Chapture 42

276 11 5
                                    

(42)⌑ Sama Sama Santri mempersembahkan ⌑
⌑⌑⌑

Beberapa tamparan kembali melayang di pipi milik suaminya, Adari berusaha menghentikan diikuti pula dengan Putra yang berusaha menahan tangan Rasyid.

"JADI SELAMA INI KAMU ITU ZAYN? KAMU BISA BISANYA BOHONGIN ORANG TUA KAMU INI? KAMU ANGGAP APA KAMI SELAMA INI ZAYN? "

Zayn mencoba memohon agar Abi nya sedikit tenang, agar ia bisa menjelaskan semuanya. Kini mereka semua telah berdiri di tepi ranjang, termasuk juga Adari yang sudah histeris ketakutan melihat apa yang sedang disaksikannya.  Ia merasa begitu pusing, kepalanya berputar bagaikan roda.

"Zayn minta maaf sama Abi. Kalau selama ini Zayn gapernah bilang dan mengakui semuanya, Zayn akui Zayn memang salah, " Zayn tetap merendahkan suara dihadapan orang tuanya.

PLAK, SLAP!

Tamparan melayang untuk kesekian kalinya. Zayn hanya berpasarah dengan memegangi pipinya yang sedikit memar.

"ANAK KURANG AJAR, DARI DULU KAMU SELALU BUAT ABI GONDOK SAMA SIKAP KAMU! "

Rasyid menatap Adari dengan tatapan tajam.
"KAMU LAGI ADARI! KAMU JUGA IKUT MENYEMBUNYIKAN? ISTRI MACAM APA KAMU INI? "

Adari hanya menangis tak kuasa menjawab. Ziyaan melihat Adari yang menangis ikut tak kuasa, namun Abi nya ini sedang menahan pundaknya dengan salah satu tangan nya.

"Abi aku mohon jangan salahkan Adari. Aku yang sepenuhnya salah. Adari itu takut dengan suara keras Bi, dia punya trauma, "  Mendengar itu Putra langsung tertegun merasa itu adalah sindiran untuknya.

"Sudahlah Rasyid! Bersikaplah dewasa, kamu belum mendengar penjelasan dari mereka. Jangan terus memarahi anakmu dan anakku seperti ini" Putra kini telah memegang salah satu tangan Rasyid dan berusaha menenangkannya. Rasyid lantas terdiam beberapa saat.

Gedebuk!...

Adari terjatuh karena sakit kepala nya semakin memuncak. Ia kini telah pingsan dan terkapar diatas lantai yang berlapis karpet bulu.

"Adari!"

Ziyaan meloncat tak beraturan, air mata Ziyaan tumpah melihat wanita kesayangannya yang sedang sakit harus menerima semua ini karena salahnya.

"Aku ga ikhlas kalau terjadi apa-apa terhadap Adari, dia sedang mengandung cucu Abi" Pungkas Ziyaan sambil terisak, namun tetap merendahkan suaranya.

Akhirnya Ziyaan tanpa aba-aba membawanya kerumah sakit diikuti oleh Putra dan Rasyid yang sama-sama merasakan penyesalan.

Jihan yang ketinggalan berita karena ia sudah larut dalam tidurnya dikamar tamu sejak tadi, buru-buru terbangun karena mendengar suara ribut dan bergegas memesan taksi online untuk membuntuti mobil yang membawa sahabatnya kerumah sakit, ia ikut terisak setelah mengintip sebentar pergaduhan dikamar tadi.

༺༺༺

Beberapa saat setelah langkah Ziyaan terhenti karena perintah perawat rumah sakit, akhirnya dokter penjaga keluar dari ruang unit darurat tersebut. Ziyaan yang sedari tadi memisahkan diri dari Rasyid dan Putra melangkah mendekati dokter tersebut, mata nya begitu sayup akibatnya menangis, baju  serta rambutnya kacau tak beraturan. Jihan yang melihat dokter penjaga keluar ruangan ikut mendekati.

"Dokter bagaimana keadaan istri saya dok? " Ziyaan buru-buru bertanya.

"Alhamdulillah tidak terjadi apa-apa hanya pasien butuh istirahat yang cukup dan jangan dibebani sampai pasien banyak pikiran ya, karena itu akan berpengaruh dengan kehamilan pasien saat ini, "
Ujar dokter itu. Untungnya ini bukan dokter yang kemarin sempat menjahili Ziyaan.

Sama Sama Santri (𝐄𝐍𝐃) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang