18

2.9K 193 3
                                    

Jungkook sebenarnya bukan mendukung yeri dan jaemin atau apapun, dia hanya mencoba membuat anaknya sadar kalau jaemin itu mencintanya namun jungkook kasian pada jaemin karena anak semata wayangnya ini benar2 tidak peka. Dan sebenarnya shine juga menyukai jaemin hanya saja dia tidak bisa mengartikan perasaan itu selain persaan adik pada kakaknya.

Sementara jaemi di balik pintu hanya bisa bertanya2 maksud pembicaraan jungkook tadi. Hukuman apa maskudnya dan lagi urusan serta jahat apa maksudnya itu fikirnya. Tidak mau terlalu memikirkan itu jaemin memilih mengetuk pintu kamar shine seolah2 baru datangg.

"masuk" ujar jungkook. Tampak jaemin yang melongokkan kepala nya.

"ahh oppa fikir shine masih tidur" ujar jaemin basa basi dan bertingkah seolah tidak mendengar apapun. Jaemin melirik shine dengan pandangan yang entah apa artinya.

"ekhem oppa sudah makan" Tanya shine ahirnya. Jaemin tersenyum lalu mengangguk

"sudah. " jawab jaemin lalu mendudukkan diri di kursi meja belajar shine. Jungkook tersenyum saat shine menerima suapan terahirnya lalu memberikan minum.

"mom kebawah dulu ya, mom mau meletakkan ini" ujar jungkook setelah mengecup kening shine jungkook keluar dari kamar shine meninggalkan shine dan jaemin berdua. Shine mengambil ponselnya lalu bermain di media social miliknya, hanya mengalihkan dari jaemin.

"shine"

"hmm"

"oppa mau Tanya, kenapa shine seperti tadi saat ada yeri" shine berhenti menggerakkan jarinya lalu menatap jaemin sepenuhnya.

"oppa suka pada yeri?" jaemin terkekeh.

"siapa yang tidak menyukai gadis seperti yeri, dia anak yang baik dan cukup friendly. Oppa juga nyaman padanya dia teman pertama oppa di sekolah." Jawab jaemin dia memperhatikan respon shine dan melihat respon shine jaemin jadi tersenyum. Shine salah mengartikan senyum jaemin, dia berfikir senyum jaemin itu karena jaemin tersenyum mengingat yeri. Shine hanya bisa menghela nafas. Lalu mengangguk shine berfikir ada benarnya juga perkataan mommy nya tadi. Yeri hanya berurusan dengannya dan mommynya bukan dengan jaemin dan selain dia dan mommynya.

"baiklah terserah oppa, aku juga tidak punya hal untuk melarang oppa dekat denagn siapa saja kan. Tapi yang perlu ku lakukan hanya mengingatkan oppe kalau yeoja itu, yoeja bukan gadis, itu tidak sebaik yang oppa lihat, oppa baru sehari di sana jadi oppa tidak akan tau banyak hal. Jadi cari tau dulu yoeja itu sebelum oppa maruh hati makin jauh pada orang itu. ahh dan satu lagi, yang ku tau yeri itu salah satu orang yang sudah terjangkit HIV/AIDS. Hanya sekedar info" raut wajah jaemin berubah. Dan lagi2 shine menyalah artikan, shine berfikir jaemin kecewa karena dia tidak menyetujui jaemin dengan yeri hingga mengatakan kebuukan yeri. Namun sebenarnya dia terkejut mendengar yeri di usia yang masih muda sudah terjangkit virus berbahaya itu.

Sret

Jaemin menoleh saat shine keluar dari selimutnya menuju kamar madni tanpa mengatakan apapun pada jaemin. Jaemin sendiri hanya bisa menghela nafas karenanya.

.

.

.

Taehyung baru saja pulang dari kantor. Dia membawa kantong di tangannya yang berisi beberapa makanan dan bahan makanan lainnya. Dia tersenyum saat melihat sang ibu tengah duduk di sova sambil menonton. Wajah ibunya sudah jauh lebih baik dari beberapa hari lalu.

Chup

Baekhyun terkejut saat merasakan kkecupan di pipinya. Menoleh dan mendapati sosok tegap anak nya dengan mengulurkan kantung padanya.

"tae, kau sduah pulang nak"

"ya bu, ini tae beli makanan untuk kita dan beberapa bahan masakan" ujar taehyung. Baekhyun mengambil alih kantong itu dan menyiapkannya.

"biar ibu siapkan, kau pergilah mandi dulu, nanti kita makan sama2" taehyung mengangguk.

"anak itu di mana bu?"

"ahh yeri belum pulang, dia akan pulang jam 9 nanti, dia mendaat kerja paru waktu di sebuah mini market yang tidak jauh dari sini" ujar baekhyun.

"baguslah kalau dia sadar diri" ujar taehyung lalu berjalan menuju kamarnya dan bersiap untuk madni. .

.

.

Seperti biasa jaemin pergi sekolah dengan kedua orang tuanya dan shine juga jungkook. Mereka akan di antar sampai gerbang sekolah. Hubungan jaemin dan shine sudah lebih baik dari semalam. Jadi mereka sudah kembali seperti semula sepertinya. Setelah berpamitan dan saling cium keduanya masuk ke area sekolah. Jaemin dan shine berjalan beriringan. Kini arena sekolah sudah sedikit ramai dan yeri juga sudahh datang.

"yeri" panggil jaemin saat melihat yeri berjalan di depannya dan shine. Shine hanya bisa menghela nafas mlihat jaemin tersenyum kecil pada yeri. Dia merasa ada sedikti rasa cemburu di hatinya namun dia mengartikan kalau cemburu itu karena dia melilhat jaemin tersenyum selain padanya adik jaemin itu.

"eoh jaem? Sudah sampai?"

"kalau sudah ada di sini artinya sudah sampai. Pertanyaan tak bermutu" gerutu shine yang tentu saja di dengar oleh jaemin da yeri.

"shine" tegur jaemin, shine menoleh pada jaemin dan menaikkan sebelah alisnya.

"apa?"

"kenapa kau sepertinya tidak suka sekali pada yeri?" Tanya jaemin dan nadanya mulai berubah. Semua yang ada di koridor menatap penuh tertarik pada pertunjukan di depan mereka.

"tentu saja, bukankah kemarin sudah ku katakana aku tidak suka oppa bergaul dengan orang ini. Apa oppa mendadak lupa. "

"shine" peringat jaemin lagi.

"apa? Oppa tidak tau apa2 jadi tidak perlu kelewat batas padaku."

"shine, oppa tidak tau apa yang yeri perbuat pada mu, tapi tolong jangan berlebihan seperti ini. " shine tekekeh miris. Berlebihan katanya.

"ini tidak berlebhan oppa. Ini bahkan belum setimpal. "

"oppa tidak tau kalian ada masalah apa tapi jangan seperti ini di depan oppa shine, oppa tidak suka"

"waah ini pertama kali oppa membela orang lain di depanku. Baiklah, terserah oppa. Aku hanya memperingatkanmu. Semalam sudah ku beri tahu bukan. Dan kau jalang, jangan beri pengaruh buruk ada oppa ku. Kalau kau tidak mau ku buat makin menderita. Kau tau akau sangat mampu melakukan itu bukan hmm, jadi jangan abaikan peringatanku ini kalau-"

"SHINE" shine terperanjat mendengar suara tinggi jaemin. Wahh dia di bentak.

Tanpa sadar mata shine mulai berkaca2. Ini pertama kalinya shine di bentak jaemin. Selama ini semarah dan sekesal apapun jaemin padanya jaemin tidak peranh meninggikan suara padanya. Jaemin lebih memilih mendiami shine dan meredam emosinya dulu baru kembali bicara pada shine.

"o-op-oppa?" shine menatap jaemin tidak percaya dan jaemin membola karena tidak sadar membentak shine.

"shi-" baru saja jaemin hendak bicara shine sudah berbalik keluar dari sekolah, dia menelpon sang mommy untuk menjemputnya. Shine menunggu sekitar 10 menit di gerbang bahkan jamein tidak mengejarnya fikir shine. Dia jad makin sedih jadinya.

.

.


MY FALSE (TAEKOOK) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang