Tampak gemuruh orang sedang berlalu-lalang sambil menyeret koper mereka masing. Sama halnya dengan Arine dan Rafael yang sudah tiba di bandara diantar oleh keluarga mereka masing-masing.
"Kamu jangan nakal ya sayang, apalagi kamu belum tau culture di sana bagaimana. Ingat harus tetap jaga sikap dan ikuti etika negara itu terutama berpakaian ya," ucap Romeo mengingatkan Arine agar bisa menjaga sikap selama berada di Arab Saudi.
Walaupun tidak pernah berkunjung ke sana secara langsung, tapi sedikit banyak Romeo tau bahwa negara yang akan dikunjungi oleh anaknya ini adalah negara dengan mayoritas Muslim terbanyak. Maka dari itu ia ingin anaknya menghargai perbedaan itu dan mengikuti adat istiadat di negara yang akan ia kunjungi nanti.
"Iya papi, Ain tau kok," ucap Arine sambil memeluk ayahnya erat.
Setelah memeluk Romeo dan diberikan tanda salib di dahi oleh ayahnya, Arine beralih ke Melinda dan memeluknya erat juga.
"Hati-hati ya, salam buat Aan ya. Kamu kalau uda sampai kabari mami ya," ucap Melinda sambil memberikan tanda salib di dahi anak gadisnya itu seperti yang dilakukan oleh suaminya tadi.
"Siap laksanakan," ucap Arine sambil tersenyum lebar.
Setelah itu Rafael menghampiri kedua orang tua Arine begitupun sebaliknya, setelah selesai keduanya berjalan beriringan masuk menyusul Ivar dan Thom yang kebetulan sudah tiba lebih dahulu di bandara dan sudah berada di ruang tunggu
Setelah melalui proses check in dan drop baggage keduanya langsung berjalan ke dalam ruang tunggu sambil menunggu jadwal keberangkatan mereka.
"Hai Thom, Hai Ivar," sapa Arine sambil menyalami kedua manusia yang tampak sedang asik dengan gadget mereka masing-masing.
"Hai Arine," sapa keduanya kompak.
Sedangkan Rafael di belakang sana ikut menyalami kedua manusia itu ala persahabatan mereka.
"What's up broo," sapa Rafael.
"Gue pikir Arine gak ikut," ucap Ivar sedikit bingung karena ternyata gadis ini turut serta dalam keberangkatan kali ini.
"Bahkan Nathan tidak menyinggung sama sekali tentang adiknya tadi malam waktu gue telpon," ucap Thom juga ikut bingung.
Arine dan Rafael hanya memberikan cengiran kepada kedua manusia di hadapan mereka ini karena memang Rafael juga tak memberitahukan tentang keikutsertaan Arine.
"Aan gak tau aku ikut, jadi jaga rahasia ini baik-baik ya," ucap Arine menhentikan keduanya agar tak memberitahukan Nathan terlebih dahulu.
"Ohh i see, ceritanya mau ngasi dia kejutan ya?" tanya Thom langsung mengerti bahwa gadis kecil Nathan akan memberikan kejutan kepada kakak laki-lakinya itu.
Ivar yang akhirnya ikut mengerti hanya menganggukkan kepalanya, dalam situasi seperti ini sebenarnya membuat siapapun iri dengan kedekatan Nathan dan Arine. Bagaimana bisa dua bersaudara bisa begitu saling mendukung dalam segala aspek seperti ini? Seperti yang kita semua ketahui Arine tidak pernah melewatkan pertandingan Nathan sekalipun terkecuali pertandingan club nya.
"Ivar, awas sampai lo bocorin ke Nathan ya," ucap Arine mengintimidasi Ivar karena seperti yang ia ketahui Ivar sering kali bersikap jahil.
Ivar yang sempat termenung langsung tertampar dengan teriakan Arine, "Iyaaa, jajanin gue dulu tapi," ucap Ivar meminta uang tutup mulutnya itu.
"Apaan lo, harusnya gue yang minta dijajanin sama lo. Ini malah porotin anak kecil," ucap Arine tak terima dimintai traktiran oleh Ivar.
"Ya kan ini buat uang tutup mulut, mau gue bocorin ke Nathan sekarang?" ancam Ivar sambil pura-pura mengeluarkan ponselnya seperti akan menelepon Nathan.
KAMU SEDANG MEMBACA
He is Mine
Novela JuvenilClayrine Noel Tjoe-A-On, gadis Belanda berketurunan darah Indonesia yang diwarisinya dari sang kakek yang merupakan warga Semarang. Gadis berkelahiran 27 November 2003 ini lahir di Rotterdam dan tinggal di sana bersama Orang tuanya dan Kakak laki-la...