Gemuruh suara penonton sudah terdengar jelas di telinga Arine, ia berpikir kali ini akan disambut dengan penonton Arab Saudi karena bertandang di kandang mereka. Tapi ternyata Arine salah, pendukung Indonesia memenuhi hampir setengah stadion dengan baju khas berwarna merah dan putih mereka.
"Gue pikir bakal penuh dengan penonton Arab Saudi," ucap Arine kepada Justin di sebelahnya.
"No, Arine. Orang Indonesia akan ada di mana-mana, bahkan waktu gue di Osaka mereka juga ada di setiap pertandingan club gue," jawab Justin merasa wajar penonton Indonesia akan hadir di manapun mereka bertanding.
"Oh ya? Bahkan di Osaka? Luar biasa," ucap Arine kagum dengan semangat yang dimiliki orang Indonesia.
Justin mengangguk menyetujui bahwa orang Indonesia memang luar biasa dan all out dalam mendukung tim kebanggaan mereka dan bahkan orang-orang di dalamnya juga.
"Lo liat tatapan tajam pacar lo ngeliat gue ngobrol sama lo," ucap Justin kepada Arine yang belum menyadari Rafael dari tadi mengawasi dirinya di sana.
"Takut lo?" tanya Arine sambil tertawa kecil melihat Rafael yang memberikan sign tinju ke arah Justin.
"Gak lah, cuman pertemanan di atas segalanya aja," jawab Justin dengan santainya.
Arine menjawabnya dengan kekehan ringannya kemudian ia bangkit dan menghampiri Rafael yang tampak datang menghampiri dirinya.
"Good luck sayang," ucap Arine sambil sedikit menunduk untuk bisa melihat Rafael yang masih berada di lapangan dan dirinya yang berada di kursi penonton.
"Thank you sayang," ucap Rafael sambil mencium pelan pergelangan tangan Arine.
Terdengar suara gemuruh sorak penonton Indonesia yang menyadari adegan romantis kedua pasangan ini. Keduanya langsung menyadari bahwa walaupun bukan di Indonesia tapi tetap saja ini pertandingan Indonesia.
"Aku lupa sayang, mereka seramai itu," ucap Rafael menyadari hal yang tak ia sadari itu tadi.
"Kamu yang semangat, jangan kecewain mereka ya," ucap Arine sambil mengacak pelan rambut Rafael yang lagi-lagi membuat mereka bersorak.
Arine dan Rafael hanya tersenyum ke arah penonton karena memang Rafael tak pernah menyembunyikan bahwa dirinya memiliki seorang gadis dan mereka harusnya mengetahui itu.
"Jangan pacaran terus lo, yang bener mainnya. Jangan ngecewain gue," ucap Justin ikut berdiri dan menyemangati Rafael.
"Aman bro, makanya aura kartu kuning lo jangan terlalu berpancar lah. Gak capek apa lo absen match penting kek begini?" ucap Rafael kesal dengan Justin yang selalu saja mendapatkan hukuman pada beberapa match penting Indonesia.
"Lo juga pernah kalau lo lupa," ucap Justin tersenyum mengejek ke arah Rafael yang membuat pria itu terdiam.
Jika kalian ingat, Rafael juga pernah absen di pertandingan melawan Uzbekistan di Piala Asia U-23 kemarin.
"Lupa gue bro, yauda gue balik ke yang lain dulu. Nanti Bapak Shin mengamuk lagi ngeliat gue kelamaan ngobrol begini," ucap Rafael menghentikan obrolannya dengan Justin dan mulai beralih ke arah Arine yang masih setia menertawakan kekonyolan dirinya dan Justin.
"Jangan ketawa terus sayang, itu candu buat aku," ucap Rafael masih setia menggenggam tangan Arine.
"Biar kamu gak ngelirik cewek-cewek Arab," ucap Arine tersenyum mengejek ke arah Rafael.
"Tetap kamu sayang, gak akan ada yang lain," ucap Rafael dengan yakinnya.
Arine terkekeh mendengarnya, ia merasa semua mata sangat tertuju kepada keduanya. Tak ingin membuat suasana kembali heboh, Arine akhirnya meminta Rafael untuk segera bergabung dengan teman-temannya di lapangan yang tampak sedang berjalan berkeliling.
KAMU SEDANG MEMBACA
He is Mine
Ficção AdolescenteClayrine Noel Tjoe-A-On, gadis Belanda berketurunan darah Indonesia yang diwarisinya dari sang kakek yang merupakan warga Semarang. Gadis berkelahiran 27 November 2003 ini lahir di Rotterdam dan tinggal di sana bersama Orang tuanya dan Kakak laki-la...