71. LOML 💗💗

819 65 11
                                    

Arine dengan wajah bahagianya membawa ransel miliknya dan menuruni tangga. Kedua orang tuanya hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kelakuan anak bungsu mereka itu.

"Kamu jangan nakal ya," ucap Melinda menasehati anaknya itu yang akan ikut Rafael ke rumahnya itu.

"Iyaaa mami, emang kapan Ain pernah nakal?" tanya Arine tak terima dirinya dibilang nakal.

"Kamu? Gak pernah nakal? Kiamat dunia ini, Ain," ucap Romeo melanjutkan perkataan anak gadisnya itu.

"Kan papi yang ngajarin, kalau kalem katanya bukan anak papi," ucap Arine tak terima.

"Iya juga, cuman jangan malu-maluin papi dengan sahabat lama papi dong," ucap Romeo.

Melinda dan Rafael hanya bisa tertawa melihat kedua bapak dan anak itu sedang berbincang.

"Nyetir yang baik ya, kalau dia nakal kabari ke mami," ucap Melinda sambil memukul bahu Rafael sekilas.

Rafael mengangguk dan memberikan kedua jempolnya kepada Melinda.

"Let's goo," ucap Arine segera menarik Rafael untuk segera masuk ke dalam mobil setelah berpamitan dengan kedua orang tuanya.

Hari ini Arine menginap di rumah Rafael karena esok mereka akan menjelajahi setiap sudut negara tempat mereka tinggal ini, mereka akan berpacaran layaknya pasangan pada umumnya.

"Sayang,"

"Apa sayangku?"

"Kalau aku berubah jadi kodok, kamu masih sayang gak?"

"Aku bakal jadi daun teratai buat kamu,"

"Kenapa?"

"Kan tugas aku buat ngelindungin kamu,"

Arine tersenyum malu-malu mendengarnya, tapi tujuannya kali ini bukan ingin salah tingkah. Ia sedang ingin membuat kegaduhan.

"Tunggu deh," ucap Arine sambil menegakkan tubuhnya yang tadi bersandar pada Rafael.

"Apa sayang?"

"Kamu doain aku jadi kodok?"

"Apanyaa yang doain si? Kan kamu nanya sayang,"

"Harusnya kamu bilang kalau aku bukan kodok, kok malah kamu mendukung aku jadi kodok si?"

Rafael menatap tak percaya ke arah Arine, apakah gadis ini sedang salah minum obat?

"Kamu kenapa sayang?"

"Aku bete sama kamu,"

Arine pura-pura membuang wajahnya keluar jendela, tak benar-benar marah hanya saja ia senang melihat Rafael bingung.

"Kamu mau ke kedai es krim yang mana kali ini?" tanya Rafael akhirnya mengerti tujuan gadis ini.

Arine menoleh dengan senyum kebanggaannya, akhirnya prianya sudah mengerti kodenya. Ia langsung memeluk lengan Rafael erat dan menunjukkan alamat kedai yang sudah ia siapkan dari rumah.

Rafael tersenyum melihat bagaimana kelakuan Arine yang membuatnya semakin jatuh hati setiap harinya. Ia senang dengan sifat manja Arine, karena sudah menjadi tugasnya untuk menuruti kemauan gadisnya ini. Apapun akan dia lakukan jika itu bisa membuat Arine senang.

Tanpa bertanya apa-apa lagi Rafael langsung menancap gas menuju tempat es krim yang Arine ingin kunjungi itu. Masih lebih baik gadis ini memilih es krim dari pada nanti ia meminta kopi, itu akan lebih memusingkan lagi.

—0o0–

"Please mama, Ael bawa Arine ke sini bukan buat nemenin mama," ucap Rafael kesal melihat gadisnya disabotase oleh Ibunya itu.

He is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang