Chapture 59

143 3 1
                                    

(59) Sama Sama Santri
ꕤꕤꕤ

Sepulang Ziyaan dari sel penjara, akhirnya Ziyaan dan Adari bisa menghabiskan satu minggu penuh di kota Jakarta. Tentunya dengan urusan penting mereka, yakni menyaksikan pernikahan Azmi dan Aeri.

"Nanti habis flight di Singapora, kabari kakak ya! "

Tampak dibalik telepon itu terdapat wajah berseri-seri  sembari mengangguk dan mengacungkan jempol besarnya. Tak lupa, Azmi mengarahkan kamera ponselnya menuju pusat wajah istrinya.

"Kakak lagi nyetir ya? " Tanya Aeri saat wajah nya sempurna memenuhi layar ponsel.

Adari mengangguk cepat dan mengarahkan kamera ponselnya menuju ke arah belakang. Dan tampaklah sosok Ziyaan yang begitu nyenyak dalam tidurnya.

Sontak Azmi dan Aeri tertawa satu tiba mereka melihat Ke-konyolan Ziyaan yang tertidur pulas di mobil, sedangkan Adari yang harus menyetir mobil itu hingga tiba di kota Bandung. Tampaknya memang tak lama lagi mereka akan tiba di kota kelahiran Ziyaan itu.

⌑⌑⌑

"Bangun sayang! "

Adari berhasil menghentikan mobil itu tepat berada di depan bangunan rumah mereka yang dahulu. Tampak banyak anak-anak yang tengah bermain di teras rumah bernuansa putih minimalis itu. Wajah ruang serta canda tawa mereka kini membuat Ziyaan tersadar dari tidur pulas nya sedari tadi.

"U-udah sa-sampai, Sayang? " Sambil mengucek mata nya, ia berusaha melihat ke arah jendela mobil.

"Udah dong! Makanya jangan tidur mulu, kamu! "

Ziyaan tersenyum malu, menyadari bahwa dirinya tertidur selama perjalanan mereka tadi.

Akhirnya keduanya turun dari mobil. Tak lupa Ziyaan yang selalu mengawai Adari sampai akhirnya mereka dapat masuk kedalam ruangan rumah mereka dahulu yang kini telah menjadi rumah bagi anak yang tak lagi mempunyai orang tua.

Melihat Adari dan Ziyaan hadir, para anak-anak balita hingga remaja berburu mengambil tangan keduanya untuk mereka salam.

"Pelan-pelan yah, mama Adari lagi hamil" Ujar Ziyaan memberi peringatan sambil menggendong salah satu anak lelaki yang masih balita ke pundaknya.

Adari tertawa melihat tingkah lucu anak-anak panti itu yang berebutan meminta di gendong oleh Ziyaan.

"Aku juga mau, Papa! "

"Aku dulu! Aku juga mau di gendong! "

Suasana semakin riuh, hingga akhirnya ibu yang bertugas menjaga panti itu hadir menyusul kerumunan anak panti yang berkisar 20 orang itu.

"Ini pasti bapak Ziyaan, ya" Tampaknya Rika sedang menduga-duga saat menandatangi Adari dan Ziyaan.

"Iya, Rika. Alhamdulillah suami aku udah bisa dibebaskan atas tuduhannya selama lima bulan itu, "

"YEAY, AKHIRNYA KITA PUNYA PAPA! " Seru salah satu anak panti yang tampaknya berumur tuga belas tahun itu dengan penuh semangat sembari membentangkan kedua tangannya di udara.

"Dan Alhamdulillah Papa kita hari ini ulang tahun, lho! " Sambung Adari langsung memeluk Ziyaan dari samping.

Tepukan tangan langsung meriah memenuhi seisi ruangan. Akhirnya rumah yang telah lama Ziyaan persembahkan khusus untuk Adari itu, kini tak hanya menciptakan tawa dari istrinya saja, namun tawa dan senyuman tulus yang dihasilkan oleh anak-anak yang tak lagi mempunyai orang tua, rumah, dan kehidupan yang layak.

Sama Sama Santri (𝐄𝐍𝐃) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang