Chapter 61

18.2K 1.2K 57
                                    

Happy Reading🌻

8 bulan kemudian.

"Katanya sayang. Katanya gak mau anaknya ileran. Tapi kok gak mau nurutin permintaan anaknya. Gimana sih!" Sebuah sindiran menyebalkan terdengar di telinga Elang.

Dengan sang pelaku sindiran itu tak lain dan tak bukan adalah istrinya sendiri.

"Bukan gitu Sayang. Masa aku harus cium keteknya Bang Satria," ucap Elang dengan wajah kusut saat mendengar permintaan aneh istrinya yang tengah ngidam itu.

"Bisa besar kepala nanti dia. Gak, gak mau. Pokoknya aku gak mau lakuin itu. Yang lain aja ya," ucap Elang mulai membujuk Sean agar mengubah permintaannya.

"Gak mau. Pokoknya aku mau liat kamu cium ketek Bang Satria," kekeuh Sean dengan wajah angkuhnya.

"Yangggg, masa kamu tega liat aku cium ketek Bang Satria," rengek Elang dengan wajah memelas dia tunjukkan. "Lagian kamu ngidam apa mau nyiksa aku sih?" lanjut lelaki itu.

"Oh, jadi selama ini kamu gak ikhlas turutin kemauan aku yang lagi ngidam," delik tak suka Sean menatap Elang garang.

Elang dengan cepat segera menggelengkan kepalanya, menyangkal ucapan istrinya itu yang mulai berbicara melantur.

"Bukan gitu, Yang. Aku gak papa kalo kamu minta di beliin ini itu, tapi jangan gini juga dong permintaannya."

Elang pokoknya tidak mau mengikuti kemauan Sean. Bisa-bisa nanti Satria semakin besar kepala.

"Pokoknya aku mau liat kamu cium ketek Bang Satria," rengek Sean dengan wajah muramnya. "Yaaa, lakuin yaaa. Demi anak kamu lohh ini," bujuk Sean sekali lagi.

Elang memejamkan matanya sesaat dengan mencengkram kuat pinggiran sofa.

"Yang lain aja ya," pinta Elang sekali lagi.

"Gak mau," jawab singkat Sean dengan menggelengkan kepalanya kuat.

"Dedek mau liat Papi tersiksa, huh?" Kini Elang berbicara pada calon anaknya yang berada di dalam perut Sean.

Usia kandungan Sean sudah memasuki usia 8 bulan. Namun meski begitu, tingkat permintaan ngidamnya semakin menjadi dan aneh seperti contohnya saat ini.

Akibat melihat iklan deodorant di televisi, Sean spontan ingin melihat Elang yang mencium ketek Satria.

"Nanti kalo kamu udah lakuin permintaan ngidam aku. Nanti malem boleh deh kamu jengukin calon anak kita lagi," rayu Sean dengan wajah memelas nya.

"Kok jadi ke situ. Jangan di sangkut pautin dong," frustasi Elang dengan mimik wajah tak terima.

"Nanti malem kan emang jadwal aku buat jengukin dedek," lanjut Elang semakin menjadi.

"Kamu aja gak mau nurutin permintaan aku. Aku juga boleh dong gak mau nurutin kemauan kamu," ketus Sean.

"Ya udah, iya. Aku lakuin," jawab Elang dengan wajah datarnya.

"Sekarang yaaa!" pinta Sean antusias, dan segera bangun dari posisi duduknya saat ini.

"Jenguk dedek nya?"

"Cium ketek Bang Satria nya lah."

Elang cemberut. Dia merutuki Satria yang tiga hari lalu pulang ke Indonesia. Entah ada urusan apa, Elang saja tidak tahu.

"Ayo cepet, Elanggg!"

"Ck, iya-iya. Sabar napa sih."

"Pokoknya nanti harus aku abadikan," gumam Sean sambil tersenyum girang, mengabaikan wajah muram suaminya.

Confidential (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang