Chapture 28

377 12 1
                                    

Assalamu'alaikum Readers.
Bagi saran nya dong biar ceritanya jadi makin bagus.
Tencu... Vote dan Komen yaa seng ✨🔥

⬛⬛⬛

Pagi buta di kota Bandung. Cuaca nya yang masih sejuk membuat Azmi masih bergelayut di tempat tidurnya.

Ting

Suara handphone berbunyi.

Ternyata itu adalah panggilan dari Aeri. Membuat mata Azmi jadi menyala.

Azmi meraih handphonenya itu. Mengangkat panggilan itu dengan memberbaiki posisinya yang masih berbaring.

"Halo Aeri"

"Hai Az, good morning. Lo hari ini sibuk ga,"

"Ga sibuk banget, Ae. Palingan cuma masuk kelas bimbel 2 jam"

Aeri menggigit bibir bawahnya.

"Gimana kalau kita jalan abis elo masuk kelas, "
ucap Aeri.

Kedua alis Azmi sempurna terangkat

"Oke, gue setuju"

"entar gue susul lo ya, " Ucap Aeri dengan sedikit malu.

"Kalau lo ga keberatan, "

"engga kok kalau buat elo. ehh.. uda dulu ya"

Sambungan telepon itu terputus. Menyisakan raut wajah Azmi yang menyengir tak jelas.

⬛⬛⬛

Adari memutar bola mata malas saat membuka lemari es itu. Pasalnya es batu di lemari pendingin itu sudah kosong dan yang tersisa tinggal es baru yang belum di hancurkan.

Sejujurnya Adari bahkan tidak pandai memecahkan es batu. Terlihat saja dari luar bahwa dirinya seperti wanita independen, namun ternyata dalam perkara menghancurkan es batu saja ia ingin Ziyaan ikut andil.

Adari berjalan menuju pintu depan kamar Ziyaan.
Di hari minggu seperti ini, mereka biasanya menghabiskan waktu di kamar mereka masing-masing.

Yakni Ziyaan sibuk dengan membaca buku tarbiyah sesekali juga ia bermain game online, dan Adari yang gemar mendengarkan musik di Spotify sambil menulis dan membaca buku.

"Ziyaan, tolongin gue, "
Ucapnya dibalik pintu yang tertutup itu tanpa mengetuk nya,

Ziyaan membuka daun pintu itu. Terlihat lah Wajah Ziyaan yang sempurna tersenyum manis dan indah.

"Tolongin apa ngab" Sahut Ziyaan sedikit terkekeh melihat wajahnya Adari yang strees membutuhkan sesuatu.

"Pecahin es batu" Ucap Adari memainkan matanya.

Tanpa basa basi Ziyaan langsung beranjak ke dapur dan membuka lemari es itu.

Biasanya, apabila Adari mengidam es batu, itu artinya mood Adari sedang tidak baik-baik saja, atau bisa dibilang ingin datang bulan.

Adari beranjak menuju sofa dan menghidupkan saluran televisi. Mood Adari belum juga baik, karena ia belum menggigit es batu itu.

Ziyaan mengambil 1 kepalan es batu yang masih terbungkus rapi. Ia kerap mengambil batu untuk menghancurkan bulatan es batu itu menjadi berkeping-keping.

Sama Sama Santri (𝐄𝐍𝐃) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang