Prolog

30.4K 1.3K 133
                                    

Selamat datang di cerita baruku firza532

‍‍‍‍Genangan darah membanjiri tempat Alana berpijak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

‍‍‍‍Genangan darah membanjiri tempat Alana berpijak. Menodai sepatu putih polosnya. Tak jauh dari tempatnya berdiri, seorang pria tewas dengan posisi tergantung. Perut pria itu ternganga, menunjukkan organ dalam nan menjijikkan.

Sekujur tubuh Alana terasa kaku melihat pemandangan mengerikan tersebut. Wajah cantiknya memucat. Tubuhnya bergetar pelan. Napasnya memburu hebat layaknya baru saja berlari mengelilingi lapangan 100 kali putaran.

"Lihatlah pria malang itu, kitten. Dia mati mengenaskan karena berani mendambakanmu." Bisik seorang pria di sampingnya, membuatnya refleks menoleh ke samping dan melotot kaget.

Alana mundur beberapa langkah. Menciptakan jarak di antara mereka. "Kau siapa?!" Tuturnya bergetar lantaran terkejut melihat kehadiran sosok pria asing berwajah tampan dan berperawakan tinggi kekar.

"Aku?" Pria tampan berambut pirang itu menunjuk wajahnya sendiri, kemudian tersenyum misterius. Senyuman yang mampu membuat bulu kuduk Alana merinding.

"Pemilikmu."

*
*
*
*

"LANA! BANGUN!"

Suara teriakan seseorang mengembalikan kesadaran Alana secara paksa.

Gadis berambut pendek itu terbangun dalam kondisi bercucuran keringat dingin.

Wajah cantik alaminya tampak sangat lega setelah terbangun dari mimpi buruk.

Mimpi buruk yang terasa sangat nyata atau bisa juga disebut lucid dream. Dimana dirinya bisa mengetahui bahwa dirinya sedang berada di dalam mimpi.

Bukan hanya bisa mengetahui dirinya berada di dalam mimpi, Alana juga bisa mengendalikan mimpi. Terkecuali untuk kasus beberapa detik lalu, mimpi buruk tadi diluar kendalinya.

Berusaha keluar pun percuma karena mimpi itu terus menerus menghampiri. Terulang. Lagi, lagi, dan lagi.

"Nih anak malah melamun. Buruan mandi. Katanya hari ini ada presentasi." Omel sang ibu, membuyarkan lamunan gadis itu.

"Bantuin, ma," Alana merengek sembari mengulurkan kedua tangannya sedangkan sang ibu mengulum senyum, lalu menyambut uluran tangan Alana.

"Kamu ini. Masih aja manja. Padahal udah jadi mahasiswa."

"Hehe."

Ibu Alana menggelengkan kepala heran. Ini salahnya. Terlalu memanjakan putri semata wayangnya sejak kecil. "Buruan siap-siap."

"Iya, ma."

Wanita paruh baya itu keluar dari kamar. Meninggalkan Alana yang kembali teringat mimpi buruk tadi.

Bulu kuduknya merinding mengingat kejadian mengerikan dan senyuman misterius pria asing dalam mimpinya. "Ih, ngeri banget. Kok bisa sih gue mimpi kayak gitu? Padahal gue aja gak pernah nonton thriller. Apalagi mimpinya gak bisa gue ubah. Sebenarnya apa sih yang salah dari mimpi tadi? Kok mimpinya di luar kendali banget?"

Alana memijit pangkal hidungnya frustasi. Memilih melupakan daripada memikirkan lebih dalam. Hanya saja, ucapan terakhir si pria asing dalam mimpi kembali terngiang-ngiang di otaknya ... "PEMILIKMU"

Pemilikmu? Haha! Gila!

-oOo-

Cerita baru kedua.

Ceritanya menarik gak?

Seru gak?

Kalau iya, kuy komen sebanyak-banyaknya biar aku semangat nulis💃❤️

STALKERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang