Prolog

77.4K 3.4K 128
                                    

Happy Reading🌻

Cittt!

Suara decitan ban motor bergesekan dengan aspal secara mendadak. Mau tak mau si pengendara turun dari atas motor besarnya dengan membuka helmnya kasar.

"Gila lu?" Suara bentakan itu keluar dari bibir mungilnya dengan menatap sang lawan bicara kesal.

"..."

Sang lawan bicara hanya diam dengan menatap sayu pemuda yang hampir saja menabraknya.

"Gue mau mati," ucap lelaki itu dengan tangan meneguk kembali sebotol alkohol yang sedari tadi berada di tangannya.

Pemuda itu menatap lelaki di depannya dengan kesal. Dia tahu lelaki itu sedang mabuk, terbukti dengan banyaknya botol bekas alkohol berserakan di sana.

"Kalo mau mati jangan ngajak-ngajak gue," dengus pemuda bermata biru itu dengan tatapan kesal jelas terpancar di matanya.

"Gue gak mau nama gue tercoreng karena nabrak orang gila yang mabuk di tengah jalan."

"..."

Lelaki itu menatap pemuda di depannya dengan tatapan sayu. "Berisik."

"Cowok sinting," maki pemuda bernama lengkap Sean Wilson, dengan menatap sinis laki-laki yang kini terlihat mulai mendekat ke arahnya.

Grep!

"Ayo mati!" ajakan dengan suara berat memasuki gendang telinga Sean, dengan hawa panas menerpa kulit lehernya saat lelaki tadi memeluknya secara tiba-tiba.

"BANGSAT, LEPASIN GUE!"

"WOY, BANGUN LU BERAT!"

"ARRGHH! KAMPRET LU KUNYUK!"

Makian dan umpatan kasar keluar dari mulut Sean. Tubuh mungilnya berusaha menyingkirkan tubuh kekar laki-laki itu yang kini terlihat pingsan atau mati di pelukannya. Dia tidak tahu karena sulit untuk melihat wajah lelaki tersebut.

BRUK!

Dengan kasar Sean mendorong tubuh laki-laki tadi hingga tergeletak di sisi jalan trotoar jembatan yang sekarang mereka tempati.

PLAK!

"Sinting! Badan lu aja yang gede, minum ginian aja tepar. Lemah!" Tamparan keras dia layangkan pada wajah lelaki itu.

Sean terdiam sejenak sambil mengatur napasnya, memikirkan bagaimana cara agar lelaki ini cepat pergi.

Dia tidak bisa begitu saja meninggalkan orang tergeletak mengenaskan di jalan seperti ini.

Jalanan nampak sepi, bisa dibilang hanya ada kendaraan mereka berdua yang ada di sekitaran sana.

"Nyusahin aja lu dugong."

Drrtt... drrtt...

Fokusnya teralihkan pada suara ponsel yang terdengar asing di telinganya. Dapat dia lihat sumber suara itu berasal dari dalam saku celana yang lelaki itu pakai.

Sebuah panggilan masuk terlihat di layar ponsel lelaki itu. Saat Sean akan menjawab panggilannya, saat itu pula panggilan telah diakhiri oleh si penelpon.

Sean menghembuskan napas kasar. Dia mengambil ibu jari tangan lelaki itu untuk membuka password yang ternyata menggunakan sidik jari.

Ponsel berhasil terbuka.

Tanpa pikir panjang Sean pun mengetikan sesuatu, lalu mengirimnya pada nomor tadi yang menelpon lelaki yang masih tergeletak di atas aspal.

"Ck, untung gue baik." Setelah itu tanpa berlama-lama lagi, Sean kembali menuju ke arah motornya, memakai helm lalu melirik lelaki itu.

"Bodoh."

Setelah mengeluarkan satu kata makian, dengan gerakan cepat dia meninggalkan tempat itu, saat matanya pula melihat ada lampu kendaraan yang mulai mendekat ke arah tempat lelaki tadi tergeletak.

Mungkin itu orang yang tadi dia kirimi pesan melalui ponsel lelaki tersebut.

Tanpa dia sadari, ada barang berharga miliknya yang tertinggal di tempat itu. Barang berharga yang akan merubah hidupnya.

***
TBC

Confidential (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang