"Kamu lagi apa?"
Camelia tersenyum manis, menatap paras rupawan seorang pria yang nampak pada layar ponselnya.
Regas, yang melakukan VC bersama Camelia, tersenyum antusias menatap wajah cantik tunangannya.
"Aku baru aja pulang, sayang. Abis ketemu Sir William buat proyek kerjasama kami."
Camelia membulatkan kedua matanya, lalu mengangguk paham bahwa tunangannya itu bukan sekedar menjadi mahasiswa biasa disana, namun juga sebagai pekerja.
Kadang Camelia masih tak habis pikir dengan tunangannya itu. Bagaimana cara kerja otaknya sih? Kok bisa ada manusia seperti Regas yang bisa melakukan beberapa hal dalam satu waktu yang sama? Kuliah dan kerja secara bersamaan. Camelia kenal siapa Sir William yang Regas sebutkan itu. Dia adalah dosen sekaligus rekan kerja Regas. Awalnya Regas dan Sir William hanya saling mengenal sebagai dosen dan mahasiswa biasa pada umumnya, namun secara mengejutkan Bagas mengenalkan Sir William sebagai rekan kerjanya kepada Regas. Dari sana Sir William mengajukan pindah tangan kerjasama antara dirinya bersama Bagas untuk diserahkan pada Regas. Alasan Sir William karena ia dapat melihat potensi besar dalam diri Regas, sekaligus ingin mengajari sang mahasiswa ilmu berbisnisnya secara lebih personal.
"Oh, kamu jangan lupa buat makan dan minum vitamin yah. Istirahat juga. Aku tahu kamu hebat, Gas. Tapi jangan paksain diri kamu buat kerja. Kalo kamu capek langsung istirahat aja. Disana kan gak ada Mama atau aku yang bisa jagain kamu kalo sakit." Nasehat Camelia menatap wajah Regas lekat, seolah tengah memperingatinya.
Regas dari seberang sana terkekeh geli. Lantas membaringkan tubuhnya keatas sofa yang ia duduki. Membuka dua kancing teratas kemejanya hingga menampilkan dada yang tak dilapisi sehelai benang pun, dan dapat dilihat langsung oleh Camelia dari balik layar ponselnya. Camelia mengulum bibir.
"Iya, sayang. Aku ngerti kok. Udah aku catet juga didalam otak aku. Aku gak boleh kerja berlebihan, kalo capek harus segera istirahat. Kalo udah sakit harus cepet-cepet temui Dokter. Kalo nggak, kamu sama Mama bakal omelin aku. Lebih bagusnya lagi kamu bisa jengukin aku disini. Gitu kan?" Regas tersenyum miring menatap wajah sebal Camelia.
"Regas ihh! Pokoknya kamu jangan kerjain ini itu berlebihan. Dan gak boleh sampe SAKIT! Ngerti?" Camelia melotot dan mendekatkan wajahnya pada layar ponsel seolah tengah memarahi seorang anak kecil.
Regas kembali terkekeh sambil menganggukkan kepala.
"Kamu lagi apa, sayang?"
Camelia menunduk setelah mendengar pertanyaan Regas dan menatap tumpukan kertas hvs dihadapannya. Kertas hvs itu harus ia membubuhkan essay yang harus ia kumpulkan segera pada dosennya.
Camelia menghela napas pelan, lalu wajah cantiknya kembali terlihat cemberut yang menarik perhatian Regas.
"Lagi ngerjain essay. Bentar lagi deadline nya. Tapi masih banyak yang harus aku kerjain. Aku udah capek." Ucap Camelia. Tak bermaksud mengeluh. Hanya saja Camelia ingin seseorang mendengar ceritanya ditengah kepenatan dunia perkuliahan.
Dari seberang sana, Regas terlihat tersenyum manis. Sebelah tangannya yang bebas ia letakan dibawah kepala untuk dijadikan bantalan.
"Aku yakin kamu bisa ngerjainnya tepat waktu, sayang. Cameliaku bukan orang yang pantang nyerah. Kalo kamu capek, istirahat aja dulu. Kumpulin semangat kamu lagi, baru lanjutin Essay nya." Ucap Regas yang membuat kedua sudut bibir Camelia tertarik keatas. Kembali tersenyum manis sambil mengangguk kecil.
"Heum!"
"Kamu udah makan?" Tanya Regas.
Camelia mengangguk cepat, "Udah."
KAMU SEDANG MEMBACA
CAMELIA [END]
Teen FictionNamanya Camelia Anjani. Seorang mahasiswi fakultas psikologi yang sedang giat-giatnya menyelesaikan tugas akhir dalam masa perkuliahan. Siapa sangka, gadis cantik dengan hati lembut itu harus berakhir tragis dalam sebuah insiden kecelakaan tunggal k...