Chapter 44

22.5K 1.7K 82
                                    

Happy Reading🌻

Jam sudah menunjukan pukul 1 dini hari, dan sepasang suami istri masih nampak bergelut dalam kenikmatan.

Rasa lelah yang awalnya mereka rasakan pun mereka lupakan, dan itu semua tak juga menghentikan kegiatan panas yang tengah mereka lakukan.

"Aahhk," desah Sean untuk kesekian kalinya saat Elang terus memberikan kenikmatan pada tubuhnya.

Kedua tangan lelaki itu sibuk menjamah tubuh Sean yang sekarang sudah menjadi istrinya.

Bibirnya sibuk menghisap salah satu nipple Sean yang terasa semakin menegang dari biasanya.

"Eunghhhkk, ahh Elanghh," desah Sean semakin menjadi. Tangannya hanya mampu meremas rambut Elang.

Pluk!

Elang melepaskan kulumannya, dan perlahan mulai menjilat nipple milik Sean, membuat pemuda itu semakin bergairah.

"Gue buka ya," ucap Elang hendak membuka celana boxer yang masih melekat di tubuh Sean.

"Basah Yan."

"Anjinghh lu, janganh digituinhh!" pekik Sean tak santai saat tangan Elang semakin menjadi bermain di area sensitifnya yang saat ini sudah tak terbungkus apapun.

Elang tersenyum lebar saat melihat wajah Sean. Dia sudah tidak sabar untuk segera memasuki pemuda itu.

"Ahhhk!"

Kini suara desahan panjang itu keluar dari bibir Elang, saat pusakanya yang sedari tadi sudah menegang, bergesekan langsung dengan belahan pantat Sean.

"Kira-kira muat gak ya," gumam Sean dengan sangat antusias. Dia menggenggam pusaka Elang yang sudah berdiri tegak di depannya.

"Ahhk, Yannhh ughhh," desah tak karuan Elang dengan menatap Sean yang tengah memainkan pusakanya tanpa pikir panjang.

Sean menggigit bibir bawahnya semakin menggoda Elang. Senang sekali rasanya bisa membuat lelaki itu seperti ini.

Merasa sudah puas memainkan pusaka Elang menggunakan tangannya, kini Sean mengangkat sedikit bokongnya.

"Ahhhhhkh," desah keduanya kompak saat belahan pantat Sean menduduki batang keras milik Elang.

"Kokhh enakkh," lenguh Sean semakin menggesekkan pantatnya di sana.

"Argghh, Yannhh ahhh, guehh gaakh tahann anjinghh emmh."

Setelah mengucapkan itu, Elang dengan cepat mengubah posisinya, hingga kini tubuh Sean sudah berada di bawah kukungannya.

"Elanghh enaーhemfth." Bibir Sean yang sedari tadi meracau kenikmatan, kini sudah di bungkam oleh bibir hangat Elang.

Sean memeluk leher Elang, memperdalam ciuman mereka. Sedangkan Elang, lelaki itu sibuk meremas pantat Sean, sedangkan sebelah tangannya perlahan membuka lebar paha pemuda itu.

"Emmhh," lenguh keduanya saat kepala pusaka Elang tak sengaja menyentuh titik sensitif Sean.

"Gesekhh lagihh."

Elang dengan senang hati menuruti kemauan istrinya. Dia menggesekkan pusakanya di belahan pantat Sean dengan tempo yang sangat cepat, karena lubang belakang pemuda itu sudah sangat basah.

"Ahhh Elanghh ahh enakkhh umhh."

"Sshh, ahh Yansh pengenhh masukinnhh."

"Ahhhhh," desah panjang Sean tiba-tiba dengan melengkungkan tubuhnya, tanda pemuda itu sudah mencapai pelepasan pertamanya.

Confidential (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang