah namun hendak berpura-pura.

"J-Jangan ih! " Sontak Adari mengeluarkan wajah nya dari bantal hijau itu dan menarik lengan baju Ziyaan yang masih bisa digapai nya.

Ziyaan tersenyum lebar mendapat perlakuan itu, ia berpura-pura tetap ingin melanjutkan kepergian nya menuju pintu itu. Hendak membuat Adari berteriak untuk menahan dirinya.

"Zi-Ziyaan! " Seru Adari mulai merengek.

Mendengar rengek tangis Adari, Ziyaan langsung melompat menuju kasur itu. Disana Adari kembali menutup wajah nya dengan kedua tangan putihnya, terduduk sambil menangis.

Ziyaan menggapai kepala istrinya, dan mengecup rambut hitam berkilau itu berkali-kali.

"Enggak sayang, Ziyaan selalu ada di sini menemani Adari, jangan nangis ya. Hmm? "

Adari kembali luluh setelah menyadari kehadiran Ziyaan di sampingnya. Ia langsung memeluk tubuh kekar itu.

"Jangan tinggalin gue yaa? Janji? " Ucap Adari pelan, masih menangis.

Sama Sama Santri (𝐄𝐍𝐃) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang