Camelia turun dari sebuah motor besar milik seniornya dikampus yang saat itu berbaik hati mengantar Camelia pulang dari sebuah cafe, tempatnya mengerjakan skripsi, ke kediamannya sebab gadis itu yang tak bisa memesan taksi online ataupun menghubungi keluarganya karena ponselnya yang kehabisan baterai.
"Makasih, Kak Doni. Kalo gak ada Kakak, aku gak tahu deh bisa pulang ato nggak." Ucap Camelia dengan senyuman manis.
Doni, senior Camelia, membalas senyuman gadis itu dengan kekehan pelan.
"Iya, Dek. Lain kali kamu harus ngecek baterai ponsel kamu sebelum keluar rumah yah. Takutnya kamu ngalamin kejadian kayak gitu lagi. Beruntung kalo kamu nemuin orang baik yang bisa nolongin kamu, kalo nggak kamu malah nanti bisa dijahatin sama orang diluaran sana." Ucap Doni memperingati.
Camelia mengangguk cepat dengan senyuman manis yang membuat Doni merasa gemas sekaligus merasa dadanya berdebar kencang karena dapat berinteraksi lebih dekat dengan gadis yang selama ini diam-diam disukainya sejak pertama kali mengenal gadis itu.
Tangan Doni bergerak pelan mengacak surai Camelia karena gemas.
Camelia membulatkan matanya terkejut menerima sentuhan Doni yang membuat pria dihadapannya itu segera tersadar dengan tindakannya.
"Oh, maaf, Lia. Kakak lancang nyentuh kamu. Kamu marah yah?" Tanya Doni dengan tatapan bersalah.
"Eh, gak pa-pa, Kak. Aku gak marah kok cuma kaget aja." Ucap Camelia kikuk.
Doni mengangguk paham. Lantas keduanya terdiam dengan pikiran yang berkecamuk.
"Eum, Kakak mau mampir dulu kedalem? Aku buatin minuman deh buat ucapan terimakasihku karena Kakak udah mau nganterin aku." Ucap Camelia memecah keheningan.
Doni segera menggeleng, "Maaf, Dek. Kakak gak bisa mampir soalnya mau ngumpul bareng temen-temen Kakak." Tolak Doni halus, Camelia segera mengangguk paham.
"Tapi, Dek. Kakak mau ngajakin kamu kencan weekend ini buat gantiin tawaran kamu tadi. Kamu mau?" Tanya Doni dengan tatapan berharap.
Camelia membulatkan matanya terkejut. Kencan? Pria itu menawari Camelia kencan?
Kedua mata Camelia mengerjab dengan cepat merasa canggung. Camelia tak mungkin menerima tawaran kencan Doni disaat ia sudah memiliki Regas sebagai tunangannya. Camelia harus menolak tawaran pria itu, meskipun Camelia harus merasa tak enak hati pada pria yang sudah mau menolongnya itu.
Camelia hendak mengucapkan penolakan halus pada tawaran Doni, hingga sebuah suara mengintrupsi tindakan Camelia yang membuat gadis itu terkejut karena mengenali suara itu.
"Tidak bisa. Kamu tidak bisa mengajak tunangan saya pergi saat weekend atau hari lainnya. Apalagi dengan ajakan berkencan seperti itu." Ucap Regas yang sedang berdiri didepan gerbang kediaman Lesmana sambil bersedekap dan menatap tajam kearah Doni.
Camelia terbelalak saat melihat kehadiran Regas disana.
Sejak kapan Regas kembali dari New York? Bukankah pria itu masih harus merampungkan kerjaannya ditempat itu untuk beberapa bulan kedepan meskipun ia telah menyelesaikan pendidikannya disana? Bagaimana bisa pria itu tiba-tiba sudah berada dikediaman Lesmana?
Sama halnya dengan Camelia, Doni juga terlihat terkejut dengan mata terbelalak mendengar ucapan Regas.
Jadi Camelia sudah memiliki tunangan?
Regas berjalan dengan kerutan tak senang kearah mereka yang masih terdiam sambil melihat dirinya dengan raut yang berbeda. Lantas pria itu segera menarik tubuh Camelia masuk kedalam rengkuhan lengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CAMELIA [END]
Teen FictionNamanya Camelia Anjani. Seorang mahasiswi fakultas psikologi yang sedang giat-giatnya menyelesaikan tugas akhir dalam masa perkuliahan. Siapa sangka, gadis cantik dengan hati lembut itu harus berakhir tragis dalam sebuah insiden kecelakaan tunggal k...